Laporkan Masalah

Kajian penggunaan batu asal Pleihari (Kalimantan Selatan) dan tanah asal Pulang Pisau (Kalimantan Tengah) sebagai bahan campuran lapis pondasi atas (Aggregate Base Kelas A)

PAIDJO, Joko Sutrisno, Dr.Ir. Latif Budi Suparma, MSc

2004 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Kelangkaan material batu yang memenuhi persyaratan teknis bagi konstruksi jalan raya khususnya lapis pondasi atas merupakan salah satu masalah bagi pembangunan prasarana transportasi di Propinsi Kalimantan Tengah. Harga material batu menjadi mahal. Oleh karena itu sering terjadi material lokal yang kualitasnya buruk digunakan oleh para pelaksana di lapangan untuk mencapai target pekerjaan selain juga demi kepentingan pribadi. Material yang sering dipakai tersebut adalah batu Pleihari berabrasi tinggi dan tanah Pulang Pisau berIndeks Plastisitas tinggi. Bina Marga (1995) mensyaratkan untuk lapis pondasi atas harus memenuhi spesifikasi antara lain nilai abrasi ≤ 40%, gradasi butiran, kepadatan, California Bearing Ratio (CBR) ≥ 80% dan nilai indek plastisitas (Plasticity Index- PI) sebesar 0% – 6%. Karena itu perlu suatu kajian apakah material batu asal Pleihari dan tanah asal Pulang Pisau bisa digunakan sebagai bahan campuran lapis pondasi atas kelas A yang memenuhi spesifikasi Bina Marga 1995. Penelitian ini dilaksanakan dengan membuat 6 variasi yang berbeda, dengan kadar tanah asal Pulang Pisau jumlahnya sama yaitu sebesar 4 % untuk semua variasi. Perbandingan berat dalam prosen antara bahan lokal dan bahan tambahan masingmasing variasi adalah variasi I (100:0), II (80:20), III (60:40), IV (40:60), V (20:80) dan VI (0:100). Masing-masing variasi dibuat 3 benda uji, dan terhadap benda ujibenda uji ini dilakukan pengujian yang berpedoman kepada standar yang berlaku dilingkungan Bina Marga. Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui nilai abrasi, gradasi butiran, kepadatan, CBR dan Indeks Plastisitas. Sedangkan gradasi butiran untuk semua variasi dari variasi I – VI dibuat sama dan dalam batas spesifikasi untuk lapis pondasi atas kelas A. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk nilai abrasi, semakin besar prosentase batu Pleihari nilai abrasinya semakin tinggi (52,7%) yaitu pada variasi I, sebaliknya semakin besar prosentase bahan tambahan nilai abrasinya semakin rendah (33,5%) pada variasi VI. Hasil pemeriksaan nilai CBR menunjukkan bahwa semakin besar prosentase batu Pleihari pada campuran nilai CBRnya semakin rendah (44%), sebaliknya semakin besar prosentase bahan tambahan nilai CBRnya semakin tinggi (117%). Berdasarkan spesifikasi yang ada maka hasil yang memenuhi adalah variasi V (20% bahan lokal dan 80% bahan tambah).

One of the problems in the construction of transportation infrastructures in Central Kalimantan Province is the lack of rock materials that meet to the technical requirements of road construction, especially for the base course. Therefore, the material becomes expensive. Contractors often use poor quality local materials in order to achieve the project target as well as to gain their personal profits. The frequent used material consists of high abrasion Pleihari rocks and Pulang Pisau soil with high plasticity index. Bina Marga (1995) requires that base course must comply the specifications such as abrasion value that is ≤ 40%, granule gradation, compaction, California Bearing Ratio (CBR) that are ≥ 80%, with plasticity index (PI) of 0 – 6%. Thus, it is required a study to identify whether the Pleihari rock and Pulang Pisau soil could be utilized as additional material for aggregate base class A and meet the 1995 Bina Marga requirements. This study was carried out by composing 6 different variations, with a same concentration (4%) of Pulang Pisau soil for each variation. The proportions of weight and percentage between local and additional material for each variation are: 100:0 for Variation I, 80:20 for Variation II, 60:40 for Variation III, 40:60 for Variation IV, 20:80 for Variation V and 0:100 for Variation VI. Three specimens were manufactured from each variation and tested based on current standard required by Bina Marga. The objective of this test was to identify the abrasion, aggregate gradation, level of compaction, CBR and plasticity index values. Equal gradations for all of the variations were produced and in comply with the specification for Class A base course . Results of this study showed that the higher the percentage of Pleihari rocks, the higher the abrasion value (52.7%), which was indicated in Variation I. On the other hand, the higher the percentage of additional material, the lower the abrasion value (33.5%), which is indicated in Variation VI. Results of CBR value presented that the higher the percentage of Pleihari rocks, the lower the CBR value (44%). On the other hand, the higher the percentage of additional material, the higher the CBR value (117%). Based on the specifications, it was shown that the Variation V, which contains 20% of local material and 80% of additional material, meets the requirements.

Kata Kunci : Konstruksi Jalan Raya,Batu Pleihari,Tanah Asal Pulang Pisau, Pleihari rocks, Pulang Pisau soil, base course


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.