Pengalaman dan Refleksi dalam Program Pemberdayaan di Sekolah Perempuan Desa Tanjung Binga Kabupaten Belitung
Karnelia Alchodina Yunitha Batubara, Desintha Dwi Asriani, S.Sos, M.A., Ph.D
2025 | Tesis | S2 SosiologiPenelitian ini mengkaji pengalaman para perempuan dalam mengikuti pemberdayaan perempuan melalui sekolah perempuan di Desa Tanjung Binga Kabupaten Belitung Provinsi Bangka Belitung. Penelitian ini berangkat dari aspirasi para perempuan yang cenderung tidak menjadi bagian dari kegiatan program pemberdayaan perempuan, aspirasi mereka terhadap adanya ketimpangan pencapaian kesetaraan gender di ranah publik dan ranah domestik yang masih cenderung membatasi peran gender perempuan karena sistem, struktur dan kultur yang meminggirkan dan melemahkan posisi para perempuan. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dan teori pembangunan feminis yang berusaha untuk menggali dan menyuarakan pengalaman perempun yang penting untuk dipahami oleh program pembangunan, guna mendorong perubahan yang dicari para perempuan untuk mencapai kesejahterannya. Penelitian ini melibatkan delapan ibu rumah tangga yang sebagiannya bekerja secara informal dan memiliki latar belakang pendidikan yang masih rendah. Melalui pengalaman perempuan dalam mengikuti program pemberdayaan perempuan, penelitian ini berusaha memperlihatkan bahwa kegiatan program pemberdayaan melalui sekolah perempuan masih saja berparadigma Women in Development (WID) dan menawarkan pandangan bersifat transformatif dalam melihat isu seputar pemberdayaan perempuan yakni Gender and Development (GAD) yang dikemukkan oleh Moffat. Penelitian ini menemukan bahwa kebijakan yang digunakan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender masih terjebak pada sistem neoliberalisme dan kapitalisme. Dimana adanya kebijakkan pembangunan bersifat neoliberalisme dan kapitalisme melalui ideologi gender negara, mengharuskan para perempuan berperan sebagai pelaku ekonomi dalam perekonomian keluarga, secara khusus menargetkan perempuan yang kurang beruntung secara ekonomi agar berpartisipasi dalam pemberdayaan perempuan untuk memaksimalkan produktivitas ekonomi perempuan sambil melestarikan peran ibu sebagai tulang punggung moralitas keluarga. Meskipun perempuan berperan dalam pembangunan ekonomi, nyatanya yang diberikan selalu bersifat mikro karena sebenarnya perempuan masih saja dianggap sebagai pelengkap dan laki-laki sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Oleh sebab itu, cara pandang tranformatif yang telah dikemukakan Moffat dalam penelitian ini diharapkan dapat mendorong adanya pendekatan dan kebijakan pemerintah yang bukan hanya mengatasi permasalahan pembagian kerja berdasarkan gender, namun juga pembagian tanggung jawab secara gender, dengan harapan posisi perempuan yang dipandang selalu subordinat daripada laki-laki dapat diperbaiki sebagaimana seharusnya.
This study examines the experiences of women participating in women's empowerment through the Women's School in Tanjung Binga Village, Belitung Regency, Bangka Belitung Province. The research originates from the aspirations of women who tend not to be part of women's empowerment programs and their concerns about gender equality gaps in the public and domestic spheres. These gaps still tend to restrict women's gender roles due to systems, structures, and cultures that marginalize and weaken women's positions. This study employs a phenomenological approach and feminist development theory to explore and amplify women's experiences, which are crucial for development programs to drive the changes women seek for their well-being. The study involves eight housewives, some of whom work informally and have relatively low educational backgrounds. By analyzing women's experiences in participating in women's empowerment programs, this research highlights that empowerment activities through Women's Schools still follow the Women in Development (WID) paradigm. However, it also offers a transformative perspective in addressing women's empowerment issues by applying Gender and Development (GAD) approach proposed by Moffat. This study finds that Indonesian government policies in realizing gender justice and equality remain trapped in neoliberal and capitalist systems. The implementation of neoliberal and capitalist development policies, through state gender ideology, compels women to act as economic agents within the household economy. These policies specifically target economically disadvantaged women to participate in empowerment programs to maximize women's economic productivity while maintaining their role as the backbone of family morality. Although women play a role in economic development, their contributions are often limited to micro-level enterprises. Women are still regarded as complementary to men, who continue to be seen as the primary breadwinners. Therefore, the transformative perspective proposed by Moffat in this study is expected to encourage government policies that not only address gender-based labor division but also gender-based responsibility division. This approach aims to rectify the persistent subordination of women to men and ensure gender equality is properly achieved.
Kata Kunci : perempuan, pemberdayaan perempuan, ketidakadilan gender, ranah publik, ranah domestik, kebijakkan pembangunan feminisme.