Desain Lendutan Kabel SUTT 150 kV Jalur Mandailing Natal-Ujung Gading Mengacu Pada SNI-04-6918-2002
RIDWAN WIDAHANA, Dr. Ir. Bilal Ma’ruf, S.T., M.T
2025 | Skripsi | TEKNIK GEODESI
Kemajuan teknologi
dan pertumbuhan populasi manusia telah menyebabkan permintaan listrik meningkat
di Indonesia karena sumber daya listrik yang sangat berpengaruh pada kegiatan
sehari-hari masyarakat. Pengaruh dari kondisi kebutuhan listrik yang kurang
memadai telah dirasakan oleh masyarakat di Kecamatan Sinunukan, Kabupaten
Mandailing Natal sehingga mengakibatkan seringnya kondisi listrik mati yang
menghambat produktivitas masyarakat sekitar. Dalam memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat diperlukan pembangunan jalur transmisi yang membutuhkan perencanaan
yang baik. Salah satu proses dalam perencanaan tersebut adalah dengan membuat desain
lendutan kabel tower (sagging) berdasarkan topografi di sepanjang
jalur yang direncanakan dalam kegiatan ini yaitu Mandailing Natal hingga Ujung
Gading. Keadaaan topografi di sepanjang jalur transmisi sangat penting untuk
diperhatikan karena akan berpengaruh pada jumlah tower, jarak antar tower,
dan ruang bebas vertikal berdasarkan ketentuan yang ada pada SNI-04-6918-2002.
Pembuatan desain lendutan kabel (sagging)
ini dilakukan pada sepanjang topografi rencana jalur SUTT 150 kV Mandailing Natal-Ujung
Gading. Data topografi yang digunakan adalah kontur hasil pengolahan point
cloud yang telah diakuisisi menggunakan LiDAR. Kontur yang telah dihasilkan
selanjutnya dibuat menjadi profil memanjang yang akan digunakan sebagai dasar
pembuatan desain sagging. Desain sagging ditentukan berdasarkan
keadaan topografi yang berpengaruh pada lokasi tower, ketinggian tower,
dan tipe tower yang akan digunakan. Ketinggian tower memerlukan
pertimbangan ground clearance terhadap situasi dan detil yang ditampilkan
oleh profil memanjang pada sepanjang jalur transmisi. Hasil dari tahapan
pembuatan desain lendutan kabel tersebut dapat digunakan dalam menentukan
jumlah tower yang dibutuhkan serta jarak antar tower dan
menentukan nilai rasio sagging pada setiap tower berdasarkan SNI-04-6918-2002.
Hasil akhir dari kegiatan aplikatif
ini adalah desain lendutan kabel yang dilengkapi dengan situasi dan detil yang
ada di sepanjang rencana jalur transmisi dan nilai rasio sagging yang
mengacu pada SNI-04-6918-2002. Pembuatan desain lendutan kabel di sepanjang
rencana jalur SUTT 150 kV Mandailing Natal-Ujung Gading yang memiliki panjang
jalur 50,04 km menghasilkan 167 titik tower dengan rincian tipe tower
AA sebanyak 83, BB sebanyak 62, CC sebanyak 18, DD sebanyak 2, dan DDR
sebanyak 2. Ketinggian tower (extension) yang dihasilkan juga
beragam, dimulai dari +6 m sebanyak 6, +9 m sebanyak 34, +12 m sebanyak 38, +15
m sebanyak 75, dan +18 m sebanyak 14. Dari keseluruhan tower yang telah
dilakukan evaluasi, terdapat 12 tower yang memiliki kondisi khusus
sehingga perlu dilakukan pemilihan tipe tower dan luas tapak tower yang
sesuai dengan kondisi topografi dan sudut belok sehingga tower dapat
tetap berdiri kokoh untuk menahan gaya berat yang diterima.
The
advancement of technology and the growth of the human population have led to an
increasing demand for electricity in Indonesia, as electrical resources play a
crucial role in people's daily activities. The impact of inadequate electricity
supply has been felt by the residents of Sinunukan District, Mandailing Natal
Regency, resulting in frequent power outages that hinder the productivity of the
local community. To meet the electricity needs of the population, the
construction of a transmission line is required, which required proper
planning. One of the key processes in this planning is designing the conductor
sag of transmission towers based on the topography along the proposed route.
The topographical conditions along the transmission line must be carefully
considered, as they affect the number of towers, the spacing between them, and
the vertical clearance in accordance with the standards set by
SNI-04-6918-2002.
The
sagging design is carried out along the topography of the 150 kV SUTT
Mandailing Natal–Ujung Gading transmission line. The topographical data used
consists of contour lines generated from the processing of point cloud data
acquired using LiDAR. The generated contours are then used to create a
longitudinal profile, which serves as the basis for designing the sagging. The
sagging design is determined based on topographical conditions that influence
the tower location, tower height, and tower type to be used. The tower height
requires careful consideration of ground clearance concerning the conditions
and details presented in the long profile along the transmission line. The
results of this sagging design process can be used to determine the required
number of towers, the spacing between towers, and the sagging ratio for each
tower in accordance with SNI-04-6918-2002.
The final result of this applicative ctivity is a sagging design that is equipped with situation and details along the transmission line plan and the sagging ratio that refers to SNI-04-6918-2002. The sagging design along the 150 kV SUTT Mandailing Natal–Ujung Gading transmission line, which has a path length of 50,04 km, resulted in 167 tower points with details of tower types 83 towers of type AA, 62 of type BB, 18 of type CC, 2 of type DD, and 2 of type DDR. The resulting tower extension heights also vary, including 6 towers at +6 m, 34 at +9 m, 38 at +12 m, 75 at +15 m, and 14 at +18 m. From the overall tower evaluation, 12 towers were identified as having special conditions, requiring careful selection of tower types and tower footprint sizes that align with the topographical conditions and turning angles to ensure structural stability in supporting the applied loads.
Kata Kunci : Lendutan kabel, Jalur SUTT, Ground Clearance, LiDAR