Laporkan Masalah

Pengaruh jembatan Kahayan terhadap perkembangan wilayah perkotaan Palangka Raya

BENUNG, Martwein Reinaldy, Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP.,MSc.,PhD

2004 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Jembatan Kahayan yang dibangun tahun 1998, berfungsi sebagai penghubung dan sarana integrasi antara Kota Palangka Raya dengan beberapa kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, telah memengaruhi perkembangan kota, terutama semakin memperluas wilayah fisik kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Jembatan Kahayan terhadap perkembangan dan perubahan fisik kota, serta untuk mengetahui faktor-faktor lain yang juga turut berpengaruh. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Temuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Pembangunan Jembatan Kahayan telah memacu perkembangan kota, terutama di bagian kota sekitar Jembatan Kahayan. Perkembangan kota yang demikian telah memengaruhi bentuk kota yang menyerupai pola konsentris-radial. (2) Antara tahun 1990 hingga 2002 pemekaran wilayah fisik Kota Palangka Raya sebesar 159,11%, lebih besar dibandingkan perkembangan periode sebelumnya (1980-1990) yaitu 114,55%. (3) Pemekaran kota sebagai implikasi terbangunnya Jembatan Kahayan terjadi di sebelah timur yang cenderung membentuk pola linier kiri dan kanan jalan. (4) Berfungsinya Jembatan Kahayan juga telah memengaruhi pola pemanfaatan lahan pada bagian kota di kiri dan kanan jalan Palangka Raya-Bukit Rawi, terutama lahan pemukiman yang menimbulkan dan memengaruhi perubahan struktur ruang kota. Berdasarkan analisis Regresi Linier Sederhana terhadap beberapa faktor empiri, yang determinan memengaruhi perkembangan wilayah perkotaan berturut-turut dari yang berpengaruh paling besar adalah : jumlah penduduk (99,6%), pemanfaatan lahan (99,5%), jumlah sarana transportasi darat (98,7%), panjang jalan (89,9%), tingkat pendapatan (89,45%), sedangkan pertumbuhan fasilitas kota (2,9%) bukan sebagai faktor yang memengaruhi perkembangan wilayah. Sementara itu berdasarkan persepsi masyarakat hasil analisis Chi-Square, yang merupakan faktor penentu perkembangan wilayah adalah kegiatan penduduk, aktivitas ekonomi, pembangunan infrastruktur, penyediaan sarana transportasi, ketersediaan fasilitas kota, kepemilikan lahan dan pengaruh cuaca/ iklim maupun lingkungan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembangunan Jembatan Kahayan berpengaruh cukup kuat terhadap perkembangan fisik Kota Palangka Raya, bila dikaitkan dengan aksesibilitas keterjangkauan sarana transportasi. Faktor-faktor lain yang turut bekerja dalam proses perkembangannya adalah faktor lingkungan, perkembangan kawasasan fungsional sebagai implementasi kebijakan pemerintah daerah dan intervensi pemerintah dalam menetukan arah pembangunan kota.

Kahayan Bridge was built in 1998, which has been functioned to connect and integrate among Palangka Raya Municipality and some regencies in Central Kalimantan Province, has played a role in influencing the development of the city, more specifically in regard to the spatial extension of the city. The aim of the research is to understand the extent of the function of Kahayan Bridge in inducing the spatial development of Palangka Raya, and to identify other factors influencing it. Descriptive qualitative and quantitative methods were employed in this research. The findings of the research are: (1) Kahayan Bridge has speed up Palangka Raya urban development, especially in the area within the proximity of the Kahayan Bridge. Such urban development has brought the urban morphology into a radialconcentric pattern; (2) Between 1990 and 2002, Palangka Raya has grown 159.11%, compared to the development during the previous decade (1980-1990), which was 114.5%; (3) The urban development resulted by the functioning of Kahayan Bridge in the eastern part of the city has been linear in pattern on both sides of the street; (4) The functioning of Kahayan Bridge has also influenced the growth of the land use pattern along the road linking Palangka Raya-Bukit Rawi, especially the growth of residential areas, which in turn influence the change of the urban spatial structure. Based on the simple linear regression analysis using a number of empirical factors, the order of influencing factors is: population (99.6%), land use (99.5%), the amount of land transportation facilities (98.7%), road length (89.9%), income level (89.45%), whereas the growth of urban facilities (2.9%) is considered not as an influencing factor to the urban spatial growth. Meanwhile, based on the community’s perception which is analyzed using chi-square technique, several determining factors are: the activities of the inhabitants, economic activities, infrastructure developments, provision of transportation facilities, availability of urban facilities, land ownership, and the influence of weather or climate as well as the condition of the local environment. It is concluded that the development of Kahayan Bridge has a strong influence on the physical development of Palangka Raya, especially considering the accessibility of transportation facilities. Other factors involved in the spatial development are environmental condition, the functional growth of particular districts resulted from the implementation of the local government’s policy, as well as the intervention of the government in directing the urban development.

Kata Kunci : Perkembangan Wilayah Perkotaan,Pembangunan Jembatan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.