Analisis pendapatan dan risiko pada usaha peternakan ayam petelur di Kabupaten Bantul

NURMURWANI, Rita, Dr.Ir. Dwidjono HD., MS

2004 | Tesis | Magister Manajemen Agribisnis

Dalam menjalankan suatu usaha, khususnya usaha yang bertujuan untuk mencari keuntungan, pendapatan adalah hal yang paling menentukan, karena besarnya keuntungan atau kerugian suatu usaha sangat tergantung dari besarnya pendapatan yang diperoleh. Pendapatan dalam usaha peternakan dihitung sebagai hasil pengurangan dari penerimaan penjualan hasil peternakan dengan biaya produksi. Risiko adalah hal lain yang harus diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha, karena risiko merupakan kans tidak tercapainya suatu tujuan atau rencana dari suatu usaha. Besarnya risiko serta faktor-faktor yang merupakan sumber risiko sangatlah penting untuk dipelajari dan diantisipasi agar dapat menghindari terjadinya kegagalan. Risiko dalam usaha peternakan merupakan kemungkinan (possibility) atau ketidaktentuan (uncertainty) dari perolehan pendapatan akibat faktor- faktor diluar kekuasaan peternak. Dalam penelitian ini, dianalisis mengenai pendapatan dan risiko pada usaha peternakan ayam petelur dengan maksud untuk mengetahui besarnya pendapatan serta risiko dari usaha peternakan ayam petelur, juga faktor-faktor yang merupakan sumber risiko pada usaha ini. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pendapatan peternak ayam petelur sangat bergantung pada faktor internal (produktivitas, tingkat kematian ternak) maupun eksternal (harga input dan output), pendapatan maksimal yang mungkin diperoleh peternak adalah Rp 8.259.351 pada harga telur tertinggi dan pada harga telur terendah kerugian yang mungkin dialami peternak adalah sebesar Rp 3.270.449 dalam satu periode pemeliharaan per 100 ekor ayam, dan pada saat penelitian ini dilaksanakan pendapatan peternak adalah sebesar Rp 105.800. Risiko dari usaha ini sangat besar, dan risiko tersebut lebih disebabkan oleh variabilitas produktivitas dari pada harga telur yang diterima peternak. Berdasarkan jumlah ternak yang dipelihara, peternak dengan jumlah ternak kecil ternyata memiliki pendapatan terbesar serta risiko terkecil, peternak dengan jumlah ternak sedang memiliki pendapatan terendah serta risiko terbesar, sedangkan peternak dengan jumlah ternak besar memiliki pendapatan dan risiko yang sedang. Sedangkan berdasarkan pendapatan yang diperoleh, peternak dengan pendapatan kecil memiliki risiko terbesar, peternak dengan pendapatan besar memiliki risiko terkecil dan peternak yang memiliki pendapatan sedang memiliki risiko sedang.

Income becomes the most important aspect in running a business especially for profitable business. Income, which is earned in a business, determines the business itself whether it is profitable or financial loss. In husbandry business, income is coming from deduction of business revenue with production cost. However, risk in a business also should be noticed carefully because risk means chance of being failed in achieving goals of the business. It is important to recognize, learn and observe anything that can be the causing factors of the risks themselves. By learning those causing factors, the failure can be anticipated maximally. Hence, in the animal husbandry, risk means the possibility of uncertainty of the income because of unpredicted factors. Therefore, the income and the risk in the egg layer chicken business are being analyzed in this study. The purpose of the analysis is to recognize the amount of the income itself and also the chance for the risk. The causing factors of the risk are also analyzed. From the research are known that layer chicken breeder's income depends on either the internal factors (productivity, layer chicken date rate) or the external factors (input price and output price). Since those defenses, the possible maximum income, which is got by the breeder, are Rp 8.259.351 in the highest price of the eggs and for the lowest price, Rp 3.270.449 is the possible loss. Those possibilities are from one period of 100 layers chicken. At the moment this research is done, the breeder's income is Rp 105.800. Since it is very high-risk business, productivity variability is the main cause of the risk over the egg price, which is accepted by the breeder. Based on amount of maintaining layer chickens, it is found that breeder with small amount faces the smallest risk but with the highest income. Breeder with medium amount gets the lowest income with the biggest risk. In other hand, breeder with large amount of chicken also gets the medium risk and income. While based on the income, breeder with small income faces the biggest risk, breeder with big income would faces the smallest risk and medium breeder gets medium risk also.

Kata Kunci : Agribisnis,Resiko dan Pendapatan,Usaha Peternakan Ayam Petelur