Peran Cekaman Salinitas Dalam Biosintesis Wax Ester Dan Induksi Sistem Pertahanan Metabolik, Molekuler serta Fisiologi pada Euglena sp.
Ria Amelia, Dr. Eko Agus Suyono, S. Si., M. App. Sc.; Prof. Dr. Arief Budiman, MS., D. Eng.; Prof. Dr. rer. nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si., M.Si.
2025 | Disertasi | S3 Biologi
Kebutuhan akan energi pada industri penerbangan semakin meningkat setiap tahunnya, sedangkan sumber daya fosil jumlahnya semakin terbatas. Guna mengatasi masalah ini mikroalga yang dikenal sebagai penghasil bahan bakar ramah lingkungan direkomendasikan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Euglena sp. adalah salah satu kandidat yang unggul karena kemampuannya mensintesis wax ester yang berfungsi sebagai prekursor pada produksi bio jetfuel. Pada kultivasi Euglena sp. masalah kultivasi yang sering ditemui adalah produktivitas yang rendah. Masalah ini dapat diatasi dengan cara pemberian cekaman berupa salinitas. Garam NaCl dan KCl adalah jenis garam yang digunakan dalam penelitian ini. Strain Euglena sp., yang diisolasi dari Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah, Indonesia, berperan sebagai mikroalga yang digunakan dalam penelitian ini. Pemanfaatan strain lokal akan memaksimalkan prospektif penggunaan strain lokal yang dapat diproduksi sebagai sumber bio jetfuel di masa depan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh variasi salinitas terhadap pertumbuhan Euglena sp., meningkatkan produksi biomassa, kandungan metabolit, paramilon dan wax ester pada Euglena sp. Setelah pemberian cekaman salinitas, ekspresi gen diuji menggunakan q-PCR dan reaksi fisiologis juga diuji melalui pembentukan stress biomarker. Pertumbuhan Euglena, kandungan metabolit, paramilon dan stress biomarker diukur menggunakan spektrofotometer, sedangkan kandungan wax ester dianalisis menggunakan GC-MS. Saat salinitas meningkat, Euglena sp. menunjukkan penurunan secara signifikan dalam laju pertumbuhan dan pigmen fotosintesis. Pada medium KCl 100 mM, kandungan tertinggi terdapat pada biomassa, protein dan karbohidrat masing-masing sebesar 0,586 ± 0,096 mg/mL; 0,050 ± 0,00017 ug/mL dan 968,091 ± 81,197 mg/mL. Konsentrasi lipid tertinggi dengan nilai 0,42 ± 0,060 mg/mL ditemukan pada perlakuan NaCl 200 mM. Pada sel yang diberi cekaman salinitas, dapat dilihat peningkatan signifikan pada jumlah wax ester dan kandungan paramilon. Jumlah paramilon dan wax ester meningkat masing-masing sebesar 2,9 dan 2,8 kali lipat setelah perlakuan dengan NaCl 200 mM. Hasil analisis ekspresi gen menggunakan qRT-PCR menunjukkan bahwa gen EgWSD2 berperan lebih dominan dibandingkan gen EgWSD5 pada produksi wax ester dari Euglena sp. Setelah pemberian cekaman salinitas, mikroalga menunjukkan tingkat aktivitas SOD, CAT, APX, POD, H2O2, MDA dan prolin yang jauh lebih tinggi ketika terkena cekaman NaCl dan KCl. Hal ini menunjukkan bahwa Euglena sp. merupakan spesies toleran yang mampu menahan stres oksidatif yang disebabkan oleh konsentrasi garam yang tinggi. Stres salinitas menyebabkan perubahan respon fisiologis, molekuler dan metabolik pada Euglena sp.