Relasi Gramatikal dalam Bahasa Sikka
Cosmas Reynold Radjalewa, Prof. Dr. Suhandano, M.A.
2025 | Tesis | S2 Linguistik
Penelitian-penelitian mengenai bahasa-bahasa
Austronesia di Indonesia telah menunjukkan bahwa bahasa-bahasa Austronesia tipe
Indonesia memiliki sistem alternasi Voice yang simetris. Meskipun
demikian, penelitian terhadap beberapa bahasa di wilayah Indonesia Timur
menunjukkan bukti yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
relasi gramatikal bahasa Sikka untuk menyediakan semakin banyak bukti bagi
klaim tipologis terutama mengenai tipologi relasi gramatikal bahasa-bahasa
Austronesia di Indonesia timur. Terdapat tiga pertanyaan yang menjadi objek
penelitian tesis ini, yaitu: (1) bagaimana struktur klausa dasar bahasa Sikka?
(2) apa saja karakteristik relasi gramatikal yang terdapat dalam bahasa Sikka?
dan (3) bagaimana perubahan relasi gramatikal yang terdapat dalam bahasa Sikka
terjadi? Data dalam penelitian ini didapatkan melalui introspeksi berbasis
kuesioner, wawancara langsung dengan dua penutur asli bahasa Sikka,
korespondensi daring dengan 2 penutur bahasa Sikka, dan teks-teks tertulis
dalam bahasa Sikka. Data kemudian dianalisis dengan kerangka transitivitas dan
relasi gramatikal dari teori linguistik dasar Dixon. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat tiga relasi gramatikal dalam bahasa Sikka, yaitu
subjek, objek, dan oblik. Objek dalam bahasa Sikka dibedakan menjadi objek
primer dan objek sekunder. Identifikasi karakteristik spesifik dari setiap
relasi gramatikal menunjukkan bahwa relasi gramatikal dan perubahan relasi
gramatikal dalam bahasa Sikka dimarkahi secara analitis-perifrastik, terutama
dengan perubahan urutan kata dan konstruksi verba beruntun. Hal ini mengindikasikan
alternasi Voice yang asimetris, yang ditemukan juga pada beberapa bahasa
lain di pulau Flores seperti bahasa Lamaholot dan Solor. Karakteristik ini
berbeda dengan sistem Voice bahasa-bahasa Autronesia tipe Indonesia yang
telah diidentifikasi sebelumnya.
Studies on Austronesian languages in Indonesia has
shown that Indonesian-type Austronesian languages have a symmetrical Voice
alternation system. However, studies on several languages in Eastern Indonesia
has shown different evidence. This study aims to describe the grammatical
relations of Sikka language to provide more evidence for typological claims
especially regarding the typology of grammatical relations of Austronesian
languages in Eastern Indonesia. There are three questions as the objectives of
this thesis: (1) what is the basic clause structure of Sikka language? (2) what
are the characteristics of grammatical relations in Sikka language? and (3) how
do changes in grammatical relations in Sikka language occur? The data in this
study were collected through questionnaire-based introspection, field
interviews with two Sikka speakers, online correspondence with 2 Sikka
speakers, and written texts in Sikka language. The data were then analyzed with
the framework of transitivity and grammatical relations from Dixon's basic
linguistic theory. The results of this study show that there are three
grammatical relations in Sikka language, namely subject, object, and oblique. Objects
in Sikka language can be divided into primary and secondary objects.
Identification of the specific characteristics of each grammatical relation
displays that grammatical relations and changes in grammatical relations in
Sikka language are characterized as analytical-periphrastic, particularly with
changes in word order and serial verb constructions. This indicates
asymmetrical Voice alternation which is also found in several other languages
on the Island of Flores such as Lamaholot and Solor. These characteristics
differ from the previously identified Voice systems of Indonesian-type Austronesian
languages.
Kata Kunci : bahasa Sikka, relasi gramatikal, transitivitas, valensi, voice