Model Konseptual Hidrogeologi Sub Cekungan Air Tanah Brantas di Wilayah Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur
BAIQ INARA DUJA QAIMA LAILY, Prof. Dr. rer. nat. Ir. Heru Hendrayana, IPU.; Prof. Dr. Eng. Ir. Wahyu Wilopo, S.T., M.Eng., IPM.
2025 | Skripsi | TEKNIK GEOLOGI
Cekungan Air Tanah
Brantas menjadi salah satu sumber utama air bersih untuk mendukung kehidupan
dan aktivitas ekonomi di wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Jombang.
Pesatnya perkembangan Kabupaten Jombang menjadikannya sebagai wilayah
aglomerasi dari daerah sekitarnya seperti Surabaya dan Mojokerto yang berdampak
pada peningkatan kebutuhan air di wilayah tersebut. Penelitian bertujuan
menyusun model konseptual hidrogeologi yang dapat digunakan sebagai rekomendasi
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air melalui analisis geologi dan
hidrogeologi. Metode yang dilakukan berupa pemetaan lapangan untuk data primer,
seperti fisika-kimia air tanah, muka air tanah, geomorfologi, dan persebaran
litologi. Dilakukan juga pengumpulan data sekunder mencakup, data geolistrik
resistivitas 1 dimensi, data log bor, uji pemompaan, data meteorologi, dan
rencana pola ruang wilayah. Hasil penelitian menunjukkan daerah penelitian
tersusun atas litologi breksi, batupasir tufan, endapan pasir kerikilan, dan
endapan pasir lempungan di permukaan, sedangkan di bawah permukaannya disusun
oleh batupasir, pasir, pasir kerikilan, kerikil, dan pumice (akuifer); breksi
vulkanik, breksi tuf, tuf, tuf lapili, tuf pasiran, pasir lempungan, lempung
pasiran, dan lanau pasiran (akuitar); serta batulanau, batulempung, lanau,
lempung, lempung lanauan, dan lempung tufan (akuiklud). Kualitas air tanah pada
daerah penelitian cenderung berkualitas baik. Namun, terdapat beberapa lokasi
yang terindikasi terjadi pencemaran. Berdasarkan Permenkes No. 2 Tahun 2023 dan
PP No 22 Tahun 2021 air tanah dapat dimanfaatkan berdasarkan kelasnya. Model
konseptual hidrogeologi daerah penelitian menggambarkan zona imbuhan air tanah
berada di lereng atas Gunungapi Anjasmoro dan daerah lepasan air tanah berada
pada wilayah lereng bawah hingga ke Sungai Brantas. Sistem akuifer di daerah
ini diklasifikasikan menjadi akuifer bebas (atas) dan akuifer tertekan (bawah)
yang perlapisan (multilayer aquifer) dengan sifat semi tertekan. Air
tanah mengalir dari daerah resapan di selatan menuju daerah lepasan di utara ke
arah timur sehingga tercipta hubungan influent antara Sungai Brantas dan
air tanah. Akuifer semakin menebal ke arah dataran, tapi pada bagian barat dan
tengah akuifer cenderung lebih tebal sedangkan pada daerah dekat Sungai Brantas
membentuk perlapisan. Ketebalan akuifer bebas berkisar antara 1,64 – 38,9 m.
Ketebalan akuifer tertekan berkisar antara 12 – 135,62 m. Karakteristik akuifer
memiliki nilai T dan K yang termasuk tinggi. Nilai debit aliran air tanah
akuifer bebas rata-rata terhitung sebesar 13 juta m3/hari dan debit
aliran air tanah akuifer tertekan rata-rata sebesar 367.876,97 m3/hari.
Total cadangan dinamis di daerah penelitian adalah sebesar 13,4 juta m3/hari
atau 4,9 miliar m3/tahun. Beberapa rekomendasi yang diberikan
terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air pada daerah penelitian
adalah membatasi debit pengambilan dengan mempertimbangkan cadangan dinamis,
membatasi jarak antar sumur, dan harus mempertimbangkan variasi lateral dan
karakteristik akuifer. Nilai debit maksimum aman yang dianjurkan adalah sebesar
715,85 m3/hari untuk akuifer bebas dan 1.312,4 m3/hari
untuk akuifer tertekan serta jarak minimum antar sumur yang dianjurkan tidak
kurang dari 507 m.
The Brantas Groundwater
Basin serves as one of the primary sources of clean water to support life and
economic activities in East Java, including Jombang Regency. The rapid
development of Jombang Regency positions it as an agglomeration area for
surrounding regions such as Surabaya and Mojokerto, leading to an increased
demand for water in the region. This research aims to develop a hydrogeological
conceptual model as a recommendation for the management and utilization of
water resources through geological and hydrogeological analyses. The method
conducted involves field mapping for primary data, such as groundwater
physical-chemical properties, groundwater table, geomorphology, and
lithological distribution. Secondary data including 1-dimensional resistivity
geoelectric data, borehole log data, pumping tests, as well as meteorological
data and spatial planning information. The results indicate that the study area
is composed of surface lithology including breccia, tuffaceous sandstone,
gravelly sand deposits, and clayey sand deposits, while the subsurface consists
of sandstone, sand, gravelly sand, gravel, and pumice (aquifer); volcanic breccia,
tuff breccia, tuff, lapilli tuff, sandy tuff, clayey sand, sandy clay, and
sandy silt (aquitard); as well as siltstone, claystone, silt, clay, silty clay,
and tuffaceous clay (aquiclude). Groundwater quality in the study area is
generally good, but some locations show indications of contamination. According
to Ministry of Health Regulation No. 2 of 2023 and Government Regulation No. 22
of 2021, groundwater can be utilized based on its classification. The
hydrogeological conceptual model of the study area identifies groundwater
recharge zones located on the upper slopes of Mount Anjasmoro, while discharge
zones are located in the lower slopes extending to the Brantas River. The
aquifer system is classified into an unconfined aquifer (upper) and a confined
aquifer (lower), which are multilayered with semi-confined characteristics.
Groundwater flows from the southern recharge area towards the northern
discharge area, moving eastward, creating an influent relationship between the
Brantas River and the groundwater. The aquifer thickens towards the plains,
with greater thickness in the western and central parts, while near the Brantas
River forms stratified layers. The thickness of the unconfined aquifer ranges
between 1.64 – 38.9 m, while the confined aquifer thickness is 12 – 135.62 m.
The aquifer characteristics exhibit high transmissivity (T) and hydraulic
conductivity (K) values. The average discharge rate of the unconfined aquifer
is calculated at 13 million m3/day, while the confined aquifer is
367,876.97 m3/day. The total dynamic groundwater reserves are
approximately 13.4 million m3/day or 4.9 billion m3/year.
Several recommendations for the management and utilization of water resources
in the study area include limiting maximum safe discharge by considering
dynamic reserves, which are 715.85 m3/day for unconfined aquifers
and 1,312.4 m3/day for confined aquifers. Additionally, restrictions
on the distance between wells should be applied, with a minimum distance
between wells is not recommended to be less than 507 m. Lateral variations and
aquifer characteristics must also be considered in the management and
utilization of water resources.
Kata Kunci : Air tanah, geometri dan konfigurasi sistem akuifer, model konseptual hidrogeologi, Kabupaten Jombang.