Uji Aktivitas Antioksidan Produk Madu Monoflora dan Multiflora Menggunakan Metode Penangkapan Radikal Bebas DPPH
Natanael Hendry Santoso, apt. M. Novrizal Abdi Sahid, M. Eng., Ph. D., apt. Purwanto, M. Sc., Ph. D.
2025 | Skripsi | FARMASI
Madu monoflora diketahui memiliki nilai jual dan popularitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan madu multiflora, namun hal tersebut belum tentu mempengaruhi aktivitas biologis zat aktif madu dalam tubuh. Aktivitas biologis yang dimaksud dikhususkan adalah pada aktivitas antioksidannya yang bahkan belum dikaji secara luas. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai uji aktivitas antioksidan untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan kedua jenis madu yakni madu monoflora dan madu multiflora, serta perbedaan nilai aktivitas antioksidannya. Adapun uji yang dilakukan adalah menggunakan uji penangkapan radikal bebas dengan reagen DPPH. Hasil akhir dari penelitian ini adalah rata-rata nilai IC50 setiap sampel madu yang bisa menjadi salah satu faktor untuk mengetahui dan membandingkan aktivitas antioksidan pada kedua jenis madu.
Aktivitas antioksidan tertinggi dalam hal ini berarti ditunjukan oleh nilai IC50 terendah. Adapun nilai IC50 yang didapat berturut-turut untuk jenis kelompok madu monoflora adalah produk madu monoflora Kelengkeng 3431,09 µg/mL, produk madu monoflora Randu 1363,75 µg/mL, dan produk madu monoflora Kaliandra 260,24 µg/mL. Sedangkan nilai IC50 untuk jenis kelompok madu multiflora adalah produk madu multiflora Riau 123,28 µg/mL, produk madu multiflora Flores 3679,84 µg/mL, dan produk madu multiflora Sumatera 1398,65 µg/mL. Untuk nilai rata-rata IC50 pada sampel madu monoflora adalah 1685,03 µg/mL, sedangkan untuk madu multiflora menghasilkan nilai IC50 sebesar 1733,92 µg/mL.
Monofloral honey is known for its significantly higher market value and popularity compared to multifloral honey. However, these factors do not necessarily influence the biological activity of active compounds in honey within the body. This study focuses on the antioxidant activity of honey, particularly using the DPPH radical scavenging assay, an area that remains underexplored. The aim is to evaluate and compare the antioxidant activities of monofloral and multifloral honey based on their IC50 values, which serve as an indicator of antioxidant capacity.
The highest antioxidant activity is indicated by the lowest IC50 value. The IC50 results for monofloral honey are as follows: longan honey (3431.09 µg/mL), kapok honey (1363.75 µg/mL), and calliandra honey (260.24 µg/mL). For multifloral honey, the IC50 values are: Riau honey (123.28 µg/mL), Flores honey (3679.84 µg/mL), and Sumatra honey (1398.65 µg/mL). The average IC50 value for monofloral honey samples is 1685.03 µg/mL, while multifloral honey samples exhibit an average IC50 value of 1733.92 µg/mL.
Kata Kunci : antioksidan, DPPH, madu, monoflora, multiflora.