Kajian Lintas Seksional Porphyromonas gingivalis dan Porphyromonas gulae Penyebab Penyakit Periodontal pada Anjing yang Diimpor Ke Indonesia
Alfina Rahmi Siregar, Dr. drh. Widagdo Sri Nugroho, M. P., Prof. Dr. drh. Rini Widayanti, M. P
2025 | Tesis | S2 Sain Veteriner
Masalah kesehatan pada anjing cukup beragam, diantaranya
penyakit periodontal. Porphyromonas
gingivalis dan Porphyromonas
gulae berkontribusi terhadap
penyakit periodontal dan berpotensi menyebabkan kejadian zoonosis.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi infeksi Porphyromonas gingivalis dan Porphyromonas gulae, analisis filogenetik
dan menganalisa faktor risiko yang mempengaruhi penyakit periodontal pada anjing yang
diimpor ke Indonesia. Kajian lintas seksional digunakan dalam penelitian ini dengan sampel sebanyak
122 ekor anjing yang diimpor ke Indonesia melalui Bandara Internasional
Soekarno Hatta. Swab plak gigi
diambil sebagai spesimen untuk diuji di laboratorium. Pengujian dilakukan
dengan teknik Polymerase Chain Reaction
(PCR) menggunakan primer PgifimA3 untuk Porphyromonas gingivalis
dan PgufimA4 untuk Porphyromonas gulae, hasil pengembangan dalam
penelitian ini. Spesimen yang teridentifikasi dengan PCR dilanjutkan sekuensing
untuk analisis filogenetik. Hasil uji PCR dianalsis deskriptif, faktor risiko
dianalisis bivariat dan multivariat menggunakan SPSS, dan analisis filogenetik
menggunakan MEGA versi 11. Primer
PgifimA3 dan PgufimA4 berdasarkan gen fimA untuk
identifikasi Porphyromonas gingivalis dan Porphyromonas gulae berhasil
didesain berdasarkan Accession number: AB795788.1 dan Accession number: LC372938.1. Prevalensi Porphyromonas gulae
sebesar 50?n Porphyromonas gingivalis 1,6%. Analisis filogenetik
menunjukkan Porphyromonas gingivalis dari Filipina memiliki kekerabatan
dengan strain asal Jepang dan Spanyol memiliki kekerabatan dengan strain asal
USA, sedangkan Porphyromonas gulae yang berasal dari 16 negara memiliki kekerabatan
dengan tiga strain asal Jepang. Hasil analisis bivariat menunjukkan asosiasi
signifikan pada variabel plak (p-value 0,000, OR 29,440),
kalkulus (p-value 0,000, OR 14,438), kehadiran Porphyromonas gingivalis dan Porphyromonas gulae (p-value 0,000, OR 29,224), breed small (p-value 0,009,
OR 2,679) dan umur lebih dari 3 tahun (p-value 0,007; OR 2,745). Hasil analisis regresi logistik yang
signifikan (p-value < 0>plak (?+2,565, OR 13,005), Kalkulus (?+2,210, OR 9,115), dan kehadiran Porphyromonas
gingivalis dan Porphyromonas gulae (?+2,460, OR 11,706). Model
regresi diperoleh adalah Penyakit periodontal (Y) = -8,007 + 2,565 (Plak) + 2,460 (kehadiran Porphyromonas
sp.) + 2,210 (Kalkulus). Kesimpulan
penelitian ini adalah diperoleh primer untuk identifikasi Porphyromonas gingivalis dan Porphyromonas gulae, prevalensi infeksi Porphyromonas gingivalis
1,6?n Porphyromonas
gulae 50%, dengan faktor
risiko yang berpengaruh adalah plak gigi, kalkulus dan kehadiran Porphyromonas gingivalis dan Porphyromonas gulae.
Health problems in dogs are diverse, including periodontal disease. Porphyromonas gingivalis and Porphyromonas gulae contribute to periodontal disease and potentially cause zoonotic events. This study aimed to determine the prevalence of Porphyromonas gingivalis and Porphyromonas gulae infections, perform a phylogenetic analysis, and analyze risk factors affecting periodontal disease in dogs imported into Indonesia. This study used a cross-sectional study with a sample of 122 dogs imported into Indonesia through Soekarno Hatta International Airport. Dental plaque swabs were taken as specimens for laboratory testing. The polymerase chain reaction (PCR) technique was tested using primers PgifimA3 for Porphyromonas gingivalis and PgufimA4 for Porphyromonas gulae, developed in this study. Specimens identified by PCR were followed by sequencing for phylogenetic analysis. PCR test results were analyzed descriptively; risk factors were analyzed bivariate and multivariate using SPSS, and phylogenetic analysis using MEGA version 11. PgifimA3 and PgufimA4 primers based on the fimA gene for identification of Porphyromonas gingivalis and Porphyromonas gulae were successfully designed based on Accession number AB795788.1 and Accession number LC372938.1. The prevalence of Porphyromonas gulae was 50% and Porphyromonas gingivalis 1.6%. Phylogenetic analysis showed that Porphyromonas gingivalis from the Philippines was related to strains from Japan, and Spain was related to strains from the USA. In contrast, Porphyromonas gulae from 16 countries was related to three strains from Japan. The results of the bivariate analysis showed significant associations in the variables of plaque (p-value 0.000, OR 29.440), calculus (p-value 0.000, OR 14.438), presence of Porphyromonas gingivalis and Porphyromonas gulae (p-value 0.000, OR 29.224), breed small (p-value 0.009, OR 2.679) and age more than 3 years (p-value 0.007; OR 2.745). Significant logistic regression analysis results (p-value <0>Porphyromonas gingivalis and Porphyromonas gulae (?+2.460, OR 11.706). The regression model obtained was Periodontal disease (Y) = -8.007 + 2.565 (Plaque) + 2.460 (presence of Porphyromonas sp.) + 2.210 (Calculus). This study concluded that primary identification of Porphyromonas gingivalis and Porphyromonas gulae was obtained, the prevalence of Porphyromonas gingivalis infection was 1.6%, and Porphyromonas gulae was 50%, with influential risk factors being dental plaque, calculus and the presence of Porphyromonas gingivalis and Porphyromonas gulae
Kata Kunci : Porphyromonas sp., Primer, Prevalensi, Filogenetik, Anjing impor