American Online News Media Framing of Prabowo's Candidacy in the 2024 Indonesian Presidential Election
Nariza Ayu Pasha, Dr. Aris Munandar, M. Hum.
2025 | Tesis | MAGISTER PENGKAJIAN AMERIKA
Atensi media Amerika berfokus pada isu-isu domestik dan perkembangan politik internasional. Media memiliki kekuatan yang signifikan dalam membentuk persepsi publik, menyebarkan informasi dan mengontrol bagaimana sebuah isu atau peristiwa diberitakan. Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, tidak luput dari sorotan media Amerika. Dalam pemilihan presiden Indonesia kedelapan pada tahun 2024, Prabowo Subianto mendapat perhatian yang lebih intensif dibandingkan dua kandidat lainnya di berbagai pemberitaan media online Amerika.
Penelitian ini berupaya mengkaji bagaimana media berita daring Amerika membingkai pemberitaan mengenai pencalonan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden Indonesia 2024, serta mengeksplorasi alasan dibalik pembingkaian tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang sumber data utama nya adalah kumpulan artikel terpilih dari New York Times, Washington Post, dan CNN yang memberitakan pencalonan Prabowo. Sumber data sekunder penelitian ini diambil dari artikel jurnal, artikel berita, dan buku yang berkaitan dengan topik penelitian.
Peneltian ini dilakukan di dalam paradigma Pengkajian Amerika transnasional. Dengan menerapkan teori analisis framing Robert M. Entman, memungkinkan peneliti menelaah seleksi dan penonjolan isu dan pemilihan kata media Amerika menciptakan narasi tertentu terkait Pabowo, serta menganalisis konteks masyarakat Amerika dan ideologi media dalam mempengaruhi kontruksi pemberitaan tesebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga media tersebut secara konsisten membingkai Prabowo dalam narasi kritis yang berfokus pada penekanan pada kompleksitas identitas Prabowo, termasuk masa lalu yang kontroversial (dugaan pelanggaran hak asasi manusia, hubungan dengan Soeharto, dan respon pragmatis Amerika), serta transformasi citra (citra di masa lalu dan saat ini, pengaruh Jokowi, dan pengaruh media sosial). Selain itu, ketiga media ini juga membingkai pencalonan Prabowo sebagai ancaman yang berpotensi merusak demokrasi Indonesia dan membangun politik dinasti di Indonesia. Melihat konteks pemberitaan tersebut, pembingkaian ini disebabkan oleh nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia yang telah mengakar di masyarakat Amerika, serta pengaruh bias dan ideologi media yang liberal. Selain itu, pembingkaian ini juga mencerminkan kritik media terhadap penegakan demokrasi dan hak asasi manusia di Amerika yang belum terwujud sepenuhnya.
American media attention focuses on domestic issues and international political developments. The media has significant power in shaping public perception, transmitting information and controlling how an issue or event is reported. Indonesia, as the world’s third-largest democracy, is not exempt from the spotlight of the American media. In Indonesia’s eighth presidential election in 2024, Prabowo Subianto received more intensive attention than the other two candidates in various American online news media coverage.
This qualitative study tries to analyze how American online media framed the news about Prabowo Subianto’s candidacy in the 2024 Indonesian presidential election and explore the reasons behind the framing. The primary data source is a collection of selected news articles from the New York Times, Washington Post, and CNN that cover Prabowo’s candidacy. Secondary data sources were from news articles, journal articles, and books related to the research topic.
This research applies the paradigm of transnational American Studies. Applying Robert M. Entman’s framing analysis theory, it examines the American media’s selection and highlights issues and choice of words to create a particular narrative related to Pabowo. The research also analyzes the context of American society and media ideology in influencing news construction.
The results show that the three media consistently framed Prabowo in a critical narrative that focused on emphasizing the complexity of Prabowo’s identity, which included a controversial past (alleged human rights violations, ties to Suharto, and America’s pragmatic response), as well as image transformation (past and current image, Jokowi’s influence, and social media influence). Furthermore, these three media outlets also framed Prabowo’s candidacy as a threat that could potentially undermine Indonesian democracy and establish dynastic politics in Indonesia. Considering the context in which these news reports were produced, this framing is due to the deep-rooted values of democracy and human rights in American society, as well as the influence of liberal media bias and ideology. Moreover, this framing also reflects media criticism of America’s own incomplete enforcement of democracy and human rights.
Kata Kunci : American online news media, democracy, media framing, Prabowo’s candidacy