Laporkan Masalah

DINAMIKA KEKUASAAN DALAM REZIM KEKAYAAN INTELEKTUAL: PEMBACAAN FOUCAULDIAN TERHADAP NOVEL ALL RIGHTS RESERVED KARYA GREGORY SCOTT KATSOULIS

Ananti Nurhayati, Dr. Nur Saktiningrum, M.Hum.

2025 | Tesis | S2 Sastra

Novel All Rights Reserved karya Gregory Scott Katsoulis menggambarkan masyarakat distopia di mana setiap aspek kehidupan masyarakat dikontrol secara ketat melalui regulasi kekayaan intelektual yang ekstrem. Kekayaan intelektual dalam novel ini tidak hanya menjadi alat untuk melindungi hak pemilik kekayaan intelektual, tetapi juga digunakan sebagai alat untuk mengendalikan dan mengatur kebebasan berbicara, berekspresi, dan bertindak. Dengan menggunakan perspektif Foucauldian, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana kekayaan intelektual digunakan sebagai instrumen kekuasaan, dampak kekuasaan tersebut terhadap kehidupan sosial masyarakat, dan respon masyarakat dalam menghadapi kekuasaan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menerapkan pendekatan genealogi dari Michel Foucault.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekayaan intelektual, sebagai instrumen kekuasaan, dimanfaatkan untuk mengarahkan pengetahuan masyarakat ke arah penerimaan komodifikasi dan monetisasi kekayaan intelektual sebagai kebenaran. Kekayaan intelektual juga digunakan sebagai instrumen utama dalam membangun struktur kekuasaan yang dapat mendominasi penegakan hukum dan sistem ekonomi. Tidak hanya itu, kekayaan intelektual juga dimanfaatkan untuk menciptakan strategi normalisasi dan disiplin yang tidak hanya menundukkan tubuh masyarakat, tetapi juga memperkuat ketergantungan sistemik mereka pada struktur ekonomi yang ada. 

Adapun dampak yang ditimbulkan oleh kekuasaan rezim kekayaan intelektual meliputi terbatasnya akses terhadap kebutuhan dasar dan kebebasan individu, peningkatan ketergantungan terhadap produk-produk dan layanan perusahaan, serta hilangnya hak individu atas privasi dan ruang pribadi. Sebagai respon, individu menunjukkan perlawanan dan oposisi terhadap kekuasaan rezim kekayaan intelektual, yang dapat diklasifikasikan ke dalam dua bentuk yang berbeda: perlawanan diskursif untuk menantang wacana dominan kekuasaan dan perlawanan subversif untuk melawan mekanisme kekuasaan. 

Pada akhirnya, melalui perlawanan diskursif, masyarakat berhasil melemahkan dominasi wacana kekuasaan atas pola pikir mereka. Sementara itu, melalui perlawanan subversif, mereka berhasil merebut kembali otonomi dan menciptakan perubahan signifikan dalam dinamika kekuasaan yang ada. Dengan demikian, dinamika kekuasaan ini menunjukkan bahwa meskipun kekuasaan ekonomi dan hukum yang berlandaskan kekayaan intelektual mendominasi seluruh aspek kehidupan, individu tetap memiliki potensi untuk menentang, melawan, dan mengubah struktur kekuasaan yang ada demi memperjuangkan kebebasan dan hak-hak dasar mereka.


All Rights Reserved by Gregory Scott Katsoulis portrays a dystopian society where every aspect of life is highly controlled by extreme intellectual property regulations. In this novel, intellectual property is not only a tool to protect the rights of intellectual property owners but also used as a tool to control and regulate freedom of speech, expression, and action. By applying a Foucauldian perspective, this research aims to reveal how intellectual property is used as an instrument of power, the impact of such power on people's social lives, and people's responses in the face of such power. The method used in this research is descriptive-qualitative by implementing Michel Foucault's genealogy approach. 

This research shows that intellectual property, as an instrument of power, is used to steer people's knowledge in accepting the commodification and monetization of intellectual property as the truth. Intellectual property is also used as a key instrument in building a power structure that dominates law enforcement and the economic system. In addition, intellectual property is used to create normalizing and disciplining strategies that not only subjugate people's bodies but also strengthen their systemic dependence on the existing economic structure.

The consequences of the domination of the intellectual property regime include limited access to fundamental needs and individual freedoms, increased dependence on corporate products and services, and loss of individual rights to privacy and personal space. In response, people show their resistance and opposition to the power of the intellectual property regime, which can be classified into two different forms: discursive resistance to challenge the dominant discourse of power and subversive resistance to resist the mechanisms of power.

In the end, through discursive resistance, people managed to weaken the domination of power discourse over their mindset. Meanwhile, through subversive resistance, they managed to reclaim their autonomy and create significant changes in the existing dynamic of power. Thus, this power dynamic shows that despite the economic and legal power grounded on intellectual property dominating all aspects of life, individuals have the potential to resist, challenge, and transform the existing power structure to strive for their freedom and basic rights.

Kata Kunci : Kekayaan Intelektual, Wacana, Normalisasi, Disiplin, Perlawanan diskursif dan subversif

  1. S2-2025-490073-abstract.pdf  
  2. S2-2025-490073-bibliography.pdf  
  3. S2-2025-490073-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2025-490073-title.pdf