Fasilitas perpindahan moda di Stasiun Kereta Api :: Studi kasus Stasiun Lempuyangan Yogyakarta
WIARCO, Yuwono, Dr.Ir. Siti Malkhamah, MSc
2004 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik TransportasiStasiun Lempuyangan merupakan salah satu prasarana transportasi yang penting dalam mendukung aktivitas dan mobilitas penduduk di Kota Yogyakarta, sehingga kinerjanya harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi karena baik buruknya keadaan transportasi secara umum di suatu perkotaan merupakan cerminan baik buruknya sistem kota tersebut. Kinerja angkutan umum di Yogyakarta harus dikelola secara baik dan benar karena jika tidak akan menyebabkan angkutan umum semakin lama semakin ditinggalkan oleh pengguna atau konsumennya. Orang akan berusaha mengganti moda transportasinya dengan kendaraan pribadi, yang pada akhirnya jumlah kendaraan pribadi di jalan semakin bertambah dan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pemborosan, kemacetan, polusi udara dan kebisingan yang semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja pelayanan bus kota jalur 6 Kopata Yogyakarta dari segi waktu menunggu dan jarak berjalan kaki, mengetahui pelayanan fasilitas perpindahan moda di stasiun Lempuyangan berdasarkan persepsi penumpang dan memberikan masukan berupa upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan pelayanan angkutan umum dan pelayanan fasilitas perpindahan moda. Metode dalam penelitian ini adalah melakukan survai inventarisasi, survai wawancara dan kuesioner untuk mendapatkan data yang selanjutnya dianalisis dengan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan : waktu tunggu bus kota dan jarak berjalan kaki saat ini masih sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kondisi saat ini waktu tunggu bus kota jalur 6 rata-rata 7,5 menit dan 12,5 menit untuk kondisi maksimum, sedangkan jarak berjalan kaki 177,6 meter. Persepsi penumpang terhadap fasilitas perpindahan moda berdasarkan jenis perjalanan dan waktu perjalanan adalah sama, sedangkan berdasarkan jarak perjalanan persepsi penumpang terhadap fasilitas perpindahan moda adalah tidak sama. Strategi dan perbaikan untuk peningkatan kinerja angkutan umum dan fasilitas perpindahan moda di stasiun Le mpuyangan Yogyakarta terdiri atas : peremajaan armada ; pengadaan, perbaikan dan renovasi fasilitas perpindahan moda ; perbaikan sistem pentarifan ; penambahan rute angkutan dan peningkatan koordinasi antar instansi terkait dan operator angkutan
As an important transportation means to support the activities and mobility’s of Yogyakarta society, the performance of the Lempuyangan Station has to fill the transportation needs which shows generally the urban transportation condition as a figure of municipal system. The public transport performance in Yogyakarta has to be organized well which can maintain the user or consumer. People will try to change the transportation mode to the owner car that lead to the increase of the owner car on the road finally and become the one of the caused factors of the increase of inefficiency, traffic jam, air pollution and noise. The purposes of this research are to find out the service performance of bus 6th route Kopata Yogyakarta from the side of the waiting time and walking distance, to know the facility service of the split mode at Lempuyangan Station according to passenger perception, and also to give the alternative inputs which can be conducted to increase the public transport service and the facility service of split mode. The methods of this research were conducted by inventory survey, interview survey, and questioner’s survey to get the data which furthermore is analyzed by descriptive statistic analysis. According to the analysis result, the conclusions are; first is the existing of the waiting time of bus and walking distance is suitable of the prevailing standard. The existing condition of the average of the waiting time of bus 6th route is 7.5 minutes and 12.5 minutes for maximum condition, however the walking distance is 177.6 meters. Second is the passenger perception of split mode facility based on traveling type and traveling time is similar, on the other side the passenger perception of split mode facility based on the walking distance is different. The strategies and maintenances of the performance improvement of the public transport and split mode facility at Lempuyangan Station consist of armada regeneration; supplying, maintenance and renovation of split mode facility; improvement of fare system; route additional; increasing of the coordination between institution and private transportation company.
Kata Kunci : Transportasi,Perpindahan Moda,Stasiun Kereta Api, split mode facility, waiting time, walking distance