Pengaruh Investasi Infrastruktur Terhadap Perkembangan Wilayah Internal dan Dampaknya Terhadap Wilayah Eksternal: Kasus Kabupaten Cilacap dan 7 Wilayah Sekitarnya
Ganjar Sulistyono, Doddy Aditya Iskandar, S.T., MCP., Ph.D.
2024 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah
Perkembangan wilayah adalah proses perubahan positif di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dipengaruhi oleh investasi infrastruktur. Meski Kabupaten Cilacap memiliki perekonomian kuat berkat kontribusi Pertamina RU-IV, terdapat ketidakseimbangan antara indikator ekonomi dan sosial, seperti tingkat kemiskinan, ketimpangan, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang cenderung lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya. Kondisi ini menunjukkan pentingnya peran investasi infrastruktur, tidak hanya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan sosial. Anomali ini menegaskan perlunya kajian lebih mendalam tentang fungsi infrastruktur dalam konteks spasial dan dampaknya pada pertumbuhan regional. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mendeskripsikan pengaruh investasi infrastruktur di Kabupaten Cilacap terhadap perkembangan wilayah internal Cilacap serta dampaknya pada wilayah eksternal sekitarnya.
Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, serta wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengannya, termasuk Kabupaten Banyumas, Kebumen, Brebes, Ciamis, Kuningan, Pangandaran, dan Kota Banjar. Metode yang digunakan adalah mix-methods dengan desain eksplanatoris sekuensial. Pada tahap pertama, analisis kuantitatif dilakukan menggunakan Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) untuk menguji pengaruh beberapa variabel secara simultan. Tahap kedua melibatkan metode kualitatif melalui wawancara tak berstruktur dengan 12 narasumber yang merupakan pejabat struktural dan fungsional dari institusi terkait perencanaan anggaran, infrastruktur, dan kebijakan pembangunan wilayah di Cilacap dan sekitarnya. Wawancara digunakan untuk triangulasi dan memvalidasi hasil temuan kuantitatif, sehingga dapat diperoleh pemahaman mendalam serta memastikan keakuratan dan kredibilitas data.
Hasil uji statistik dan wawancara menunjukkan korelasi yang jelas. Hasil wawancara mampu memvalidasi temuan uji statistik yang menunjukkan bahwa investasi infrastruktur di Kabupaten Cilacap, yang diukur melalui variabel seperti rata-rata lama sekolah, kapasitas kelembagaan, belanja modal, stok infrastruktur, dan PMTB, berpengaruh signifikan terhadap perkembangan wilayah internal dan eksternal. Dampak pada wilayah eksternal, seperti Kabupaten Banyumas, Pangandaran, Kebumen, dan Kota Banjar, bahkan lebih besar dibandingkan wilayah internal. Hal ini terjadi karena infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah pusat memiliki cakupan manfaat yang lebih luas, sehingga wilayah eksternal lebih banyak merasakan manfaatnya. Sebaliknya, di wilayah eksternal lain seperti Kabupaten Brebes, Kuningan, dan Ciamis, investasi infrastruktur tidak berpengaruh signifikan. Perbedaan hasil ini dapat dijelaskan oleh berbagai faktor, seperti sumber investasi infrastruktur, hierarki sistem pusat permukiman, konektivitas antarwilayah, posisi geografis, tingkat kekotaan, serta sinergi antara kapasitas kelembagaan dan kualitas SDM. Temuan ini memberikan perspektif baru bahwa teori pertumbuhan neoklasik dan endogen dapat diintegrasikan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif.
Regional
development was a process of positive change in economic, social, and
environmental aspects influenced by infrastructure investment. Despite having a
strong economy driven by the contribution of Pertamina RU-IV, Cilacap Regency
experienced imbalances between economic and social indicators, such as poverty
levels, inequality, and the Human Development Index (HDI), which tended to be
lower than neighboring regions. This condition underscored the importance of
infrastructure investment, not only for promoting economic growth but also for
improving social welfare. This anomaly highlighted the need for deeper studies
on the role of infrastructure within a spatial context and its impact on
regional growth. This study aimed to examine and describe the influence of
infrastructure investment in Cilacap Regency on internal development as well as
its impact on surrounding external regions.
The research was conducted in Cilacap Regency, Central Java Province, and its directly adjacent areas, including Banyumas, Kebumen, Brebes, Ciamis, Kuningan, Pangandaran, and Banjar City. The study employed a mixed-methods approach with a sequential explanatory design. The first phase involved quantitative analysis using Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) to simultaneously test the influence of multiple variables. The second phase utilized qualitative methods through unstructured interviews with 12 informants, comprising structural and functional officials from institutions related to budgeting, infrastructure, and regional development policies in Cilacap and surrounding areas. The interviews were conducted to triangulate and validate the quantitative findings, ensuring in-depth understanding as well as the accuracy and credibility of the data.
The statistical tests and interviews revealed a clear correlation. The interviews validated the statistical findings, indicating that infrastructure investment in Cilacap Regency, measured through variables such as average years of schooling, institutional capacity, capital expenditure, infrastructure stock, and Gross Fixed Capital Formation (GFCF), significantly influenced both internal and external regional development. The impact on external regions, such as Banyumas, Pangandaran, Kebumen, and Banjar City, was even greater than on internal regions. This was attributed to infrastructure projects funded by the central government, which had broader benefits and were more impactful on external areas. Conversely, in other external regions such as Brebes, Kuningan, and Ciamis, infrastructure investment had no significant effect. These differing outcomes could be explained by factors such as the sources of infrastructure investment, the hierarchy of settlement systems, inter-regional connectivity, geographic positioning, urbanization levels, and the synergy between institutional capacity and human resource quality. These findings offer a fresh perspective that the neoclassical and endogenous growth theories can be integrated to provide a more comprehensive understanding of regional development.
Kata Kunci : Investasi Infrastruktur, Perkembangan Wilayah, SEM-PLS