Laporkan Masalah

“You Need to Calm Down”: Gender Politics and LGBTQ+ Advocacy in Taylor Swift’s Persona

Muhammad Riefky Fahreza, Evi Lina Sutrisno, S. Psi., M. A., P. hD.

2025 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN

Studi ini mengeksplorasi narasi yang berkembang dalam musik Taylor Swift, dengan fokus pada kesetaraan gender dan advokasi LGBTQ+. Dengan menggunakan Analisis Wacana Kritis (CDA), penelitian ini mengkaji bagaimana lirik Swift menantang norma-norma patriarki dan heteronormatif, khususnya dalam lagu-lagu seperti You Need to Calm Down. Penelitian ini menelusuri transisinya dari pengkodean queer yang halus dalam lagu-lagu seperti Welcome to New York ke aktivisme yang lebih eksplisit dalam karya-karya terbarunya. Temuan ini menyoroti bagaimana musik Swift mendorong percakapan global tentang inklusivitas dan kesetaraan gender. Namun, penelitian ini mengakui adanya keterbatasan, seperti liriknya yang didominasi bahasa Inggris, yang mungkin mengurangi dampaknya di wilayah yang tidak berbahasa Inggris. Variasi budaya dan hukum di berbagai negara juga mempengaruhi penerimaan terhadap tema-tema yang diangkat, terutama di wilayah-wilayah dengan pandangan berbeda mengenai hak-hak LGBTQ+ dan kesetaraan gender. Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Taylor Swift muncul sebagai tokoh budaya penting yang memadukan kesuksesan komersial dengan advokasi. Penggunaan strategisnya atas perlawanan diam-diam dan aktivisme terbuka memajukan wacana inklusivitas dalam musik pop arus utama. Dengan menyapa komunitas-komunitas yang terpinggirkan sambil mempertahankan daya tariknya yang luas, Swift memainkan peran penting dalam membentuk budaya populer modern dan mendorong kemajuan sosial melalui karya seninya.

This study explores the evolving narrative in Taylor Swift’s music, focusing on gender equality and LGBTQ+ advocacy. Using Critical Discourse Analysis (CDA), it examines how Swift’s lyrics challenge patriarchal and heteronormative norms, particularly in songs like You Need to Calm Down. The research traces her transition from subtle queer coding in tracks like Welcome to New York to more explicit activism in recent works. Findings highlight how Swift’s music fosters global conversations about inclusivity and gender equality. However, the study acknowledges limitations, such as her predominantly English lyrics, which may lessen the impact in non-English-speaking regions. Cultural and legal variations across countries also affect the reception of her themes, especially in areas with differing views on LGBTQ+ rights and gender equality. Despite these challenges, Taylor Swift emerges as a pivotal cultural figure blending commercial success with advocacy. Her strategic use of both quiet resistance and overt activism advances discourse on inclusivity in mainstream pop music. By addressing marginalized communities while maintaining widespread appeal, Swift plays a significant role in shaping modern popular culture and promoting social progress through her art.

Kata Kunci : advocacy, gender politics, lgbtq+, Taylor Swift

  1. S1-2025-477488-abstract.pdf  
  2. S1-2025-477488-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-477488-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-477488-title.pdf