STRATEGI PT SOKORIA GEOTHERMAL INDONESIA MERESPONS TANTANGAN ENERGI TERBARUKAN DI INDONESIA
Muhammad Afrizal, Dr. Indri Dwi Apriliyanti
2024 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Pemerintah menargetkan menjadikan Pulau Flores sebagai sumber utama energi panas bumi melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2019 dan Keputusan Menteri ESDM nomor 2268 K/30/MEM/2017 tentang Penetapan Pulau Flores sebagai Pulau Panas Bumi. Saat ini terdapat tiga pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT PLN dan PT Sokoria Geothermal Indonesia (PT SGI). Namun kedua perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi tersebut mendapat tanggapan berbeda, dimana PT PLN mendapat perlawanan yang tinggi dari masyarakat setempat sedangkan PT SGI tidak menghadapi konflik. Teori institusional digunakan untuk menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh dunia usaha dan strategi responnya. Tiga jenis tekanan institusional adalah koersif, memetika, dan normatif. Penelitian ini juga menggunakan teori resource dependence theory untuk memahami strategi PT SGI dalam mengatasi kekhawatiran masyarakat dan menurunkan risiko. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif, pendekatan non-probability sampling digunakan, dengan fokus pada peristiwa tertentu yang menarik, yaitu strategi PT Sokoria Geothermal Indonesia. PT SGI menunjukkan komitmennya terhadap tanggung jawab sosial melalui inisiatif Hi-Five, menjaga hubungan positif dengan masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam kerangka RDT, PT SGI bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya eksternal dengan membina hubungan yang saling menguntungkan dengan para pemangku kepentingan. Teori kelembagaan menggarisbawahi perlunya organisasi untuk mematuhi norma, keyakinan, dan harapan masyarakat untuk meningkatkan legitimasi dan menggalang dukungan sosial.
The
government is aiming to make Flores Island as a major geothermal energy source
through Presidential Regulation of The Republic of
Indonesia Number 112 of 2019 and the
Minister of Energy and Mineral Resources Decree number 2268 K/30/MEM/2017 concerning
the Determination of Flores Island as a Geothermal Island. Currently, there are three geothermal power plants,
owned by PT PLN and PT Sokoria Geothermal Indonesia (PT SGI). However, the two
geothermal power generation companies received different responses, where PT
PLN faced high resistance from the local community while PT SGI did not face
conflict. Institutional theory is used to explain the challenges faced by
businesses and their response strategies. Three types of institutional
pressures are coercive, memetics, and normative. This study also adopts
resource dependence theory to understand PT SGI's strategy in addressing public
concerns and lowering risks. The study employs descriptive qualitative research
methodology, A non-probability sampling approach is employed, focusing on the
specific event of interest, namely the strategy of PT Sokoria Geothermal
Indonesia. PT SGI demonstrated its commitment to social responsibility with the
Hi-Five initiative, maintaining positive ties with the community, government,
and other stakeholders. Within the RDT framework, PT SGI aims to diminish
reliance on external resources by cultivating mutually advantageous connections
with stakeholders. Institutional theory underscores the need for organizations
to adhere to society norms, beliefs, and expectations to enhance legitimacy and
garner social support.
Kata Kunci : Geothermal Power Plant, PT SGI, PT PLN, Conflict, Strategy