Laporkan Masalah

Talal Asad dan Syed Muhammad Naquib al-Attas tentang Sekularisme

Achmad Resa, Dr. Agus Himmawan Utomo, S.S., M.Hum.

2025 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Tesis ini berjudul Talal Asad dan Syed Muhammad Naquib al-Attas tentang Sekularisme. Penelitian berangkat dari fakta bahwa pada kehidupan masyarakat modern, agama tidak lagi memainkan peran sesignifikan seperti pada masyarakat premodern. Agama yang sebelumnya mencakup seluruh aspek kehidupan, kini harus berbagi ruang dengan politik. Bahkan, tak jarang agama harus disubordinasi di bawah institusi politik. Fenomena ini disebut dengan sekularisme. Sekularisme acapkali dianjurkan untuk membentuk masyarakat yang lebih maju dan humanis. Namun, pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Penelitian ini berupaya untuk menguji konsep sekularisme melalui perspektif Talal Asad dengan genealoginya dan Syed Muhammad Naquib al-Attas dengan taw??d method of knowledge-nya, lalu membandingkan keduanya.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan model komparasi Pemikiran kedua tokoh diletakkan secara sejajar melalui teori Worldview Studies. Data-data diambil dari buku-buku, jurnal, dan situs web. Bahan-bahan tersebut didekati dengan metode hermeneutika filosofis yang didukung dengan unsur-unsur metodis berupa deskripsi, interpretasi, heuristika, dan kesinambungan historis.


Penelitian menunjukkan bahwa Asad dan al-Attas memiliki persamaan dan perbedaan dalam memandang sekularisme. Asad menggunakan genealogi Foucaultian dan Tradisi untuk memeriksa konsep sekularisme, sedangkan al-Attas menggunakan taw??d method of knowledge. Genealogi dan Tradisi digunakan Asad untuk melihat sekularisme melalui konsep-konsep yang mengitarinya, sedangkan al-Attas melihatnya melalui konsep-konsep kunci pada pandangan alam Islam. Dari landasan metodoligis tersebut ditemukan persamaan antara Asad dan al-Attas dalam memandang sekularisme antara lain: sekularisme sarat akan unsur kebudayaan Barat, sehingga tidak dapat sertamerta diterapkan pada kebudayaan lain; sekularisme juga dapat mengubah konstruksi epistemologis kebudayaan tertentu jika diterapkan di luar Barat; tidak ada nilai yang final dan absolut. Adapun perbedaannya antara lain: Menurut Asad sekularisme tidak memiliki landasaan ontologis yang tetap, sementara al-Attas sekularisme berlandaskan pada penggabungan filsafat Aristoteles ke dalam teologi Kristen; bagi Asad, sekularisme berimplikasi pada redefinisi konsep-konsep krusial pada suatu kebudayaan, sementara al-Attas melihat bahwa sekularisme menyebabkan seseorang berpikir di luar terang tradisi; Asad melihat bahwa nilai ditentukan oleh kekuasaan, sementara menurut al-Attas sekularisme membawa pada relativisasi nilai.   

This thesis is entitled Talal Asad and Syed Muhammad Naquib al-Attas on Secularism. The research is based on the fact that in the modern society, religion no longer plays significant role as in premodern one. Religion that previously encompassed all aspects of life has to share with political sphere. Furthermore, it is sometimes subordinated by political institution. This phenomenon is called by sekularism. Sekularism is often forced to a society to form a more advanced and humanist society. However, this opinion is not entirely accurate. This study attempts to test the concept of sekularism through the perspective of Talal Asad with his genealogy and Syed Muhammad Naquib al-Attas with his ‘taw??d method of knowledge’, then compare the two.

This research is a library research with comparation model. Their thoughts are placed in parallel using Worldview Studies theory. The data are taken from books, journals, and websites, and approached using philosophical hermeneutics accompanied by methodical elements in the form of description, interpretation, heuristics, and historical continuity.

The study shows that Asad and al-Attas have similarities and differences in viewing secularism. Asad uses Foucaultian genealogy and Tradition to examine the concept of secularism, while al-Attas uses the taw??d method of knowledge. Asad uses genealogy and tradition to view secularism through the concepts surrounding it, while al-Attas views it through key concepts in the Islamic worldview. From this methodological basis, similarities are found between Asad and al-Attas in viewing secularism, including: secularism is full of elements of Western culture, so it cannot be immediately applied to other cultures; secularism can also change the epistemological construction of a particular culture if applied outside the West; there are no final and absolute values. The differences include: According to Asad, secularism does not have a fixed ontological basis, while al-Attas secularism is based on the intrusion of Aristotelian philosophy into Christian theology; For Asad, secularism implies a redefinition of crucial concepts in a culture, while al-Attas sees that secularism causes one to think outside the light of tradition; Asad sees that values are determined by power, while according to al-Attas secularism leads to the relativization of values.


Kata Kunci : Kata Kunci: Sekularisme, agama, politik, kebudayaan, pandangan alam, filsafat agama, Talal Asad, Syed Muhammad Naquib al-Attas

  1. S2-2025-509665-abstract.pdf  
  2. S2-2025-509665-bibliography.pdf  
  3. S2-2025-509665-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2025-509665-title.pdf