PENGARUH TINGKAT KESADARAN PETERNAK TENTANG BIOSEKURITI TERHADAP PENERAPANNYA PADA PETERNAKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN NGAGLIK, SLEMAN

GIOVANDI SECHEN, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.

2025 | Skripsi | ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Pada tahun 2022, industri dan peternakan sapi potong terserang wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD). Dengan adanya kedua wabah tersebut semakin menekankan pentingnya penerapan biosekuriti pada suatu peternakan. Penerapan biosekuriti didasari oleh kesadaran peternak tentang biosekuriti terlebih dahulu. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi tingkat kesadaran peternak tentang biosekuriti, tingkat penerapannya, serta menganalisis pengaruh tingkat kesadan peternak tentang biosekuriti terhadap penerapannya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2024. Penelitian dilakukan dengan metode survei melalui wawancara secara langung dengan alat bantu kuesioner. Responden dalam penelitian ini merupakan peternak sapi potong yang menjadi ketua kelompok ternak pada kelompok ternak sapi potong di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman yang berjumlah 36 orang dari total populasi sebanyak 54 orang. Data yang diambil lalu dianalisis dengan menggunakan skala Likert, skala Guttman, dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesadaran biosekuriti pada peternak berada pada kategori baik. Tingkat penerapan biosekuriti oleh peternak berada pada kategori cukup. Terdapat pengaruh positif antara tingkat kesadaran peternak tentang biosekuriti terhadap penerapannya pada peternakan sapi potong (P?0,05). Tingkat kesadaran peternak tentang biosekuriti memberikan pengaruh sebesar 48,5% terhadap penerapannya, sementara 51,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Tingkat kesadaran biosekuriti yang semakin tinggi akan meningkatkan tingkat penerapan biosekuriti oleh peternak.

In 2022, the beef cattle industry and farms were hit by outbreaks of Foot and Mouth Disease (FMD) and Lumpy Skin Disease (LSD). The existence of these two outbreaks further emphasizes the importance of biosecurity implementation. The implementation of biosecurity is foremost based on farmers' awareness of biosecurity. The aim of this research is to identify the level of biosecurity awareness of farmers, the level of its implementation, and analyze the influence of the level of  biosecurity awareness of farmers towards its implementation. This research was carried out from March to April 2024. The research was conducted using survey method through interviews with questionnaires. Respondents in this study were 36 beef cattle farmers from a total population of 54 farmers who are the head of a local beef cattle group in Ngaglik District, Sleman Regency. The data were then analyzed using the Likert scale, the Guttman scale, and logistic regression analysis. The results of the study show that the level of biosecurity awareness in farmers is in the good category. The level of biosecurity implementation by farmers is in the sufficient category. There is a positive influence between the level of biosecurity awareness of farmers towards its implementation (P? 0,05). The level of biosecurity awareness of farmers has an influence of 48,5% towards its implementation, while the other 51,5% was influenced by other variables that were not included in this study. The higher level of biosecurity awareness will increase the level of biosecurity implementation by farmers.

Kata Kunci : biosekuriti, kesadaran biosekuriti, peternak sapi potong