PENGURANGAN KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA LIMBAH TAILING PENAMBANGAN EMAS SKALA KECIL DI KOKAP KULON PROGO MENGGUNAKAN Cordyline fruticosa (L.) A.Chev. DAN Chrysopogon zizanioides (L.) Roberty DENGAN PENAMBAHAN ZEOLIT
Rohani Angelia Nababan, Ir. Agus Prasetya,M.Eng.Sc.,Ph.D ;Prof. Dr. rer.nat. Andhika Puspito Nugroho
2025 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan
Kegiatan pertambangan emas skala kecil (PESK) di Desa Kalirejo,
Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo merupakan pertambangan tradisional yang menggunakan
metode amalgamasi dengan bahan kimia merkuri (Hg) dalam proses pengolahannya. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui
penurunan kadar merkuri pada mediia tanah setelah fitoremediasi, menganalisis
pengaruh penambahan zeolite serta mengidentifikasi kemampuan tanaman Hanjuang (Cordyline
fruticosa (L.) A.Chev.) dan Tanaman Akar wangi (Chrysopogon
zizanioides (L.) Roberty) dalam menyerap logam berat merkuri (Hg) dari
media tanah.
Penelitian ini terdiri dari 10 perlakuan, dimana
terdapat 8 perlakuan dengan penambahan tailing yang mengandung merkuri dan 2
perlakuan tanpa tambahan tailing yang berfungsi sebagai kontrol. Metode uji
kadar merkuri menggunakan metode USEPA
7471B (Mercury In Solid or Semisolid Waste (Manual Cold-Vapor Technique) dan uji
Zeolit menggunakan metode BET (Brunauer-Emment- Teller). Analisis Hg pada media
tanah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu sebelum kegiatan fitoremediasi, minggu
ke-6 dan minggu ke-12. Analisis Hg pada tanaman, masing-masing dilakukan pada
bagian akar dan tajuk tanaman.
Dari penelitian ini diperoleh penurunan Hg tertinggi pada media tanah yang ditanami Hanjuang dengan penambahan zeolit sebanyak 100 gr yaitu sebesar 61.31 mg/kg. Sebaliknya penuruhan Hg paling rendah tejadi pada media tanah yang ditanami Akar Wangi tanpa penambahan zeolit, dengan nilai sebesar 35.87 mg/kg. Penyerapan Hg oleh tanaman Hanjuang tertinggi 57.72 mg/kg, dengan kadar Hg tertinggi dibagian akar, sedangkan penyerapan Hg tertinggi oleh tanaman akar wangi sebesar 49.65 dengan kadar Hg tertinggi dibagian akar. Kedua tanaman yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai BAC<1>
Artisanal and Small-Scale Gold Mining (ASGM) activities in Kalirejo
Village, Kokap District, Kulon Progo Regency, are traditional mining operations
that use the amalgamation method, employing mercury (Hg) as a chemical reagent
in the processing. This study aims to determine the reduction of mercury levels
in soil media after phytoremediation, analyze the effect of adding zeolite, and
evaluate the ability of Ti plant (Cordyline fruticosa (L.) A.Chev.) and Vetiver grass (Chrysopogon zizanioides (L.) Roberty) to
absorb the heavy metal mercury (Hg) from soil media.
This research consisted of 10 treatments, including 8 treatments
involving the addition of mercury-containing tailings and 2 treatments without
tailings, which served as controls. Mercury levels were measured using the
USEPA 7471B method (Mercury in Solid or Semisolid Waste – Manual Cold-Vapor
Technique), while zeolite characterization was performed using the BET method
(Brunauer-Emmett-Teller). Mercury analysis in soil media was conducted three
times: before phytoremediation, in the 6th week, and in the 12th week. Mercury
analysis in plants was performed separately for the root and shoot parts.
The highest mercury reduction in soil media was observed in the treatment with Ti plants and the addition of 100 grams of zeolite, achieving a reduction of 61.31 mg/kg. Conversely, the lowest mercury reduction was recorded in soil media planted with Vetiver grass without zeolite, achieving a reduction of 35.87 mg/kg. The highest mercury uptake by Ti plants was 57.72 mg/kg, with the highest concentration found in the roots. Similarly, the highest mercury uptake by Vetiver grass was 49.65 mg/kg, with the roots also showing the highest concentration. Both plants used in this study exhibited BAC < 1>
Kata Kunci : Phytoremediation, Mercury, Artisanal and Small-Scale Gold Mining