Sifat Anti Inflamasi Minyak Kacang Sacha Inchi (Plukenetia Volubilis) Pada Tikus Dengan Diet Tinggi Lemak dan Fruktosa Kajian: Ekspresi mRNA NFk?, GPR 120, 12/15 LOX dan Protein TNF-? Adiposa Viseral
Dian Wahyu Pratami, Prof. Dr. Dra. Sunarti, M. Kes; dr. Arta Farmawati, Ph.D
2025 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis
Latar belakang. Pola
makan masyarakat modern yang cenderung tinggi lemak dan fruktosa dapat memicu
akumulasi lemak tubuh sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi. Minyak kacang
sacha inchi banyak mengandung PUFA yang memiliki sifat anti inflamasi dapat
menjadi salah satu pilihan pangan fungsional untuk mencegah inflamasi.
Metode. Sejumlah
30 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok N, DTLF dan kelompok
intervensi minyak kacang sacha inchi dengan 3 dosis berbeda yaitu 0,13 g (S1);
0,26 g (S2) dan 0,39 g (S3). Setiap kelompok dilakukan pemeriksaan dari
jaringan adiposa viseral meliputi pemeriksaan qPCR terkait ekspresi mRNA NFk?,
GPR 120 dan 12/15 LOX serta pemeriksaan ELISA terkait kadar protein TNF?.
Hasil. Kelompok
DTLF menunjukkan terjadinya inflamasi adiposa dengan peningkatan hasil ekspresi
mRNA NFk? dan protein TNF? dibandingkan kelompok N. Perbaikan inflamasi
ditunjukkan oleh penurunan ekspresi mRNA dan protein TNF? serta peningkatan
ekspresi mRNA GPR 120 dan 12/15 LOX pada kelompok intervensi minyak kacang
sacha inchi.
Kesimpulan. Minyak
kacang sacha inchi dapat mencegah terjadinya inflamasi pada adiposa tikus yang
diinduksi diet tinggi lemak dan fruktosa.
Background. The diet of modern society tends to be high in fat
and fructose. This condition can trigger the accumulation of body fat, causing
inflammation. Sacha inchi oil, which contains a lot of polyunsaturated fatty
acids (PUFAs), has anti-inflammatory properties so it can be one of the
functional food choices to prevent inflammation in adipose tissue.
Method. A total of 30 rats were divided into five groups,
namely the normal group (N), the high-fat and fructose diet (HFFD) group, and
the sacha inchi oil intervention group with three different doses, which were
0.13 g (S1), 0.26 g (S2), and 0.39 g (S3). Each group underwent examination in
visceral adipose tissue, including qPCR analysis to determine NFk?, GPR 120,
and 12/15 LOX mRNA expression, and ELISA analysis to measure TNF? protein
levels.
Results. The HFFD group showed inflammation in adipose
tissue characterized by increased NFk? mRNA expression and TNF? protein levels
compared to the N group. Improvement in inflammation was indicated by decreased
NFk? mRNA expression and TNF? protein levels and increased GPR 120 and 12/15
LOX mRNA expression in the sacha inchi oil intervention group.
Conclusion. Sacha inchi oil can prevent inflammation in rat
adipose tissue induced by a high-fat and fructose diet.
Kata Kunci : diet tinggi lemak dan fruktosa, adiposa viseral, inflamasi, minyak kacang sacha inchi