Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerapan Manajemen Pengendalian Usahatani Bawang Merah di Kabupaten Bantul
ARI SUSANTI, Dr. Hani Perwitasari S.P., M.Sc. ; Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati, M.P.
2025 | Skripsi | SOS.EK. PERTANIAN (AGROBISNIS)
Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan komoditas strategis dengan permintaan yang terus meningkat seiring pertambahan penduduk dan perkembangan industri berbahan baku bawang merah. Kabupaten Bantul, khususnya di kecamatan Sanden, Kretek, dan Imogiri menjadi sentra produksi bawang merah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu upaya penting dalam meningkatkan produksi dan mengurangi risiko dalam usahatani bawang merah adalah pengendalian efektif terhadap faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menjelaskan penerapan pengendalian usahatani bawang merah di Kabupaten Bantul, dan (2) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penerapan pengendalian tersebut. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif di mana pemilihan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling dan pengambilan sampel dilakukan secara sensus pada 2 kapanewon sentra bawang merah di Kabupaten Bantul yang berjumlah 50 responden, serta data yang digunakan terdiri atas data primer dan sekunder. Metode analisis data yang digunakan ialah skala Likert dan analisis Regresi Linear Berganda. Hasil analisis skoring skala Likert tingkat penerapan pengendalian usaha tani bawang merah di Kabupaten Bantul menunjukkan tingkat penerapan berada pada kategori cukup tinggi, dengan produksi mencapai 12,11 ton/ha. Hasil analisis Regresi Linear Berganda dapat diketahui bahwa variabel biaya benih umbi, biaya pupuk, dan harga jual panen berpengaruh positif terhadap tingkat penerapan pengendalian usaha tani bawang merah serta biaya pestisida berpengaruh negatif terhadap tingkat penerapan pengendalian usaha tani bawang merah.
Shallots (Allium cepa L.) are a strategic commodity with demand continuing
to increase along with population growth and the development of shallot raw
material industries. Bantul Regency, especially in the Sanden, Kretek and
Imogiri sub-districts, is the center for shallot production in the Special
Region of Yogyakarta. One important effort to increase production and reduce
risks in shallot farming is effective control of factors that influence plant
growth. This research aims to: (1) explain the implementation of shallot
farming controls in Bantul Regency, and (2) analyze the factors that influence
the implementation of these controls. The basic research method used is
descriptive analysis in which the selection of research locations is determined
by the purposive sampling method and sampling is carried out by census at 2 kapanewon
red onion centers in Bantul Regency, totaling 50 respondents, and the data used
consists of primary and secondary data. The data analysis method used is a
Likert scale and Multiple Linear Regression analysis. The results of the Likert
scale scoring analysis of the level of implementation of shallot farming
control in Bantul Regency show that the level of implementation is in the quite
high category, with production reaching 12.11 tonnes/ha. From the results of
the Multiple Linear Regression analysis, it can be seen that the variables cost
of tuber seeds, fertilizer costs, and harvest selling prices have a positive
effect on the level of implementation of control on shallot farming and
pesticide costs have a negative effect on the level of implementation of control
on shallot farming.
Kata Kunci : bawang merah, Kabupaten Bantul, pengendalian usahatani, faktor produksi, regresi linear berganda / Keywords: shallots, Bantul Regency, farming control, production factors, multiple linear regression