Laporkan Masalah

Understanding Sexual Consent Communication among University Students: A Qualitative Inquiry

Amanda Shafira Nadya Putri, Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi., Ph.D.

2025 | Skripsi | PSIKOLOGI

Persetujuan seksual penting untuk memastikan semua pihak yang terlibat dalam aktivitas seksual merasa aman dan nyaman. Penelitian ini menyelidiki bagaimana mahasiswa mengomunikasikan persetujuan seksual, mengeksplorasi persepsi mereka terhadap praktik verbal dan nonverbal. Dengan keterbatasan pendidikan seks formal dan tabu budaya di Indonesia, pemahaman terhadap dinamika ini menjadi krusial. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, delapan mahasiswa, terdiri dari jumlah yang seimbang berdasarkan jenis kelamin dan berusia 19 hingga 23 tahun, diwawancarai mengenai pengalaman dan praktik mereka dalam komunikasi persetujuan seksual. Hasil penelitian menunjukkan peserta memiliki pemahaman komprehensif tentang persetujuan seksual, yang dipersepsikan sebagai kesepakatan, izin, atau ketiadaan paksaan. Isyarat verbal eksplisit menjadi metode komunikasi yang paling disukai, terutama di kalangan peserta perempuan. Dinamika hubungan dan pengaruh alkohol menjadi faktor utama yang memengaruhi praktik persetujuan seksual, dengan peserta dalam hubungan yang lebih serius cenderung menggunakan komunikasi verbal karena kepercayaan yang telah terbangun. Penelitian ini juga menemukan tantangan berupa ketidaknyamanan, rasa canggung, dan ketidakpastian dalam menyampaikan persetujuan, yang disebabkan oleh kurangnya pendidikan seksual dan tabu sosial. Oleh karena itu, penelitian ini menekankan pentingnya program pendidikan seksual komprehensif untuk meningkatkan komunikasi persetujuan yang jelas dan mengurangi risiko kesalahpahaman atau paksaan.

Sexual consent is crucial to ensure that everyone involved in a sexual activity feels safe and comfortable. This study investigates how university students communicate sexual consent, exploring their perceptions of verbal and nonverbal practices. Given the limited formal sex education and cultural taboos in Indonesia, understanding these dynamics is vital to addressing sexual consent issues. Using a qualitative descriptive approach, eight university students, evenly split by gender and aged 19 to 23, were interviewed about their experiences and practices in sexual consent communication. The findings reveal that participants possess a comprehensive understanding of sexual consent, perceiving it as an agreement, permission, or absence of coercion. Explicit verbal cues emerged as the most preferred method of communication, particularly among female participants. Relationship dynamics and intoxication were identified as key factors influencing sexual consent practices, with participants in committed relationships favoring verbal communication due to established trust. The study also highlights challenges such as discomfort, awkwardness, and uncertainty in conveying consent, attributed to inadequate sexual education and societal taboos. These findings highlight the need for comprehensive sexual education programs in Indonesia to foster clear and effective consent communication, thereby reducing risks of misunderstanding or coercion in sexual interactions.

Kata Kunci : sexual consent, perception, verbal communication, nonverbal communication

  1. S1-2025-438466-abstract.pdf  
  2. S1-2025-438466-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-438466-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-438466-title.pdf