Okupansi Kijang (Muntiacus muntjak) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) UGM Getas Ngandong

RAFI NUR FAIZI, Dr. rer. nat. Ir. Sena Adi Subrata, S. Hut., M. Sc., IPU; Wanlop Chutipong, Ph. D.

2024 | Skripsi | KEHUTANAN

Kijang (Muntiacus muntjak) mengalami penurunan populasi karena hutan yang terfragmentasi dan terdegradasi. Habitat di KHDTK UGM Getas Ngandong masih menyediakan ruang hunian, tetapi juga merepresentasikan penyebab penurunan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menaksir okupansi kijang dan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap okupansi kijang di KHDTK UGM Getas Ngandong.
Penelitian ini menggunakan camera trap untuk mengetahui kehadiran kijang. Penempatannya dilakukan secara systematic pada grid berukuran 1 x 1 km. Grid penelitian ditentukan berdasarkan hutan dan nonhutan (stratifikasi). Kovariat/faktor lingkungan diperoleh menggunakan protocol sampling dan Peta RBI melalui ArcGIS. Analisis model okupansi menggunakan unmarked package dengan software RStudio.
Berdasarkan hasil penelitian, kehadiran kijang terdeteksi pada 7 grid dari total 20 grid penelitian. Kijang menempati 35?ri luas yang disurvei di KHDTK UGM Getas Ngandong dan kelerengan merupakan kovariat/faktor lingungan yang memiliki pengaruh terbesar terhadap okupansi kijang dibandingkan kovariat lainnya. Selain itu, nilai ? coefficients (6,07±3,35) menunjukkan hubungan positif antara probabilitas okupansi dan kelerengan berdasarkan interval kepercayaan 85% (CI). Probabilitas okupansi kijang terkonsentrasi di bagian timur laut KHDTK UGM Getas Ngandong yang diduga vegetasinya lebih beragam dibanding area (bagian) lain. Pada lokasi tersebut, kelerengan rendah hingga sedang (22?-29?) berkaitan dengan tutupan hutan yang lebih rapat dibandingkan area dengan kelerengan yang lebih landai.

The barking deer (Muntiacus muntjak) is experiencing  a population decline due to fragmented and degraded forest. Habitat in the KHDTK UGM Getas Ngandong still provides occupied space, but also represents the cause of the decline. Therefore, this study aims to estimate the occupancy of the barking deer and the environmental factors influencing its occupancy in KHDTK UGM Getas Ngandong.
This research used camera trap to detect the presence of barking deer, with cameras placed systematically within 1 x 1 km grid cells in forested and non-forested areas (stratified). Enviromental covariates were collected through sampling protocols and RBI maps using ArcGIS. Occupancy model analysis was conducted using the unmarked package in RStudio.
The presence of barking deer was detected in 7 of the 20 research grids. Deer occupied 35% of the surveyed area in the KHDTK UGM Getas Ngandong and slope was the covariate that had the greatest influence on deer occupancy compared to other covariates. In addition, the ? coefficients (6,07±3,35) indicates a positive relationship between occupancy probability and slope based on 85% (CI) confidence interval (Cl). The probability of deer occupancy is concentrated in the northeastern part of the KHDTK UGM Getas Ngandong, which is suspected to have more diverse vegetation tha other areas (parts). In these locations, low to moderate slopes (22?-29?) associated to denser forest cover than areas with more gentle slopes.

Kata Kunci : okupansi, kijang, KHDTK UGM Getas Ngandong, model okupansi