ANALISIS KERAGAMAN GENETIK DAN FILOGENETIK TEBU (Saccharum spp. hybrid) DARI PULAU JAWA BERDASARKAN GEN KLOROPLAS trnK
Salfa Athallah Agtari Nabillah, Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D.
2025 | Skripsi | BIOLOGI
Tebu (Saccharum spp. hybrid) adalah tanaman penting dalam
industri pangan karena memiliki peran strategis dalam produksi kebutuhan gula
nasional. Produktivitas tebu di Indonesia sering kali terhambat oleh berbagai
tantangan, termasuk penggunaan kultivar lokal dengan potensi hasil yang belum
optimal serta kurangnya diversifikasi genetik. Variasi genetik untuk produktivitas tebu dalam koleksi
genetik tebu di wilayah tropis sangat melimpah dan dapat dimanfaatkan untuk
menciptakan kultivar komersial dengan hasil tinggi dan kandungan gula yang
optimal.
Keanekaragamannya terlihat dari banyaknya kultivar
unggul yang dibudidayakan. Tantangan utama dalam identifikasi kultivar tebu
adalah terbatasnya variasi fenotipik dalam karakter morfologi, yang sering kali
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan bersifat subjektif. Teknologi DNA barcoding diusulkan untuk
mengidentifikasi kekerabatan spesies tebu dengan menganalisis keragaman genetik
melalui potongan DNA pendek, seperti gen
trnK pada genom kloroplas. Penelitian ini bertujuan menganalisis variasi genetik
dan hubungan kekerabatan tanaman tebu (Saccharum spp. hybrid)
yang dibudidayakan di Pulau Jawa menggunakan gen trnK, serta
merekonstruksi pohon filogenetik kultivar tebu di wilayah tersebut dengan
pendekatan Maximum-likelihood (ML) dan Bayesian Inference (BI). Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai variasi genetik, hubungan
kekerabatan, jarak genetik, dan pola filogeografi kultivar tebu (Saccharum spp.
hybrid) di Pulau Jawa berdasarkan sequence spesifik gen trnK. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa panjang fragmen trnK yang dapat di amplifikasi 259 base pairs. Sampel dibandingkan dengan data yang ada di genBank
menggunakan BLAST dan didapatkan similaritas 93%-94?ngan Saccharum officinarum, S. hybrid cultivar, dan S. spontaneum. Jarak genetik intraspesifik
dan interspesifik pada sampel yang diteliti dengan sampel pemanding berniali 0%
sampai dengan 15,126%. Rekonstruksi pohon filogenetik dengan ML dan BL
menunjukkan terbentuk tiga clade berbeda yang memisahkan antara Saccharum
officinarum, sampel penelitian, dan S. spontaneum. Analisis variasi
genetik menunjukkan bahwa kultivar tebu yang diteliti dan sampel pembanding
memiliki nilai haplotipe 33.
Kata kunci: DNA Barcoding, gen trnK, Saccharum officinarum
Sugarcane
(Saccharum spp. hybrid) is a critical crop in the global food industry, playing
a strategic role in fulfilling national sugar production requirements. In
Indonesia, sugarcane productivity is often constrained by several factors, including
the use of local cultivars with suboptimal yield potential and limited genetic
diversity. The extensive genetic variation available within tropical sugarcane
collections offers significant potential for developing commercial cultivars
with high yields and optimal sugar content. This diversity is reflected in the
wide range of superior cultivars currently under cultivation. A major challenge
in sugarcane cultivar identification lies in the limited phenotypic variation
in morphological traits, which are often influenced by environmental factors
and subject to observer bias. DNA barcoding has emerged as a reliable molecular
tool to elucidate genetic relationships among sugarcane species by analyzing
genetic variation through short, specific DNA sequences, such as the trnK gene
in the chloroplast genome. This study aims to assess the genetic variation and
phylogenetic relationships of sugarcane (Saccharum spp. hybrid) cultivated in
Java Island using the trnK gene. It also seeks to reconstruct the phylogenetic
tree of these cultivars employing Maximum-Likelihood (ML) and Bayesian
Inference (BI) methods. The findings are expected to provide insights into
genetic diversity, phylogenetic relationships, genetic distances, and
phylogeographic patterns of Saccharum spp. hybrid cultivars in Java Island
based on the trnK gene sequences. The results indicate that the amplified trnK
fragment is 259 base pairs in length. Comparative analysis using BLAST against
GenBank data revealed sequence similarity ranging from 93% to 94% with Saccharum
officinarum, S. hybrid cultivars, and S. spontaneum. The genetic distances,
both intraspecific and interspecific, between the studied samples and reference
samples ranged from 0% to 15.126%. Phylogenetic tree reconstruction using ML
and BI approaches identified three distinct clades separating Saccharum
officinarum, the studied samples, and S. spontaneum. Analysis of genetic
variation further revealed a haplotype diversity of 33 among the studied and
reference sugarcane samples. Keywords: DNA Barcoding, trnK gene, Saccharum officinarum
Kata Kunci : DNA Barcoding, gen trnK, Saccharum officinarum