Hilirisasi Nikel: Dampak Pembangunan Smelter Nikel terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga di Indonesia
Cahya Danu Rahman, Dr. Evi Noor Afifah, S.E., M.S.E.; Wisnu Setiadi Nugroho, S.E., M.Sc., M.A., Ph.D.
2025 | Tesis | S2 Magister Ek.Pembangunan
Kebijakan
hilirisasi nikel di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi
melalui pembangunan smelter nikel di daerah penghasil nikel utama. Studi
ini mengkaji dampak keberadaan smelter nikel terhadap kesejahteraan
rumah tangga di lima kabupaten tempat smelter beroperasi menggunakan
pendekatan difference in differences (DiD). Data yang digunakan
bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) periode 2014–2022.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengoperasian smelter nikel berdampak
signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga. Pengoperasian smelter nikel
di Kabupaten Morowali, Morowali Utara, Konawe, dan Halmahera Selatan mampu meningkatkan
rata-rata pengeluaran per kapita rumah tangga, dengan dampak terbesar terjadi di
Kabupaten Morowali. Namun, keberadaan smelter nikel di Halmahera Tengah
justru menurunkan kesejahteraan rumah tangga. Analisis growth incidence
curve (GIC) menunjukkan bahwa pengoperasian smelter nikel
mampu meningkatkan rata-rata pengeluaran per kapita rumah tangga kelompok kelas
menengah ke bawah secara signifikan. Namun, terjadi pergeseran pertumbuhan
rata-rata pengeluaran per kapita rumah tangga setelah beberapa tahun smelter
nikel tersebut beroperasi di beberapa kabupaten. Kelompok rumah tangga kelas
menengah ke atas justru menikmati pertumbuhan rata-rata pengeluaran per kapita
yang lebih tinggi dibandingkan kelompok rumah tangga kelas menengah ke bawah. Temuan-temuan
tersebut menunjukkan bahwa dampak hilirisasi nikel tidak merata dan bergantung
pada kondisi sosial-ekonomi serta dinamika lokal di masing-masing wilayah. Studi
ini memberikan implikasi kebijakan bahwa hilirisasi nikel perlu disertai dengan
strategi yang lebih tepat sasaran untuk memastikan manfaatnya dapat dirasakan
secara merata oleh seluruh kelompok masyarakat.
The nickel downstream policy in Indonesia aims to enhance
economic added value through the development of nickel smelters in major
nickel-producing regions. This study examines the impact of nickel smelters on
household welfare in five districts where smelters are operating, using the
difference in differences (DiD) approach. The data utilized in this study are
from the National Socioeconomic Survey (Susenas) for the period 2014–2022. The
findings indicate that the operation of nickel smelters has a significant
impact on household welfare. The presence of nickel smelters in Morowali, North
Morowali, Konawe, and South Halmahera has led to an increase in average
household per capita expenditure, with the most significant impact observed in
Morowali. However, in Central Halmahera, the operation of nickel smelters has
instead resulted in a decline in household welfare. The growth incidence curve
(GIC) analysis reveals that the operation of nickel smelters significantly
boosts average per capita expenditure among lower-middle-class households.
However, after several years of smelter operations, a shift in expenditure
growth trends is observed in several districts, with upper-middle-class
households experiencing higher average per capita expenditure growth compared
to lower-middle-class households. These findings suggest that the impact of
nickel downstream is uneven and depends on the socioeconomic conditions and local
dynamics of each region. This study implies that the nickel downstream policy
should be accompanied by more targeted strategies to ensure that its benefits
are distributed equitably across all community groups.
Kata Kunci : Hilirisasi nikel, smelter nikel, kesejahteraan rumah tangga, difference in differences, growth incidence curve