Perspektif Akademisi Akuntansi dan Nonakuntansi Terhadap Akuntansi Entri Tiga
Rizki Oktavianto, Prof. Sony Warsono, MAFIS., Ph.D., Ak., CA.
2025 | Tesis | S2 Ilmu Akuntansi
Skandal keuangan telah menimbulkan isu kepercayaan dan transparansi dalam sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping/DEB). Hal ini memunculkan gagasan untuk menambahkan entri ketiga pada DEB, yang disebut akuntansi entri tiga (triple-entry accounting/TEA). TEA bukanlah ide baru. Gagasan ini telah muncul sejak tahun 1982, yang diajukan oleh Yuji Ijiri, seorang profesor akuntansi. Selain itu, di tahun 2005, Ian Grigg, seorang ahli kriptografi keuangan menawarkan konsep TEA dalam format yang berbeda. Perbedaan kedua konsep ini melahirkan penelitian-penelitian TEA dengan kecenderungan yang beragam. Penelitian ini melakukan tinjauan sistematis dan analisis konten terhadap 60 artikel TEA antara tahun 2005 hingga 2024 yang ditulis oleh akademisi akuntansi dan nonakuntansi. Penelitian ini menggunakan teori kesadaran diri objektif dan teori q-r untuk mengeksplorasi perspektif akademisi akuntansi dan nonakuntansi terhadap TEA serta hubungan antara domain pengetahuan dan keberpihakan mereka pada gagasan awal TEA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua akademisi, baik akuntansi maupun nonakuntansi memandang TEA secara positif. Kaitannya dengan domain pengetahuan yang dimiliki, sebagian besar akademisi cenderung mendukung gagasan awal TEA dari Grigg. Penelitian ini memberikan rekomendasi lebih lanjut untuk merancang gagasan integrasi konsep TEA dari Ijiri dan Grigg. Lebih lanjut, penelitian ini juga melakukan analisis tambahan, berupa tinjauan literatur bibliometrik dan pemodelan topik guna memberikan rekomendasi topik-topik riset di masa datang tentang TEA.
Financial scandals have raised issues of trust and transparency in the double-entry bookkeeping (DEB) system. This gave rise to the idea of adding a third entry to DEB, which is called triple-entry accounting (TEA). TEA is not a new idea. This idea has been around since 1982 proposed by Yuji Ijiri, an accounting professor. Also, in 2005, Ian Grigg, a financial cryptographer offered the idea of TEA in a different format. These two different initial concepts of TEA gave rise to TEA research with different alignments. This study conducted a systematic review and content analysis of 60 TEA articles published between 2005 and 2024 by both accounting and non-accounting scholars. Using the objective self-awareness theory and q-r theory, this research explores the perspectives of accounting and non accounting scholars on TEA and the relationship between their knowledge domains and their alignment with the initial TEA concepts. The results revealed that nearly all scholars, both from accounting and non-accounting backgrounds, viewed TEA positively. Regarding their knowledge domains, the majority of scholars tended to support the initial idea of TEA by Grigg. This study recommends further research to develop an integrated concept of TEA based on the ideas of Ijiri and Grigg. Furthermore, additional analysis was conducted through bibliometric literature review and topic modeling to provide recommendations for future TEA research topics.
Kata Kunci : Triple-entry accounting, perspektif akademisi, teori kesadaran diri objektif, teori q-r, Yuji Ijiri, Ian Grigg