Model Pengorganisasian Dalam Pembangunan Berbasis Masyarakat Kelompok Wanita Tani Lestari: Analisis Kepemimpinan Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari di Dusun Tegalsari
Afina Putri Kusumadewi, Dr. RB. Abdul Gaffar Karim, S.IP., M.A.
2025 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN
Pembangunan dengan pendekatan top-down sering kali menjadikan masyarakat sebagai objek kekuasaan. Masyarakat tidak dapat sepenuhnya mengandalkan pemerintah dalam pencapaian kehidupan yang lebih baik, sehingga penting untuk membangun kemandirian melalui proses pengorganisasian masyarakat. Proses ini memungkinan masyarakat menjadi subjek perubahan yang aktif dalam mengelola sumber daya lokal. Skripsi ini membahas pengorganisasian yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari di Dusun Tegalsari yang berhasil memanfaatkan aloe vera untuk meningkatkan keseahteraan mereka.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, serta menerapkan 12 indikator Jack Rothman untuk menganalisis model pengorganisasian yang diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang digunakan adalah locality development, yang menekankan peran pemimpin lokal, keterlibatan aktif masyarakat, serta proses pembelajaran yang kolektif. Melalui pengorganisasian ini, KWT Lestari berhasil membangun identitas "Dusun Aloe Vera", memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Meskipun berhasil, kelompok ini menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan perbedaan tingkat partisipasi anggota. Namun, model locality development memungkinkan pengorganisasian yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Studi ini dapat menjadi pembelajaran bagi kelompok lain yang ingin mengembangkan potensi lokal melalui pendekatan pengorganisasian masyarakat.
Top-down development approach views the community as an object of power. Communities cannot fully rely on the government to achieve a better life, making it essential to build independence through the process of community organizing. This process allows the community to become an active subject of change in managing local resources. This study aims to discuss the organizing efforts carried out by the Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari di Dusun Tegalsari, which successfully utilized aloe vera to improve their welfare.
This research use a qualitative approach with a case study method, applying Jack Rothman's 12 indicators to analyze the applied organizing model. The result show that the model used is locality development, which emphasizes the role of local leaders, active community involvement, and a collective learning process. Through this organisation, KWT Lestari successfully established the identity of "Dusun Aloe Vera." creating social and economic impacts for the community. Despite its success, the group faces challenges such as limited resources and varying levels of participation among members. However, the locality development model enables more independent and suistanable organizing. This study can serve as a lesson for other groups wishing to develop local potential through community organizing approaches.
Kata Kunci : Pengembangan lokalitas, Pengorganisasian masyarakat, Organisasi, Kemandirian, Partisipasi aktif, Pemimpin lokal, Pembelajaran kolektif