Laporkan Masalah

Faktor-Faktor Yang Dapat Mendorong Pemanfaatan Hasil Riset Dalam Perumusan Kebijakan (Studi Kasus di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)

Agus Purwanto, Prof. Dr. soc.pol. Agus Heruanto Hadna , M.Si.; Nyarwi Ahmad , Ph.D.

2025 | Tesis | S2 Mag.Studi Kebijakan

Pemanfaatan hasil riset dalam perumusan kebijakan di KLHK masih mengalami hambatan, sehingga perlu dicarikan faktor yang dapat menjadi pendorong maupun penghambat untuk menyusun kebijakan berbasis bukti. Kebijakan berbasis bukti menjadi penting karena dapat meningkatkan kualitas kebijakan dan membantu dalam pengambilan keputusan berbasis pemecahan masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data yang dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan informan terpilih. Data sekunder terkait dengan struktur organisasi dan tupoksi dikumpulkan melalui pengunduhan di website instansi terkait. Data yang dikumpulkan diolah melalui analisis deskriptif kualitatif. Faktor pendorong dalam pemanfaatan hasil riset untuk perumusan kebijakan di KLHK meliputi: 1. Hasil riset banyak tetapi kurang optimal dimanfaatkan, 2. Hasil riset masih dalam taraf sosialisasi dan belum menyentuh advokasi, 3. Pentingnya momentum dan isu-isu terkini di dalam perencanaan riset. 4. Terbatasnya kapasitas dan waktu periset dalam menyusun rekomendasi kebijakan berbasis bukti, 5. Pentingnya komunikasi dan jejaring kerja dalam pemanfaatan hasil riset, 6. Efektivitas unit organisasi yang menangani khusus urusan kebijakan masih kurang, 7. Alokasi dana riset berpengaruh terhadap kualitas hasil riset. Faktor penghambat dalam pemanfaatan hasil riset untuk perumusan kebijakan di KLHK: 1. Kurangnya dana penelitian, 2. Hilangnya momentum kebijakan, 3. Kurang menarik pembuatan policy brief, 4. Kurangnya kemitraan atau jejaring dengan perumus kebijakan. Optimalisasi pemanfaatan hasil riset dapat dilakukan dengan membuka seluas-luasnya faktor pendorong dan mencari solusi cepat dan tepat terhadap faktor yang dapat menghambat dalam adopsi hasil-hasil riset. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan sistem terintegrasi kebijakan berbasis bukti, dimana sistem ini menjadi jembatan antara peneliti, analis kebijakan, pembuat kebijakan dan pengguna kebijakan. Sistem dapat memonitoring kebutuhan kebijakan dan riset sehingga riset yang dihasilkan sesuai kebutuhan. Metode penelitian yang digunakan social network analysis, sistem dinamik analisis(stela), dengan teori komunikasi yang efektif.

The utilization of research results in policy formulation at the Ministry of Environment and Forestry still faces obstacles, so it is necessary to find factors that can be drivers or obstacles to formulating evidence-based policies. Evidence-based policies are important because they can improve the quality of policies and assist in decision-making based on problem solving. The method used in this study is a qualitative method. Data collected through direct interviews with selected informants. Secondary data related to organizational structure and duties were collected through downloading on the websites of related institutions. The data collected was processed through qualitative descriptive analysis. Driving factors in the utilization of research results for policy formulation at the Ministry of Environment and Forestry include: 1. There are many research results but they are not optimally utilized, 2. Research results are still in the socialization stage and have not touched on advocacy, 3. The importance of momentum and current issues in research planning. 4. Limited capacity and time for researchers in compiling evidence-based policy recommendations, 5. The importance of communication and networking in utilizing research results, 6. The effectiveness of organizational units that specifically handle policy matters is still lacking, 7. Allocation of research funds affects the quality of research results. Inhibiting factors in the utilization of research results for policy formulation in the Ministry of Environment and Forestry: 1. Lack of research funds, 2. Loss of policy momentum, 3. Lack of attractiveness in making policy briefs, 4. Lack of partnerships or networks with policy makers. Optimizing the utilization of research results can be done by opening up the driving factors as widely as possible and finding quick and appropriate solutions to factors that can hinder the adoption of research results. Therefore, it is necessary to develop an integrated evidence-based policy system, where this system is a bridge between researchers, policy analysts, policy makers and policy users. The system can monitor policy and research needs so that the research produced is in accordance with needs. The research methods used are social network analysis, dynamic system analysis (stela), with effective communication theory.

Kata Kunci : pemanfaatan hasil riset, kebijakan berbasis bukti, rekomendasi kebijakan

  1. S2-2025-476154-abstract.pdf  
  2. S2-2025-476154-bibliography.pdf  
  3. S2-2025-476154-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2025-476154-title.pdf