Laporkan Masalah

Pengaruh Umur dan Frekuensi Pemotongan Terhadap Produktivitas, Kadar Oksalat serta Kandungan Nutrien Pennisetum purpureum cv. Gama Umami dan Leguminosa Lokal yang Ditanam dengan Sistem Intercropping

Ica Damayanti, Prof. Ir. Nafiatul Umami, S. Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng; Dr. Ir. Asih Kurniawati, S. Pt., M.Si., IPP

2025 | Tesis | S2 Ilmu Peternakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pemotongan terhadap morfologi dan produktivitas Pennisetum purpureum cv. Gama Umami dan leguminosa lokal yang ditanam dengan sistem intercropping. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK) (2x2x2), dengan faktor pertama varietas leguminosa (kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) (V1)) dan kacang tunggak (Vigna unguiculata) (V2)), faktor kedua umur pemotongan U (60 hari (U1) dan 75 hari (U2)), dan faktor ketiga frekuensi pemotongan: 2 (frekuensi pemotongan pertama (R0) dan frekuensi pemotongan kedua (R1). Kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 24 petak percobaan. Ukuran setiap petak percobaan adalah 2 x 1,5 m dengan jarak antar petak 0,5 m. Stek Gama Umami ditanam sebanyak 9 stek pada setiap petak dengan jarak tanam 90 x 70 cm. Parameter yang diamati meliputi karakter morfologi (tinggi tanaman, lebar daun, jumlah anakan, diameter batang), kandungan oksalat dan produksi biomassa. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pola faktorial dan apabila terdapat perbedaan pada interaksi dilanjutkan dengan uji DMRT (P<0>intercropping dengan kacang tunggak memiliki morfologi, kandungan nutrien (BK, SK), dan produksi segar dan produksi BK lebih tinggi (P<0>intercropping dengan kacang koro pedang. Namun, kadar PK lebih tinggi (P<0>intercropping dengan kacang tunggak menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal morfologi, produktivitas dan kandungan nutriennya. Pada umur pemotongan 75 hari dapat meningkatkan morfologi dan produktivitas Gama Umami namun kadar protein kasar mengalami penurunan. Selain itu, pada frekuensi pemotongan pertama menunjukkan hasil yang yang lebih baik dalam hal morfologi dan kandungan nutriennya.

This study aims to determine the effect of cutting age on the morphology and productivity of Pennisetum purpureum cv. Gama Umami and local legumes grown with intercropping system. The experimental designed used was a Factorial Randomized Block Design (RBD) (2x2x2), with the first factor of leguminous varieties (Jack bean (Canavalia ensiformis) (V1)) and cowpea (Vigna unguiculate) (V2)), the second factor of cutting age U (60 days (U1) and 75 days (U2)), the third factor of cutting frequency: 2 (first cutting frequency (R0) and second cutting frequency (R1). The treatment combinations were repeated 3 times resulting in 24 experimental plots. The size of each experimental plot was 2 x 1.5 m with a distance of 0.5 m between plots. Gama Umami cuttings were planted as many as 9 cuttings in each plot with a spacing of 90 x 70 cm. Parameters observed included morphological characters (plant height, leaf width, number of tillers, stem diameter), oxalate content and biomass production. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) factorial pattern and if there were differences in the interaction, it was continued with DMRT test (P < 0>

Kata Kunci : Pennisetum purpureum, Gama Umami, umur pemotongan, morfologi, produksi biomassa, kadar oksalat/Pennisetum purpureum, Gama Umami, Cutting age, morphology, biomass production, oxalate content

  1. S2-2025-508469-abstract.pdf  
  2. S2-2025-508469-bibliography.pdf  
  3. S2-2025-508469-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2025-508469-title.pdf