Laporkan Masalah

Pemantauan Jangka Panjang pada Pasien Eventerasi Diafragma Paskaplikasi dengan Pneumonia Berulang, Palsi Erb, dan Keterlambatan Perkembangan Global

Dea Sella Sabrina, dr. Desy Rusmawatiningtyas, Sp.A(K); dr. Amalia Setyati, Sp.A(K)

2025 | Tesis-Spesialis | S2 Ilmu Kesehatan anak

Latar Belakang: Eventerasi diafragma adalah kondisi langka yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, infeksi saluran napas berulang, dan keterlambatan perkembangan. Pemantauan jangka panjang diperlukan untuk mengoptimalkan tatalaksana dan mencegah komplikasi. Laporan kasus ini membahas pemantauan selama 20 bulan pada pasien dengan eventerasi diafragma paska plikasi, pneumonia berulang, palsi Erb, dan keterlambatan perkembangan global.

Tujuan: Pemantauan pasien dengan eventerasio paska plikasi diafragma, identifikasi faktor resiko dan manajemen komprehensif dalam berbagai aspek seperti respirasi, tumbuh  kembang,  nutrisi  diharapkan  luaran  jangka  panjang  pasien  dengan eventerasio plikasi diafragma akan lebih baik.

Metode: Studi longitudinal observasional dilakukan pada seorang anak perempuan berusia 1 tahun dengan eventerasi diafragma pasca plikasi. Pemantauan meliputi evaluasi status gizi, status perkembangan, kejadian eventerasio diafragma berulang. Sedangkan, variable prognosis yang diamati meliputi kepatuhan fisioterapi, status imunisasi, dan kejadian infeksi saluran napas. Data dikumpulkan melalui kunjungan rutin, rekam medis, dan kunjungan rumah.

Hasil: Selama 20 bulan pemantauan, pasien menunjukkan perbaikan signifikan dalam status gizi dengan kenaikan berat badan rata-rata 180 gram per bulan dan tinggi badan 0,9 cm per bulan. Perkembangan motorik kasar dan bahasa mengalami perbaikan, meskipun masih terdapat keterlambatan perkembangan global. Tidak ditemukan relaps eventerasi diafragma. Infeksi saluran napas terjadi hanya sekali selama pemantauan, dengan perbaikan lingkungan dan status gizi sebagai faktor pendukung. Kepatuhan fisioterapi dan imunisasi dasar sesuai jadwal, namun imunisasi tambahan seperti influenza dan pneumokokus belum dapat diberikan karena kendala ekonomi.

Kesimpulan: Pemantauan jangka panjang yang komprehensif, termasuk tatalaksana gizi, fisioterapi, dan lingkungan yang sehat, berperan penting dalam meningkatkan luaran klinis pasien dengan eventerasi diafragma pasca plikasi. Imunisasi tambahan dan akses layanan kesehatan yang lebih baik diperlukan untuk mencegah infeksi berulang dan mendukung perkembangan optimal pasien.

Background: Diaphragmatic eventration is a rare condition that can lead to respiratory distress, recurrent respiratory infections, and developmental delay. Long-term monitoring is necessary to optimize management and prevent complications. This case report discusses 20 months of monitoring a patient with diaphragmatic eventration post-plication, recurrent pneumonia, Erb's palsy, and global developmental delay.

Objective: To monitor a patient with post-plication diaphragmatic eventration, identify risk factors, and provide comprehensive management in various aspects such as respiration, growth, and development. It is hoped that long-term outcomes for patients with diaphragmatic eventration post-plication will improve.

Method: A longitudinal observational study was conducted on a 1-year-old female child with diaphragmatic eventration post-plication. Monitoring included evaluation of nutritional status, developmental status, and recurrence of diaphragmatic eventration. Prognostic variables observed included compliance with physiotherapy, immunization status, and respiratory infections. Data were collected through routine visits, medical records, and home visits.

Results: During 20 months of monitoring, the patient showed significant improvement in nutritional status, with an average weight gain of 180 grams per month and a height increase of 0.9 cm per month. Gross motor and language development improved, although there was still global developmental delay. No recurrence of diaphragmatic eventration was found. Respiratory infections occurred only once during the monitoring period, with environmental improvement and nutritional status as supporting factors. Compliance with physiotherapy and basic immunizations was on schedule; however, additional immunizations such as influenza and pneumococcal vaccines could not be provided due to economic constraints.

Conclusion: Comprehensive long-term monitoring, including nutritional management, physiotherapy, and a healthy environment, plays an essential role in improving clinical outcomes for patients with diaphragmatic eventration post-plication. Additional immunizations and better access to healthcare services are necessary to prevent recurrent infections and support optimal patient development.

Kata Kunci : Eventerasi diafragma, pneumonia berulang, palsi Erb, keterlambatan perkembangan global

  1. SPESIALIS-2025-491362-abstract.pdf  
  2. SPESIALIS-2025-491362-bibliography.pdf  
  3. SPESIALIS-2025-491362-tableofcontent.pdf  
  4. SPESIALIS-2025-491362-title.pdf