Hubungan TIngkat Perkembangan WIlayah Dengan Peruntukan Kawasan Hutan Di Kabupaten Bengkalis
Kingkin Aji Harimurti, Prof. Dr. Lutfi Muta'ali, S.Si.;Dr. Andri Kurniawan, S.Si.,M.Si.
2025 | Tesis | S2 Geografi
Perkembangan
wilayah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik bersifat intraregional,
interregional maupun ultraregional. Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu
kabupaten yang memiliki kondisi geografis yang bervariasi yang terdiri atas
daerah Dataran, Pesisir, Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat. Kondisi ini tentunya
akan memberikan dampak terhadap proses perkembangan wilayah pada masing-masing
karakteristik geografis. Selain itu Kabupaten Bengkalis juga memiliki tingkat
peruntukan kawasan hutan yang cukup tinggi yaitu sebesar ±69,64%. Hal ini
tentunya akan berdampak terhadap proses pembangunan yang akan dilaksanakan.
Penetapan peruntukan kawasan hutan dilakukan melalui regulasi yang bertujuan
untuk menjaga fungsi ekologis hutan, namun di sisi lain sering kali berbenturan
dengan kebutuhan pembangunan wilayah, terutama di daerah yang menunjukkan
tingkat perkembangan wilayah tinggi. Keberadaan desa dalam kawasan hutan
tentunya memberikan persoalan terhadap proses pembangunannya seperti terjadinya
kemiskinan, konflik lahan, maupun perizinan .
Persoalan ini
tentunya berdampak terhadap proses perkembangan wilayahnya sehingga penelitian
ini bertujuan : 1). Mengidentifikasi tingkat perkembangan wilayah perdesaan di
Kabupaten Bengkalis, 2). Menganalisis faktor-faktor yang menentukan
perkembangan wilayah, 3) Menganalisis hubungan antara tingkat perkembangan
wilayah dan peruntukan kawasan hutan, 4). Merumuskan arahan strategi kebijakan
.Penelitian ini dilakukan dengan unit analisis desa dengan basis analisis
berdasarkan perwilayahan geografis yang terdiri dari daerah Dataran, Pesisir,
Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat. Teknik analisis yang digunakan ialah dengan
standarisasi data (Scalling), Indeks Komposit, Overlay, Uji Spearman,
Analisis Tipologi Wilayah dan analisis SWOT.
Hasil Penelitian
menunjukan bahwa terdapat variasi perkembangan wilayah perdesaan berdasarkan
karakteristik geografis. Desa-desa yang terletak dibagian Dataran cenderung
perkembangan wilayahnya lebih tinggi dibandingkan daerah Pesisir, Pulau
Bengkalis dan Pulau Rupat. Faktor-faktor yang menentukan perbedaan perkembangan
wilayah adalah pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk dan jumlah telepon
selular yang dapat menjangkau. Tingkat peruntukan kawasan hutan di Kabupaten
Bengkalis cukup bervariasi berdasarkan kondisi geografisnya dengan tingkat
peruntukan kawasan hutan didaerah Dataran 74,33%, Pesisir 81,24%, Pulau
Bengkalis 31,92?n Pulau Rupat 60,55%. Bedasarkan peta penutup lahan tahun
2000 dan 2021 terlihat bahwa sebagian besar kawasan hutan komposisi lahannya
sudah tidak berhutan dan cenderung menurun. Hasil uji
spearman menunjukan bahwa daerah Dataran dan Pulau Bengkalis memiliki hubungan
yang signifikan antara tingkat perkembangan wilayah dengan peruntukan kawasan
hutan dengan arah negatif yang berarti bahwa tingkat perkembangan wilayah yang
tinggi cenderung memiliki tingkat peruntukan kawasan hutan yang rendah. Untuk
daerah pesisir dan Pulau Rupat hasil uji spearman tidak signifikan atau tidak
berhubungan. Perlu upaya inventarisasi pemanfaatan, penggunaan, penguasaan
dan pemilikan lahan di kawasan hutan khususnya diprioritasakan pada daerah
dengan tingkat perkembangan tinggi dan peruntukan kawasan hutan tinggi supaya
dapat memberikan kepastian hukum terhadap status lahan yang secara eksisting
bukan hutan dan telah dikuasai masyarakat sehingga pembangunan dapat berjalan
secara berkelanjutan.
Regional
development is influenced by various factors, both intraregional,
interregional, and ultraregional. Bengkalis Regency is one of the districts
with varied geographical conditions consisting of Mainland, Coastal, Bengkalis
Island, and Rupat Island. This condition will certainly have an impact on the
process of regional development in each geographical characteristic. In
addition, Bengkalis Regency also has a fairly high level of forest area
designation, which is 69.8%. This will certainly have an impact on the
development process that will be carried out. The designation of forest areas
is carried out through regulations that aim to maintain the ecological function
of forests, but on the other hand, it often clashes with the needs of regional
development, especially in areas that show a high level of regional
development. The level of regional development often affects and is affected by
forest area designation. The existence of villages in forest areas certainly
provides problems to the development process, such as poverty, land conflicts,
and licensing.
These
issues certainly have an impact on the process of regional development so this
research aims to: 1). Identify the level of development of rural areas in
Bengkalis Regency, 2). Analyzing the factors that determine regional
development, 3) Analyzing the relationship between the level of regional
development and forest area designation, 4). This research was conducted with a
village analysis unit with an analysis base based on geographical regions
consisting of mainland, coastal, Bengkalis Island, and Rupat Island. The
analysis techniques used were data standardization (scaling), Composite Index,
Overlay, Spearman Test, Regional Typology Analysis, and SWOT analysis.
The
results showed that there were variations in the development of rural areas
based on geographical characteristics. Villages on the mainland tend to have
higher regional development than the coastal areas, Bengkalis Island and Rupat
Island. Factors that determine differences in regional development are
population growth, population density, and the number of cellular phones that
can reach. The level of forest area designation in Bengkalis Regency varies
considerably based on its geographical conditions with the level of forest area
designation in the Mainland at 74.33%, Coastal at 81.24%, Bengkalis Island at
31.92%, and Rupat Island at 60.55%. Based on the 2000 and 2021 land cover maps,
it can be seen that most of the forest areas are no longer forested and tend to
decline. The results of the Spearman test show that the Mainland and Bengkalis
Island have a significant relationship between the level of regional
development and forest area designation with a negative direction, which means
that a high level of regional development tends to have a low level of forest
area designation. For coastal areas and Rupat Island, the Spearman test results
are not significant or not related. It is necessary to inventory the
utilization, use, control and ownership of land in forest areas, especially
prioritized in areas with a high level of development and high forest area
designation (Typology I) to provide legal certainty on the status of land that
is not forest and has been controlled by the community so that development can
run sustainably.
Kata Kunci : Hubungan, Perkembangan Wilayah, Kawasan Hutan