Laporkan Masalah

PERCEPATAN GRADUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) MELALUI PELAKSANAAN PROGRAM KOMPLEMENTER PKH SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA

Ririn Faddilah Nurdianti, Matahari Farransahat, S.E., M.H.E.P.

2024 | Skripsi | ILMU SOSIATRI

Di Kota Yogyakarta pelaksanaan PKH diiringi dengan pelaksanaan beberapa program komplementer PKH seperti program KUBE, UEP/USEP, dan PENA. Tujuan diadakannya ketiga program tersebut adalah untuk memaksimalkan hasil dan manfaat yang bisa diperoleh KPM selama menjadi peserta PKH serta mempercepat terjadinya graduasi sejahtera PKH secara mandiri. Sejauh ini program-program tersebut masih tetap berjalan dengan baik dan berdampak positif bagi para pesertanya meskipun saat Pandemi Covid-19 sempat terhambat beberapa kegiatannya. Selain itu ketiga program ini juga membantu pemerintah dalam mengatasi dan mencegah masalah kemiskinan menjadi semakin parah akibat krisis saat pandemi kemarin, bahkan ada beberapa peserta program komplementer yang memutuskan untuk melakukan graduasi mandiri sejahtera PKH pada masa pemulihan pasca pandemi. Adanya berbagai dampak positif dari pelaksanaan ketiga program komplementer PKH tersebutlah yang melatarbelakangi penelitian ini untuk membahas lebih jauh mengenai bentuk pelaksanaan program komplementer PKH dalam upaya melakukan percepatan graduasi sejahtera PKH. 

Penelitian ini menggunakan dasar konsep kemiskinan perkotaan untuk melihat kemiskinan yang terjadi di Kota Yogyakarta dan konsep pembangunan masyarakat untuk menjelaskan bentuk pelaksanaan program komplementer PKH serta terdapat pula konsep mengenai pendekatan graduasi oleh BRAC untuk melihat sejauh mana pendekatan graduasi digunakan pada PKH. Selain itu penelitian ini juga menggunakan Logical Framework Approach sebagai alat analisis untuk mempermudah menjelaskan kronologis pelaksanaan program komplementer. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam penelitian ini terdapat dua unit analisis yaitu Kecamatan Umbulharjo dan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta, sedangkan untuk informan penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Adapun pengumpulan data pada penelitian ini menggabungkan dua teknik yaitu teknik wawancara dan dokumentasi. 

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa input pada program komplementer PKH yaitu kepesertaan program, peran para aktor yang terlibat pada program, pendanaan, dan regulasi dalam melaksanakan program. kemudian selama program berlangsung terdapat dua klasifikasi kelompok kegiatan yaitu kegiatan pokok dan kegiatan tambahan. Kegiatan pokok adalah kegiatan penyaluran bantuan sosial kepada para peserta sama seperti kegiatan PKH pada umumnya, sedangkan kegiatan tambahan meliputi beberapa kegiatan sosial dan pengembangan diri peserta yang sifatnya pemberdayaan. Selanjutnya dari kegiatan tersebut diperoleh beberapa output seperti adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta bertambahnya relasi usaha. Kemudian dari hasil kegiatan tersebut juga mendorong adanya peningkatan produktivitas, pendapatan, dan sikap solidaritas para peserta bahkan mendorong kemandirian dan memunculkan kesadaran diri peserta untuk melakukan graduasi mandiri. Meskipun pelaksanaan program komplementer memberikan banyak dampak positif, hal tersebut tetap kurang bisa memengaruhi peningkatan jumlah KPM PKH yang melakukan graduasi mandiri secara signifikan. Akan tetapi setidaknya para lulusan graduasi mandiri dapat terbebas dari kemiskinan yang ekstrim dan memiliki kehidupan layak secara berkelanjutan.

In Yogyakarta City, the implementation of PKH is accompanied by the implementation of several PKH complementary programs such as the KUBE, UEP/USEP, and PENA programs. The purpose of the three programs is to maximize the results and benefits that can be obtained by KPM while participating in PKH and to accelerate the independent graduation of PKH. So far these programs are still running well and have a positive impact on the participants even though during the Covid-19 Pandemic some of their activities were hampered. In addition, these three programs also help the government in overcoming and preventing poverty problems from getting worse due to the crisis during the pandemic yesterday, and there were even some complementary program participants who decided to graduate independently from PKH during the post-pandemic recovery period. The various positive impacts of the implementation of the three PKH complementary programs are the background of this research to further discuss the form of implementation of the PKH complementary program in an effort to accelerate PKH welfare graduation.

This research uses the basic concept of urban poverty to see the poverty that occurs in Yogyakarta City and the concept of community development to explain the form of implementation of the PKH complementary program and there is also the concept of the graduation approach by BRAC to see the extent to which the graduation approach is used in PKH. In addition, this research also uses the Logical Framework Approach as an analytical tool to make it easier to explain the chronology of the implementation of complementary programs. The research method used is a qualitative method with a descriptive approach. In this study there are two units of analysis, namely Umbulharjo Sub-district and the Social, Labor and Transmigration Office (Dinsosnakertrans) of Yogyakarta City, while the research informants were selected using purposive sampling and snowball sampling techniques. The data collection in this study combines two techniques, namely interview and documentation techniques.

Based on the results of the research, there are several inputs to the PKH complementary program, namely program participation, the roles of the actors involved in the program, funding, and regulations in implementing the program. Then during the program there are two classifications of activity groups, namely main activities and additional activities. The main activity is the distribution of social assistance to participants just like PKH activities in general, while additional activities include several social activities and self-development of participants that are empowering in nature. Furthermore, from these activities, several outputs are obtained, such as increased knowledge and skills, and increased business relations. Then the results of these activities also encourage an increase in productivity, income, and solidarity attitudes of the participants and even encourage independence and raise participants' self-awareness to graduate independently. Although the implementation of the complementary program has many positive impacts, it still cannot significantly influence the increase in the number of KPM PKH who graduate independently. However, at least the independent graduate graduates can be free from extreme poverty and have a decent life in a sustainable manner.

Kata Kunci : Penanggulangan Kemiskinan, PKH, Graduasi mandiri, Program Komplementer

  1. S1-2024-428255-abstract.pdf  
  2. S1-2024-428255-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-428255-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-428255-title.pdf