Pengaruh Penerapan Paradigma Student-Centered Learning Terhadap Pembelajaran Small Group Discussion pada Mahasiswa Kedokteran
Arafah Salwa Roseega, dr. Savitri Shitarukmi, MHPE; dr. Rr. Siti Rokhmah Projosasmito, M.Ed.(L,P&C), FFRI
2025 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER
Latar Belakang: Mahasiswa kedokteran menghadapi berbagai tuntutan akademik yang tinggi, sehingga diperlukan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan performa mereka. Hingga akhirnya menerapkan paradigma SPICES (student centered, problem based, integrated, community based, elective, systematic). Dimana salah satu komponennya yaitu student center learning (scl) menempatkan mahasiswa sebagai aktor utama dalam proses belajar. Contoh model pembelajaran yang menggunakan paradigma scl adalah small group discussion (sgd) atau dikenal sebagai tutorial yang memungkinkan interaksi aktif antara mahasiswa dan dosen dalam diskusi kasus. Meskipun scl diharapkan dapat meningkatkan soft skills dan kualitas pendidikan, tantangan seperti kurangnya inisiatif mahasiswa dan motivasi dalam diskusi masih ditemukan. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh penerapan scl khususnya pada kegiatan sgd terhadap motivasi belajar mahasiswa kedokteran, serta tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaannya.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh dari penerapan paradigma student-centered learning pada proses pembelajaran small group discussion (tutorial) terhadap motivasi belajar mahasiswa kedokteran dengan mengeksplorasi tantangan yang dihadapi.
Metode: Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan metode pengambilan data menggunakan focus group discussion (fgd) terhadap responden mahasiswa tahap sarjana (S1) program studi kedokteran Universitas Gadjah Mada angkatan 2021, 2022, 2023.
Hasil: Dari focus group discussion (fgd) yang dilakukan, terdapat 24 responden yang terlibat, terdiri dari 9 mahasiswa angkatan 2021, 8 angkatan 2022, dan 7 angkatan 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pemahaman yang baik tentang scl sebagai metode pembelajaran aktif, partisipatif, dan kolaboratif. Selain itu, terdapat tantangan utama yang diidentifikasi oleh mahasiswa, yaitu karakter dosen yang beragam. Dosen yang bersikap suportif dapat mendorong keterlibatan aktif mahasiswa, sementara dosen kritis dapat menimbulkan rasa cemas dan menurunkan kepercayaan diri mahasiswa. Di sisi lain, dosen yang dikenal sebagai killer membuat mahasiswa merasa takut, sehingga sebagian dari mereka mungkin mempersiapkan diri lebih baik, tetapi ada juga yang enggan berpartisipasi karena takut dihakimi. Faktor selanjutnya adalah karakter individu mahasiswa, yang mencakup pengetahuan awal (prior knowledge), kesadaran diri (self-awareness), dan persepsi terhadap relevansi materi. Mahasiswa dengan pengetahuan awal yang baik cenderung lebih percaya diri dan aktif berpartisipasi, sedangkan mereka yang memiliki self-awareness rendah cenderung pasif. Mahasiswa yang menganggap kegiatan sgd relevan dengan materi ujian dan berdampak pada nilai akademik mereka lebih termotivasi untuk bersungguh-sungguh dalam kegiatan tersebut. Terakhir, faktor lingkungan juga berperan penting, termasuk pengaruh teman sebaya yang dapat mendorong interaksi aktif, serta masalah seperti jadwal kegiatan sgd yang bentrok dengan ujian dan kebijakan kurikulum yang tidak memasukkan kegiatan sgd dalam kalkulasi nilai akhir, yang semuanya memengaruhi motivasi dan keterlibatan mahasiswa dalam sgd.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan paradigma scl dalam kegiatan sgd memiliki dampak positif terhadap motivasi belajar mahasiswa kedokteran. Mahasiswa memahami scl sebagai metode pembelajaran yang aktif, memfasilitasi eksplorasi mandiri dan pemecahan masalah. Namun, karakter dosen, seperti dosen suportif, kritis, dan killer, serta faktor individu dan lingkungan, berperan penting dalam memengaruhi keterlibatan dan motivasi mahasiswa. Meskipun scl dipahami dengan baik, terdapat tantangan dalam implementasinya yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Background: Medical students face various high academic demands, necessitating effective learning methods to enhance their performance. This has led to the implementation of the SPICES paradigm (student centered, problem-based, integrated, community-based, elective, systematic), where one of its components, student-centered learning (scl), positions students as the primary actors in the learning process. An example of a learning model using the scl paradigm is small group discussion (sgd), also known as tutorials, which facilitates active interaction between students and instructors during case discussions. Although scl is expected to improve soft skills and the quality of education, challenges such as a lack of student initiative and motivation in discussions are still evident. Therefore, this study aims to explore the impact of scl implementation, particularly in sgd activities, on medical students' learning motivation, as well as the challenges faced during its execution.
Objective: To determine the impact of implementing the student-centered learning paradigm in the small group discussion (tutorial) process on the learning motivation of medical students by exploring the challenges faced.
Method: This study is designed using a qualitative approach, employing focus group discussions (fgd) to collect data from undergraduate (S1) students of the medical program at Gadjah Mada University from the 2021, 2022, and 2023 cohorts.
Results: From the focus group discussions (fgd) conducted, there were 24 respondents involved, consisting of 9 students from the 2021 cohort, 8 from the 2022 cohort, and 7 from the 2023 cohort. The results of the study indicate that students have a good understanding of scl as an active, participatory, and collaborative learning method. Additionally, a key challenge identified by students is the diverse characteristics of instructors. Supportive instructors can encourage active student engagement, while critical instructors may induce anxiety and decrease students’ confidence. On the other hand, instructors perceived as "killer" can instill fear in students, leading some to prepare more thoroughly, while others may be reluctant to participate due to fear of judgment. Another factor is the individual characteristics of students, which include prior knowledge, self-awareness, and perceptions of the relevance of the material. Students with good prior knowledge tend to be more confident and actively participate, whereas those with low self-awareness tend to be passive. Students who perceive sgd activities as relevant to exam material and impacting their academic grades are more motivated to engage earnestly in these activities. Finally, environmental factors also play a crucial role, including peer influence that can foster active interaction, as well as issues such as scheduling conflicts between sgd sessions and exams, and curriculum policies that do not incorporate sgd activities into final grade calculations, all of which affect students’ motivation and involvement in sgd.
Conclusion: This study demonstrates that the implementation of the scl paradigm in sgd activities has a positive impact on the learning motivation of medical students. Students perceive scl as an active learning method that facilitates independent exploration and problem-solving. However, the characteristics of instructors, such as supportive, critical, and "killer" types along with individual and environmental factors, play a significant role in influencing student engagement and motivation. Although scl is well understood, there are challenges in its implementation that need to be addressed to enhance the effectiveness of learning.
Kata Kunci : Student-Centered Learning, Small Group Discussion, Motivasi Belajar, Pendidikan Kedokteran, Metode Pembelajaran/Student-Centered Learning, Small Group Discussion, Learning Motivation, Medical Education, Learning Methods