Manajemen Simpang di Jalan Lingkar Utara Yogyakarta
ANWAR, Yulius, Dr.Ir. Siti Malkhamah, MSc
2004 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik TransportasiPersimpangan merupakan pertemuan arus lalu lintas yang berpotensi menimbulkan kemacetan lalu lintas dan konflik terutama adanya pergerakan lalu lintas kendaraan roda dua dari jalur lambat yang akan belok kanan harus melalui jalur cepat kemudian baru dapat belok kanan. Hal tersebut akan memberikan dampak terhadap biaya operasional pengguna jalan. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak sinyal terkoordinasi terhadap biaya operasional pengguna jalan yang terdiri atas : biaya tundaan, biaya kecelakaan dan biaya bahan bakar, menyediakan fasilitas bagi kendaraan dari jalur lambat (sepeda motor) yang belok kanan pada simpang dan memberikan usulan rancangan geometrik simpang dengan memeperhatikan faktor Equity. Penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan metoda survai yang terdiri dari : survai volume lalu lintas di persimpangan, survai antrian, survai geometrik simpang, survai kecepatan, survai okupansi kendaraan dan simulasi Transyt/11 yang telah divalidasi. Skenario yang dilakukan adalah manajemen simpang tunggal, yaitu setting time APILL dan pemberian fasilitas lalu lintas bagi kendaraan dari jalur lambat yang belok kanan. Skenario lainnya adalah manajemen simpang terkoordinasi. Penelitian dilakukan sepanjang koridor jalan ring road utara Yogyakarta mulai dari simpang Monjali, simpang Kentungan dan simpang Gejayan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan melakukan manajemen berupa Setting Time APILL memberikan dampak yang lebih baik terhadap kinerja simpang, pemberian fasilitas lalulintas yang belok kanan juga memberikan kinerja yang lebih baik walaupun kurang signifikan dan dengan koordinasi antar simpang bersinyal akan memberikan dampak positif terhadap biaya operasional dibandingkan dengan tanpa koordinasi. Efesiensi setelah dilakukan koordinasi sinyal yang didapat atas biaya operasional pengguna jalan untuk lalulintas tanpa pemberian fasilitas belok kanan bagi sepeda motor adalah Rp. 1.387.593,- /jam atau 24,54 % (dari Rp. 5.653.333,-/jam menjadi Rp. 4.266.365,-/jam) sedangkan penghematan dengan pemberian fasilitas belok kanan berupa pembuatan garis henti tersendiri efesiensi yang terjadi adalah Rp. 1.238.946,-/jam atau 21,91 % (dari Rp. Rp. 5.653.333,-/jam menjadi Rp. 4.415.011,-/jam).
Intersection as the potential joint of traffic flow lead to traffic jam and conflict, particularly there is traffic movement of motor vehicle in slow lane which turns to the right through speed lane to turn to the right. It can give the operational cost impact for user. The purpose of this research are; to find out the coordination signal impact of the operational cost for user that consists of delay cost, injury cost, and fuel cost; to provide vehicle facility in slow lane (motorcycle) which turn on the right at the intersection; and to give the proposal of intersection geometric design by taking note the equity factor. This research was conducted by survey method which consists of; intersection geometric, speed survey, vehicle occupancy survey, and simulation of validation Transyt 11. Scenario has been done by single intersection management, i.e. APILL setting time and giving traffic facility for vehicle from slow lane which turns to the right. The location of this research was along the corridor of North Ring Road in Yogyakarta such as Monjali, Kentungan, and Gejayan intersections. The result of this research shows that by doing the management of APILL setting time gives the better impact of intersection performance, providing the traffic facility which turns to the right, giving the better performance even less of significantly, and coordinating among signal intersection give the positive impact of the operational cost by comparing non coordination. The efficiency done by the signal coordination which gotten by the operational cost of user for traffic without given the turn to the right facility for motorcycle is 1,387,593 rupiahs/hour or 24.54% (from 5,653,333 rupiahs/hour to 4,266,365 rupiahs/hour), on the other side the efficiency by giving the turn to the right facility with creating stop line is 1,238,946 rupiahs/hour or 21,91% (from 5,653,333 rupiahs/hour to 4,415,011 rupiahs/hour).
Kata Kunci : Jalan Lingkar Utara,Manajemen Simpang, Coordination, Operational Cost and Right Turning Facility