Status Gizi Pasien Duchenne Muscular Dystrophy di Yogyakarta
Faris Khaziq Labiba, dr. Kristy Iskandar, M.Sc., Ph.D, Sp.A, Subsp.Neuro(K); Prof. dr. Gunadi, Ph.D, Sp.BA., Subsp.D.A.(K)
2025 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER
Latar Belakang Penelitian :
Pasien dengan Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) berisiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada awal kehidupan, dengan peningkatan risiko kekurangan gizi atau malnutrisi saat mendekati usia dewasa. Faktor yang memengaruhi status gizi pasien adalah masalah pencernaan, perubahan metabolisme tubuh, dan keterbatasan aktivitas fisik. Penilaian status gizi penting dilakukan kepada pasien DMD yang berguna untuk rekomendasi rencana gizi khusus terkait dengan kondisi pasien.
Tujuan Penelitian :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi pasien Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) di Yogyakarta berdasarkan berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh menurut umur dan faktor yang memengaruhinya (status ambulasi, pengobatan kortikosteroid, dan fisioterapi).
Metode Penelitian :
Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan menggunakan metode kohort retrospektif. Data yang diperoleh berupa usia, asal rumah sakit, status sosioekonomi, status ambulasi, pengobatan menggunakan kortikosteroid, fisioterapi, tinggi badan, dan berat badan. Berat badan, tinggi badan, dan Indeks Massa Tubuh diukur menggunakan data referensi WHO Growth Chart. Analisis ditampilkan sebagai mean (s.d.) atau median (iqr) apabila distribusi data tidak normal. Independent t-test digunakan untuk membandingkan mean, sedangkan mann-whitney U test digunakan untuk membandingkan median (non-parametric). Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel prediktor dengan variabel outcome.
Hasil :
Data rekam medis (n=81) diperoleh dari dua rumah sakit di Yogyakarta, dari data tersebut 47 subjek diikusertakan dalam studi dengan total 252 data kunjungan. Rata-rata usia subjek pada saat kunjungan awal adalah 10 tahun dengan median indeks massa tubuh yaitu 14.9 kg/m2. Status gizi subjek diukur menggunakan grafik standar yang dikembangkan oleh WHO (WHO Growth Chart). Secara keseluruhan, berat dan tinggi badan menurut umur menunjukkan tren penurunan berturut-turut sebesar 0.38 dan 0.42 standar deviasi seiring bertambahnya usia subjek. Sedangkan, indeks massa tubuh menurut umur cenderung konstan setiap pertambahan usia (- 0.07 s.d.). Dalam studi kohort retrospektif ini, indeks massa tubuh menurut umur dipengaruhi oleh status ambulasi (?=-1.274; t(41)=-2.634; p=0.012), pengobatan kortikosteroid (?=1.072; t(41)=2.319; p=0.025), fisioterapi (?=1.131; t(41)=2.621; p=0.012), usia (?=-0.296; t(41)=-2.363; p=0.023), dan status sosioekonomi (?=- 1.790; t(41)=-3.405; p=0.001) dengan mempertimbangkan variabel lain konstan.
Kesimpulan :
Subjek DMD di Yogyakarta menunjukkan penurunan berat dan tinggi badan seiring bertambahnya usia, sementara indeks massa tubuh cenderung konstan apabila didasarkan pada grafik pertumbuhan WHO. Faktor yang memengaruhi indeks massa tubuh menurut umur meliputi status ambulasi, pengobatan kortikosteroid, fisioterapi, usia, dan status sosioekonomi.
Kata Kunci :
Duchenne Muscular Dystrophy (DMD), Status gizi, Kesehatan anak, Indeks Massa Tubuh (IMT), TB/U, BB/U, IMT/U , WHO Growth Chart
Introduction
Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) patients face nutritional challenges, including early-life obesity and later-life malnutrition, influenced by factors such as gastrointestinal issues, metabolic changes, and limited physical activity. Nutritional assessment is essential for tailored interventions.
Objective
To evaluate the nutritional status of DMD patients in Yogyakarta based on weight, height, and BMI-for-age, and identify influencing factors, including ambulation status, corticosteroid use, physiotherapy, age, and socioeconomic status.
Methods
A retrospective cohort study analyzed 47 DMD patients (252 visits) from two hospitals. Data on anthropometry, ambulation, corticosteroid use, physiotherapy, and socioeconomic status were assessed using WHO Growth Charts. Statistical analyses included t-tests, Mann-Whitney U tests, and multivariable linear regression
Results
Weight-for-age and height-for-age declined with age (-0.38 and -0.42 SD, respectively), while BMI-for-age remained stable (-0.07 SD). BMI-for-age was influenced by ambulation status (? = - 1.274, p = 0.012), corticosteroid use (? = 1.072, p = 0.025), physiotherapy (? = 1.131, p = 0.012), age (? = -0.296, p = 0.023), and socioeconomic status (? = -1.790, p = 0.001).
Conclusion
DMD patients in Yogyakarta experience declining weight and height-for-age but stable BMI-for- age with age. Key influencing factors include ambulation, corticosteroid use, physiotherapy, age, and socioeconomic status.
Keywords: Duchenne Muscular Dystrophy (DMD), nutritional status, child health, Body Mass Index (BMI), height-for-age, weight-for-age, BMI-for-age, WHO Growth Chart
Kata Kunci : Duchenne Muscular Dystrophy (DMD), Status gizi, Kesehatan anak, Indeks Massa Tubuh (IMT), TB/U, BB/U, IMT/U , WHO Growth Chart