PENERJEMAHAN ELIPSIS KITAB AL-FURU<Q KARYA KH. ZAINAL ABIDIN MUNAWWIR SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KESEPADANAN TEKSTUAL
Ummi Rohmatuningsih, Dr. Arief Ma'nawi, S.S., M.Hum.
2025 | Tesis | S2 Linguistik
Kitab Al-Furu>q
merupakan kitab berbahasa Arab karangan KH. Zainal Abidin Munawwir yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Isinya menjelaskan mengenai beberapa
perbandingan hukum fikih (tata cara dan hukum beribadah) yang berbeda tetapi
hampir sama. Adapun penelitian ini ditulis karena adanya banyak temuan kohesi
elipsis dalam kitab Al-Furu>q, yang berkaitan dengan struktur kalimat dan
gramatikal bahasa Arab. Temuan elipsis dalam bahasa sumber (BSu) memiliki perbedaan
jenis kata, makna, dan bahkan jenis elipsis pada bahasa sasaran (BSa) yaitu
bahasa Indonesia karena perbedaan karakteristik kedua bahasa tersebut. Hal ini
menjadi sangat berpengaruh pada strategi penerjemahan dan implikasinya terhadap
kesepadanan tekstual. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apa saja jenis elipsis dalam kitab Al-Furu>q dan
terjemahannya dalam bahasa Indonesia, serta mengetahui apa saja strategi
penerjemahan yang dilakukan penerjemah dan bagaimana implikasinya terhadap
kesepadanan tekstual.
Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif yaitu dengan teknik padan translational, komparatif, dan
interpretatif. Hasil penelitian ditemukan ada 173 data jenis kohesi elipsis,
dengan presentase: 58% elipsis nomina,
16% elipsis verba, dan 26% elipsis klausa. Kohesi elipsis nomina paling dominan
dikarenakan banyaknya jenis nomina dalam bahasa Arab, yang menjadikan variasi
penggunaannya lebih sering digunakan. Adapun temuan data strategi penerjemahan
terbagi menjadi pemertahanan elipsis sebanyak 33%, pelengkapan elipsis 64%, dan
penggantian elipsis 3%. Akan tetapi pelengkapan elipsis lebih banyak ditemukan
pada proses penerjemahannya. Hal tersebut karena tujuan BSa untuk memberi
pemahaman secara konteks kepada pembaca terutama dengan genre ilmu fikih dari Al-Furu>q, sehingga
menyesuaikan dengan budaya bahasa yang berbeda. Adapun implikasi kesepadanan
tekstual dihasilkan data kesepadanan penuh 32?n kesepadanan tidak penuh 68%.
Maka dapat disimpulkan bahwa elipsis dalam bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran, menempati posisi yang penting.
Hal ini karena seringnya ditemukan elipsis digunakan dalam teks-teks Arab salah
satunya kitab Al-Furu>q ini. Penggunaan elipsis juga menjadikan ekspresi
Bsu dan Bsa menjadi padat, singkat, dan menghindari banyak pengulangan. Selanjutnya penerjemahan elipsis ini sangat
mempengaruhi strategi penerjemahan dari penerjemah yang harus menyesuaikan
kebutuhan pemahaman makna kepada pembaca. Hal ini juga kemudian mempengaruhi terhadap
implikasi pada kesepadanan tekstual antara bahasa sumber dan bahasa sasaran.
Kata kunci: Al-Furu>q,
kesepadanan tekstual, kohesi elipsis, penerjemahan
Kitab Al-Furu>q is an Arabic book written by KH. Zainal
Abidin Munawwir and translated into Indonesian. Its content explains various
comparative aspects of Islamic jurisprudence (the guidelines and legal rulings
of worship in Islam) that are different but closely related. This study was
conducted due to the significant presence of ellipsis cohesion in Al-Furu>q, which is closely related to Arabic sentence
structure and grammar. The findings show that ellipsis in the source language
(SL) differs in word type, meaning, and even the type of ellipsis cohesion when
translated into the target language (TL), which is Indonesian. These
differences are due to the different characteristics of the two languages. Such
differences have a significant impact on the translation strategies used and
their effects on textual equivalence. Therefore, this study aims to identify
the types of ellipsis cohesion present in Al-Furu>q and its Indonesian translation, as well as to
examine the translation strategies employed and their impact on textual
equivalence.
The method used is a qualitative
descriptive method with translational, comparative, and interpretative matching
techniques. The research results identified 173 types of ellipsis cohesion with
the following percentages: 58% nominal ellipsis, 16% verbal ellipsis, and 26%
clausal ellipsis. Nominal ellipsis dominates due to the abundance of noun types
in Arabic, which leads to more frequent usage variations.
The translation strategies are divided into
ellipsis retention (33%), ellipsis completion (64%), and ellipsis replacement
(3%). However, ellipsis completion is the most frequently used strategy in this
study. This is because the source language (SL) aims to provide readers with
contextual understanding, especially in the fiqh genre of Al-Furu>q, thereby adapting to different
linguistic cultures. In terms of textual equivalence, the data show 32% full
equivalence and 68% partial equivalence. It can be concluded that ellipsis
plays an important role in Arabic, which makes Arabic a concise and dense
language with deep contextual meaning. This characteristic influences the
translation process and textual equivalence in Indonesian as the target
language (TL).
Thus, it can be concluded that
ellipsis has a significant position in Arabic when translated into Indonesian
as the target language. This is due to the frequent use of ellipsis in Arabic
texts, including Al-Furu>q. The use of ellipsis also makes expressions
in both the source and target languages more concise and compact, and helps
avoid excessive repetition. Furthermore, the translation of ellipsis greatly
influences the translator's strategy, as he must adapt to ensure that the
intended meaning is understood by the reader. This, in turn, has implications
for textual equivalence between the source and target languages.
Keywords: Al-Furu>q,
textual equivalence, ellipsis cohesion, translation
Kata Kunci : Al-Furuq, Kesepadanan tekstual, Kohesi elipsis, Penerjemahan