PENERAPAN STANDAR GLOBAL INTERNATIONAL UNION FOR CONSERVATION OF NATURE (IUCN) UNTUK NATURE-BASED SOLUTION SEBAGAI EVALUASI KEBERLANJUTAN PENGGUNAAN LAHAN DI DESA PARANGTRITIS YOGYAKARTA
Boma Karunia Dwi Putra, Dr.rer.nat. Muhammad Anggri Setiawan, M.Si.; Dr. Bachtiar Wahyu Mutaqin, S.Kel., M.Sc.
2025 | Tesis | S2 Geografi
Nature-based Solutions (NbS) muncul sebagai strategi penting untuk mengatasi permasalahan sosial global, seperti perubahan iklim dan degradasi ekosistem. Meski konsep ini semakin populer, implementasinya di negara berkembang masih terbatas. Penelitian ini berfokus pada Desa Parangtritis, Indonesia, sebagai contoh wilayah yang mengalami pertumbuhan pesat dan tekanan lingkungan akibat pariwisata massal. Studi ini bertujuan 1) Mengidentifikasi penerapan kriteria pada Standar Global IUCN untuk NbS pada konteks spasial di Desa Parangtritis; 2) Menganalisis sebaran variasi kategori NbS di Desa Parangtritis; 3) Menganalisis kombinasi analisis satuan bentuklahan dan penggunaan lahan untuk merekomendasikan penerapan NbS.
Penelitian ini menggunakan unit analisis berupa penggunaan lahan untuk menilai kesesuaian pada Standar Global IUCN untuk NbS. Penilaian dilakukan menggunakan wawancara semi terstruktur untuk menilai penggunaan lahan berdasarkan Standar Global IUCN untuk NbS. Hasil tersebut diolah secara spasial untuk mengetahui sebarannya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kriteria Standar Global IUCN untuk Nature-based Solutions (NbS) dapat diterapkan secara spasial di Desa Parangtritis, namun dengan tingkat ketercapaian yang bervariasi pada berbagai penggunaan lahan. Dari sepuluh jenis penggunaan lahan yang diteliti, hanya dua yang cukup mematuhi standar IUCN, tiga mematuhi secara parsial, dan lima tidak mematuhi sama sekali. Faktor utama yang menghambat penerapan NbS adalah kriteria kelayakan ekonomi, terutama pada penggunaan lahan yang kurang populer atau memberikan manfaat ekonomi langsung yang terbatas.
Analisis kombinasi satuan bentuklahan dan penggunaan lahan dapat digunakan dalam merekomendasikan penerapan NbS. Berdasarkan tiga kombinasi bentuklahan utama yang diidentifikasi, rekomendasi penerapan NbS meliputi Sustainable Forest Management (SFM) dan Community Forest Management (CFM) untuk lereng perbukitan struktural dan solusional, restorasi gumuk pasir terintegrasi dengan pengelolaan pariwisata di pesisir pada bentuklahan aeolian dan marin, serta optimalisasi pengelolaan lahan pertanian dan pengembangan sistem pengelolaan air terpadu di dataran fluvial. Keberhasilan penerapan NbS sangat bergantung pada pertimbangan pengetahuan lokal, struktur sosial, dan kondisi ekonomi masyarakat setempat, serta melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Nature-based Solutions (NbS) have emerged as an important strategy to address global social issues, such as climate change and ecosystem degradation. Despite the increasing popularity of this concept, its implementation in developing countries remains limited. This research focuses on Parangtritis Village, Indonesia, as an example of a region experiencing rapid growth and environmental pressures due to mass tourism. The study aims to: 1) Identify the application of criteria from the IUCN Global Standard for NbS in the spatial context of Parangtritis Village; 2) Analyze the distribution of NbS category variations in Parangtritis Village; and 3) Analyze the combination of landform units and land use analysis to recommend NbS implementation.
The research utilizes land use as the unit of analysis to assess conformity with the IUCN Global Standard for NbS. The assessment is carried out through semi-structured interviews to evaluate land use based on the IUCN Global Standard for NbS. These results are then spatially processed to find out the distribution. The study reveals that the criteria of the IUCN Global Standard for NbS can be spatially applied in Parangtritis Village, but with varying levels of compliance across different land uses. Of the ten types of land use examined, only two adequately adhere to the IUCN standard, three partially adhere to the IUCN standard, and five insufficient to adhere the IUCN standard. The primary factor hindering NbS implementation is the economic feasibility criterion, especially in land uses that are less popular or provide limited direct economic benefits. The combination of landform units and land use analysis can be utilized in recommending NbS implementation.
Based on three main landform combinations identified, NbS recommendations include Sustainable Forest Management (SFM) and Community Forest Management (CFM) for structural and solutional hill slopes, integrated sand dune restoration with tourism management along coastal aeolian and marine landforms, as well as optimizing agricultural land management and developing an integrated water management system in fluvial plains. The success of NbS implementation heavily depends on local knowledge, social structure, and the economic conditions of the community, along with engaging local people in decision-making processes.
Kata Kunci : Bentuklahan, Nature-based Solution, Penggunaan Lahan, Standar Global IUCN