Peran Adverse Childhood Experience terhadap Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak Usia Dini
Rasya Henrietta Hasibuan, Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie, S.Psi., M.Psi., Psikolog
2025 | Skripsi | PSIKOLOGI
Latar Belakang: Pengasuhan sering dianggap sebagai tanggung jawab yang terutama dipegang oleh ibu. Pada kenyataannya, baik ibu maupun ayah memainkan peran yang berbeda namun saling melengkapi. Keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan telah ditemukan memiliki efek positif pada perkembangan kognitif, afektif, dan fisik anak. Faktor-faktor yang memengaruhi keterlibatan ayah dalam pengasuhan meliputi faktor internal dalam diri ayah serta faktor dukungan sosial dari pasangan maupun lingkungan sosial yang lebih luas. Penelitian telah menunjukkan bahwa Adverse Childhood Experience (ACE) dapat secara signifikan memengaruhi cara individu, termasuk ayah, berinteraksi dengan anak-anak mereka. Meskipun penelitian tentang dampak ACE semakin berkembang, sebagian besar fokusnya masih tertuju pada pengasuhan ibu.
Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran Adverse Childhood Experience (ACE) terhadap keterlibatan ayah dalam pengasuhan serta arah dari peran tersebut.
Partisipan dan Latar: Partisipan dalam penelitian ini yaitu laki-laki yang memiliki anak berusia 1-8 tahun.
Metode: Penelitian ini mengukur Adverse Childhood Experience (ACE) menggunakan World Health Organization Adverse Childhood Experience International Questionnaire (WHO ACE-IQ) dan mengukur keterlibatan ayah dengan menggunakan Inventory of Father Involvement oleh Hawkins. Hipotesis penelitian dianalisis menggunakan regresi linier sederhana serta terdapat analisis tambahan yang dilakukan dengan menggunakan one-way ANOVA.
Hasil: Penelitian ini mengidentifikasi koefisien regresi sebesar -0,21 dengan signifikansi p = 0,01. Selain itu, penelitian ini juga menemukan nilai R² sebesar 0,04, yang signifikan (p = 0,01). Analisis ANOVA mengungkapkan perbedaan skor ACE rata-rata di antara kelompok partisipan dengan jumlah anak dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Skor ACE rata-rata tertinggi ditemukan pada partisipan yang memiliki dua anak (M = 2,72) dan pada partisipan dengan pendidikan terakhir tingkat diploma (M = 2,85).
Kesimpulan: Penelitian ini menemukan bahwa terdapat peran negatif dari ACE terhadap keterlibatan seorang ayah dalam pengasuhan anak dan bahwa ACE memprediksi ketidakterlibatan ayah dalam pengasuhan sebesar 4%. Hasil analisis data menunjukkan peran negatif ACE terhadap keterlibatan dengan implikasi bahwa semakin banyak bentuk/dimensi ACE yang dialami oleh seorang ayah pada masa kecilnya, keterlibatan mereka dalam pengasuhan anak berpotensi untuk menjadi semakin sedikit.
Background: Parenting is often assumed to be a responsibility primarily held by mothers. In reality, both mothers and fathers play different, yet complementary roles. Active father involvement in parenting has been found to contribute positively on children’s cognitive, emotional, and physical development. Factors influencing a father's involvement in parenting include internal factors within the father and social support factors from both the partner and the broader social environment. Research has shown that Adverse Childhood Experience (ACE) can significantly impact how individuals, including fathers, interact with their children. Despite the growing body of research on the effects of ACE, much of the focus has been on maternal care.
Objective: This study aims to explore the relationship between Adverse Childhood Experience (ACE) and paternal involvement among fathers, as well as the direction of this role.
Participants and setting: The participants in this study are men who have children aged 1-8 years.
Methods: This study measures Adverse Childhood Experience with The World Health Organization Adverse Childhood Experience International Questionnaire (WHO ACE-IQ and Father involvement is measured by using the Inventory of Father Involvement by Hawkins. Research hypothesis is analysed using simple linear regression. Additional analysis is done using one-way ANOVA.
Results: This study identified a regression coefficient of -0,21 with a significance of p = 0,01. Additionally, the study finds an R² value of 0,04, which was significant (p = 0,01). ANOVA analysis revealed differences in the mean ACE scores among participant groups with varying numbers of children and educational backgrounds. The highest mean ACE scores were observed in participants with two children (M = 2,72) and those with a diploma-level education (M = 2,85).
Conclusions: This study found that Adverse Childhood Experiences (ACE) have a negative role in a father's involvement in child caregiving and that ACE predicts 4% of a father's lack of involvement in caregiving. The data analysis results indicate a negative role of ACE in involvement, with implications suggesting that the more forms/dimensions of ACE a father experienced during his childhood, the less likely he is to be involved in child care.
Kata Kunci : Adverse Childhood Experience (ACE), keterlibatan ayah, pengasuhan anak