Laporkan Masalah

Kekerasan, Kualitas Kesehatan dan Prevalensi Stunting di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dalam Sudut Pandang Segitiga Kekerasan Galtung

Ambika Putri Swakartika Sari, Prof. Dr. Amalinda Savirani, M.A.

2025 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional

Dinamika pembangunan di salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yaituK abupaten Brebes dianalogikan seperti sebuah mitologi Yunani “kotak pandora” sebagai metafora dari “banyaknya masalah dan kesulitan yang ada di dalamnya”. “Kotak Pandora” yang dimaksud di sini dalam konteks pembangunan di Kabupaten Brebes adalah rendahnya kualitas layanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya prevalensi Stunting (anak kerdil) di kabupaten ini. Johan Galtung (1990) berpendapat ada tiga jenis kekerasan yaitu kekerasan langsung, struktural, dan kultural. Tingginya prevalensi Stunting dikarenakan adanya interkoneksi antar ketiga bentuk kekerasan Galtung.

Penelitian kualitatif ini menggunakan pemikiran Galtung sebagai sudut pandang baru sekaligus pisau analisis dalam memahami dan mengidentifikasi akar masalah penyebab Stunting di Brebes, Jawa Tengah. Pertanyaan penelitian yang dirumuskan adalah mengapa prevalensi stunting di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah terus terjadi dan faktor apa saja yang menjadi akar masalahnya dalam sudut pandang konsep Segitiga Kekerasan Galtung. Temuan penelitian ini adalah adanya irisan dan interkoneksi antara kekerasan langsung, struktural dan kultural.

Kekerasan langsung terjadi secara verbal yang menghantam psikis keluarga dengan anak stunting berupa stigma sosial dan secara fisik berupa KDRT yang keduanya berkembang menjadi pembiaran maupun budaya diam di masyarakat. Kekerasan struktural terjadi karena adanya struktur dan sistem sosial yang tidak adil semakin meruncingkan kemiskinan dan ketimpangan, akses terhadap fasilitas dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai, rendahnya literasi masyarakat khususnya pengetahuan bekal pra nikah serta ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya seperti air bersih, sanitasi lingkungan dan ketiadaan diversifikasi pangan lokal. Secara bersamaan, kekerasan kultural juga bekerja menguatkan dan melegitimasi kekerasan langsung dan struktural yang terjadi, seperti adanya keyakinan bahwa imunisasi anak dianggap haram, adanya pola pengasuhan yang tidak tepat, stigma terkait penderita stunting serta budaya patriarki yang berkembang di tengah masyarakat Kabupaten Brebes. 

The dynamics of development in one of the districts in Central Java Province, Brebes Regency, is analogous to a Greek mythology of "pandora's box" - a metaphor for a situation full of troubles, "the many problems and difficulties that exist in it". The Pandora's dilemma in this context of Brebes Regency is considering the district's healthcare challenges, as evidenced by the high prevalence of Stunting. Johan Galtung's typology of violence—direct, structural, and cultural—provides a useful framework for analyzing this issue. The persistence of Stunting reflects the overlap also the interconnection between direct, structural and cultural violence.

This qualitative study utilizes Galtung's framework to delve into the root causes of Stunting in Brebes. This research question is why does the prevalence of Stunting persist in Brebes Regency, Central Java and what are the underlying factors from the perspective of Galtung's Triangle of Violence concept. This study reveals a synergy between direct violence, encompassing verbal and physical abuse, and structural and cultural violence.

Direct violence, particularly social stigma and domestic violence, creates a cycle of violence that worsens the condition of families with stunted children and reinforces a culture of silence in society. Structural violence, stemming from unjust social structures and systems, manifested in poverty and inequality, inadequate access to essential healthcare facilities and services, low literacy rates, particularly regarding premarital knowledge, and inequitable access to resources such as clean water, sanitation, and a diverse food supply, is the primary driver of the high prevalence of Stunting in Brebes Regency. Concurrently, cultural violence reinforces and legitimizes the prevailing structural violence, such us beliefs that infant immunization is forbidden, inappropriate parenting practices, stigma or societal norms associated with Stunting, and the entrenched patriarchal culture in the society of Brebes Regency.

Kata Kunci : Stunting, Segitiga Kekerasan Galtung (kekerasan langsung, struktural dan kultural)

  1. S2-2025-485224-abstract.pdf  
  2. S2-2025-485224-bibliography.pdf  
  3. S2-2025-485224-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2025-485224-title.pdf