Mental Health through Music as a Communication Device: Audience Interpretation and Hindia’s “Lagipula Hidup Akan Berakhir” Album
INDRA AQIL ADELIO, Dr. Ardian Indro Yuwono, S.I.P., M.A.
2025 | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Studi ini mengeksplorasi penggunaan musik sebagai alat komunikasi untuk mengatasi masalah kesehatan mental, dengan fokus pada interpretasi audiens terhadap album Hindia 'Lagipula Hidup Akan Berakhir'. Kesadaran akan kesehatan mental, khususnya di kalangan Generasi Z, telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, namun stigma dan keterbatasan akses terhadap dukungan profesional tetap menjadi hambatan yang umum. Penelitian ini meneliti bagaimana musik Hindia berfungsi sebagai media untuk ekspresi dan koneksi emosional, yang memungkinkan pendengar menemukan pelipur lara dan pemahaman melalui lirik dan melodi yang relevan. Dengan menggunakan Model Komunikasi-Persuasi McGuire, Teori Encoding-Decoding Stuart Hall, dan teori Interpretasi Audiens, wawancara kualitatif dilakukan dengan pendengar yang telah mengalami tantangan kesehatan mental. Temuan menyoroti bahwa lagu-lagu Hindia sangat menyentuh hati audiens, menumbuhkan rasa pengalaman bersama dan memberikan dukungan emosional. Studi ini menggarisbawahi potensi musik sebagai alat komunikasi inovatif dalam wacana kesehatan mental, menjembatani perjuangan pribadi dengan percakapan sosial yang lebih luas.
Kata Kunci: Komunikasi Kesehatan Mental, Musik sebagai Alat Komunikasi, Interpretasi Audiens, Hindia, Generasi Z.
This study explores the use of music as a communication device to address mental health issues, focusing on the audience interpretation of Hindia's album Lagipula Hidup Akan Berakhir. Mental health awareness, particularly among Generation Z, has risen significantly in recent years, yet stigma and limited access to professional support remain prevalent barriers. This research examines how Hindia's music serves as a medium for emotional expression and connection, allowing listeners to find solace and understanding through relatable lyrics and melodies. Using McGuire's Communication-Persuasion Model, Stuart Hall's Encoding-Decoding Theory, and Audience Interpretation theories, qualitative interviews were conducted with listeners who have experienced mental health challenges. Findings highlight that Hindia's songs resonate deeply with the audience, fostering a sense of shared experience and providing emotional support. This study underscores the potential of music as an innovative communication tool in mental health discourse, bridging personal struggles with broader social conversations.
Keywords: Mental Health Communication, Music as Communication device, Audience Interpretation, Hindia, Generation Z.
Kata Kunci : Mental Health Communication, Music as Communication device, Audience Interpretation, Hindia, Generation Z.