PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN HENTI JANTUNG METODE BAURAN TERHADAP INTENSI PERAWAT RSA UGM DALAM MELAKUKAN PERTOLONGAN HENTI JANTUNG

Nefit Anugrah Jatira'ufani, Purwadi Sujalmo, S.Kep., Ns., M.Kep; Syahirul Alim, S.Kp., M.Sc., Ph.D

2025 | Skripsi | ILMU KEPERAWATAN

Latar belakang: Intensi perawat dalam melakukan pertolongan henti jantung penting dimiliki guna mempercepat reaksi pertolongan ketika terdapat pasien dengan henti jantung. Menurut teory planned of behavior, faktor yang mempengaruhi intensi diperlukan paparan informasi dan pengalaman. Maka dari itu pelatihan pertolongan henti jantung metode bauran dapat dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan intensi perawat. 

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pelatihan pertolongan henti jantung metode bauran terhadap intensi perawat RSA UGM dalam melakukan pertolongan henti jantung. 

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan kuantitatif menggunakan rancangan pretest-posttest one group design. Responden dalam penelitian ini adalah perawat bangsal RSA UGM sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner intensi bantuan hidup dasar yang diisi oleh responden sebanyak dua kali, yaitu pre dan post. Analisis penelitian ini menggunakan paired sample t-test untuk mengetahui pengaruh pelatihan pertolongan henti jantung metode bauran terhadap intensi  pertolongan hentu jantung sebelum dan sesudah peletihan.  

Hasil: Rata-rata intensi perawat dalam melakukan pertolongan henti jantung sebelum pelatihan sebesar 110,6 (kategori tinggi) dan setelah pelatihan menjadi 115,34 (kategori tinggi). Hasil uji paired sample t-test adalah 0,13 yang mana p > 0,05 maka perbedaan nilai pre-test dan post-test tidak signifikan secara statistik dan hipotesis tidak diterima. 

Kesimpulan: Tidak ada pengaruh antara pelatihan pertolongan henti jantung metode bauran terhadap intensi perawat dalam melakukan pertolongan henti jantung. 

Kata Kunci: Intensi Perawat, Metode bauran, Pelatihan pertolongan henti jantung

Background: The intention of nurses to provide assistance during cardiac arrest is crucial for accelerating response time when a patient experiences cardiac arrest. According to the Theory of Planned Behavior, exposure to information and experience are factors influencing intention. Therefore, blended learning-based cardiac arrest assistance training can be implemented to improve nurses' intentions. Objective: This study aimed to determine the effect of blended learning-based cardiac arrest assistance training on the intention of RSA UGM nurses to provide cardiac arrest assistance. 

Method: This quasi-experimental study employed a quantitative approach with a pretest-posttest one-group design. The respondents in this study were 41 ward nurses from RSA UGM. The study utilized a basic life support intention questionnaire, which was completed by the respondents twice: pre-training and post-training. Data analysis was conducted using a paired sample t-test to examine the effect of blended cardiac arrest assistance training on the intention to provide cardiac arrest assistance before and after the training. 

Result: The average intention score of nurses to provide cardiac arrest assistance increased from 110 before the training to 115 after the training. The result of the paired sample t-test is 0.13, where p > 0.05, indicating that the difference in pre-test and post-test scores is not statistically significant, and the hypothesis is not accepted. 

Conclusion: Blended learning-based cardiac arrest assistance training did not significantly affect nurses' intentions to provide cardiac arrest assistance. 

Keywords: Nurse’s Intention, Blended Learning, Cardiac Arrest Assistance Training

Kata Kunci : Intensi Perawat, Metode bauran, Pelatihan pertolongan henti jantung/Nurse’s Intention, Blended Learning, Cardiac Arrest Assistance Training