Faktor Risiko Mortalitas Pasien Penyakit Hirschsprung Pasca Operasi Duhamel dan Transanal Endorectal Pull-through

Janveri Balige Simanjuntak, Prof. dr. Gunadi, Ph.D, Sp.BA., Subsp.DA(K); dr. Kristy Iskandar, M.Sc, Ph.D, Sp.A. Subsp.Neuro.(K)

2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang : Transanal Endorectal Pull-through merupakan metode operasi minimal invasif untuk penyakit Hirschsprung terbanyak yang dilakukan di Indonesia Meskipun memiliki luaran yang lebih baik, masih ditemukan mortalitas sebesar 1-10%. Tujuan : Studi ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi dan faktor penyebab mortalitas pada pasien Hirschsprung pasca operasi Duhamel dan TEPT. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan studi cross sectional. Data rekam medis pasien RSUP Dr Sardjito dengan prosedur TEPT yang meninggal akan dianalisis sejak admisi pasien hingga pasien meninggal. Faktor yang berpeluang dapat meningkatkan risiko mortalitas akan dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan komparatif. Hasil dan Simpulan : Tiga pasien meninggal setelah sebelumnya pernah menjalani operasi di luar RSUP Dr. Sardjito. Ketiga pasien meninggal akibat sepsis dan dua pasien menjalani prosedur kedua kalinya. Frekuensi mortalitas pasien TEPT dengan ALL dan Duhamel yang sebelumnya menjalani prosedur di luar RSUP Dr. Sardjito adalah 1.01 ?n 5 % serta konsisten dengan studi sebelumnya. Mortalitas pada TEPT disebabkan oleh Leukemia Limfoblastik Akut. Mortalitas pada Duhamel disebabkan oleh Perdarahan FEK akibat Crohn’s Disease dan pasien lainnya akibat gejala obstruktif pasca operasi. Faktor seperti prosedur berulang, komplikasi serta penyakit yang diderita oleh pasien berpotensi menyebabkan peningkatan risiko mortalitas.

Background: Transanal Endorectal Pull-through (TEPT) is the most commonly performed minimally invasive surgical method for Hirschsprung disease in Indonesia. Despite better outcomes, mortality rates of 1-10% are still reported. Objective: This study aims to determine the frequency and risk factors of mortality in Hirschsprung patients following Duhamel and TEPT. Methods: This research is a descriptive study with a cross-sectional design. Medical records of patients from Dr. Sardjito General Hospital who underwent TEPT and subsequently died were analyzed from admission until death. Potential risk factors contributing to mortality were analyzed descriptively using a comparative approach. Results and Conclusion: Three patients died after previously undergoing surgery outside of RSUP Dr. Sardjito. All three patients died due to sepsis, and two of them underwent a second procedure. The mortality rates for TEPT patients with ALL and Duhamel patients who had previously undergone procedures outside RSUP Dr. Sardjito are 1.01% and 5%, respectively, which are consistent with previous studies. Mortality in TEPT was caused by Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL). Mortality in Duhamel was caused by FEK bleeding due to Crohn's Disease and by obstructive symptoms post-surgery in another patient. Risk factors such as repetitive procedure, complication and another disease occurred potentially contributed to the increased risk of mortality.

Kata Kunci : Faktor Risiko, Hirschsprung, Komplikasi, Mortalitas, TEPT