DESCRIPTIVE STUDY OF NASOPHARYNGEAL CARCINOMA PATIENTS CHARACTERISTICS BASED ON REGIONAL DISTRIBUTION AT RSUP DR. SARDJITO BETWEEN JANUARY 2022 - JANUARY 2024
Zedi Ikram El Fathi, Dr. dr. Sagung Rai Indrasari, M.Kes., Sp.T.H.T.B.K.L(K)., Subsp.Onk(K)., FICS ; Dr. dr. Camelia Herdini, M.Kes., Sp.T.H.T.B.K.L., Subsp.Onk(K)., FICS
2025 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER
Latar Belakang: Karsinoma nasofaring (Nasopharyngeal carcinoma/NPC) adalah keganasan
yang umum di Asia Tenggara, dengan variabilitas karakteristik yang signifikan antar wilayah.
Memahami pola ini sangat penting untuk intervensi kesehatan masyarakat yang terarah.
Tujuan: Mendeskripsikan karakteristik pasien NPC yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito,
termasuk usia, jenis kelamin, stadium, pekerjaan, dan klasifikasi histopatologi, di berbagai
wilayah di Yogyakarta dan luar Yogyakarta.
Metode: Studi retrospektif ini menganalisis 174 kasus NPC yang telah dikonfirmasi di RSUP Dr.
Sardjito dari Januari 2022 hingga Januari 2024. Variabel yang dianalisis meliputi data demografi,
kategori pekerjaan, stadium tumor, dan subtipe histopatologi. Data disajikan dalam statistik
deskriptif dan divisualisasikan melalui grafik.
Hasil:
1. Usia dan Jenis Kelamin: Rata-rata usia adalah 51,97 tahun (SD: 13,41), dengan dominasi
laki-laki sebanyak 68,4%. Kasus stadium lanjut terkonsentrasi pada pasien berusia 50–60
tahun.
2. Analisis Wilayah: Di antara wilayah Yogyakarta, Sleman melaporkan jumlah kasus
tertinggi (25 kasus, 14,37%), diikuti oleh Bantul (20 kasus, 11,49%). Pasien luar
Yogyakarta menyumbang 52,8%.
3. Distribusi Stadium: Stadium lanjut (IV A: 39,1%, IVB: 28,7%) mendominasi. Stadium
awal (I: 4,6%, II: 8,6%) kurang diwakili.
4. Pekerjaan: Pekerjaan dalam ruangan mendominasi (48,8%), dengan wilayah pedesaan
menunjukkan proporsi lebih tinggi untuk pekerjaan luar ruangan.
5. Histopatologi: NPC tipe non-keratinisasi adalah subtipe yang paling umum (63,79%),
sementara kasus keratinisasi terlokalisasi di Gunung Kidul dan Kulon Progo.
Kesimpulan: Kasus NPC sebagian besar ditemukan pada laki-laki (68,4%) dan terkonsentrasi
pada kelompok usia 50–60 tahun. Pekerjaan di dalam ruangan (48,8%) umum ditemukan di
daerah perkotaan, sementara pekerjaan di luar ruangan di daerah pedesaan terkait dengan faktor
risiko lingkungan. Stadium lanjut (IV A dan IVB) mendominasi, terutama pada pasien dari luar
Yogyakarta, mencerminkan disparitas akses pelayanan kesehatan. Subtipe non-keratinisasi
adalah yang paling umum, sedangkan subtipe keratinisasi hanya ditemukan di Gunung Kidul dan
Kulon Progo. Hasil ini menekankan perlunya strategi yang ditargetkan untuk meningkatkan
deteksi dini, akses layanan kesehatan yang lebih merata, serta penelitian lebih lanjut terkait
faktor risiko lingkungan dan genetik.
Background: Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is a prevalent malignancy in Southeast Asia,
with significant regional variability in characteristics. Understanding these patterns is essential
for targeted public health interventions.
Objective: To describe the characteristics of NPC patients treated at RSUP Dr. Sardjito,
including age, gender, stage, occupation, and histopathological classification, across different
regions in Yogyakarta and non-Yogyakarta.
Methods: This retrospective study analyzed 174 confirmed NPC cases at RSUP Dr. Sardjito
from January 2022 to January 2024. Variables included demographic data, occupational
categories, tumor staging, and histopathological subtypes. Data were presented with descriptive
statistics and visualized through charts.
Results:
1. Age and Gender: The mean age was 51.97 years (SD: 13.41), with 68.4% male
predominance. Advanced cases were concentrated in patients aged 50–60 years.
2. Regional Analysis: Among Yogyakarta regions, Sleman reported the highest cases (25,
14.37%), followed by Bantul (20, 11.49%). Non-Yogyakarta patients represented 52.8%.
3. Stage Distribution: Advanced stages (IV A: 39.1%, IVB: 28.7%) dominated. Early stages
(I: 4.6%, II: 8.6%) were underrepresented.
4. Occupation: Indoor occupations were predominant (48.8%), with rural regions showing a
higher proportion of outdoor jobs.
5. Histopathology: Non-keratinizing NPC was the most prevalent subtype (63.79%), with
keratinizing cases localized to Gunung Kidul and Kulon Progo.
Conclusion: NPC cases were predominantly male (68.4%) and concentrated in the 50–60 years
age group. Indoor occupations (48.8%) were common in urban areas, while outdoor jobs in rural
regions were linked to environmental risk factors. Advanced stages (IV A and IVB) were
prevalent, particularly among non-Yogyakarta patients, reflecting disparities in healthcare access.
Non-keratinizing NPC was the most common subtype, while keratinizing NPC was localized to
Gunung Kidul and Kulon Progo. These results emphasize the need for targeted strategies to
enhance early detection, improve healthcare access, and explore environmental and genetic risk
factors.
Kata Kunci : Keywords: Nasopharyngeal Carcinoma, Epidemiology, Histopathology, Regional Distribution, Yogyakarta