Mitigasi Serangan Kumbang Moncong Rhynchophorus spp. (Coleoptera: Dryophthoridae) Pada Perkebunan Sawit Di Kerincikanan, Siak, Riau
R. Hanindyo Adi Prabowo, Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto, S.U.; Sukirno, S.Si., M.Sc., Ph.D.; Dr. Sudaryatno, M.Si.
2025 | Disertasi | S3 Biologi
Kumbang moncong Rhynchophorus spp. (Coleoptera: Dryophthoridae) merupakan salah satu yang menyerang tanaman palem-paleman Famili Arecaceae. Di Indonesia Rhynchophorus spp. dilaporkan menjadi hama masif pada tanaman kelapa dan sagu serta menjadi hama potensial pada tanaman kelapa sawit. Serangan kumbang moncong Rhynchophorus spp. di perkebunan kelapa sawit dilaporkan pertama kali pada tahun 2018 di wilayah Kalimantan Tengah dan Papua, sedangkan wilayah Sumatera belum ada laporan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan mitigasi serangan kumbang moncong Rhynchophorus spp. yang meliputi mempelajari gejala-gejala pada tanaman kelapa sawit yang diserang Rhynchophorus spp., survei jumlah tanaman sawit yang bergejala dan terinfestasi kumbang moncong Rhynchophorus spp., identifikasi (morfologis dan molekuler) dan studi polimorfisme Rhynchophorus spp. yang tertangkap, aplikasi sistem informasi geografis untuk menganalisis distribusi dan kemelimpahan secara spasial Rhynchophorus spp. yang tertangkap dan interaksinya dengan kumbang badak Oryctes rhinoceros, serta skrining entomopatogen yang berpotensi sebagai agensia hayati Rhynchophorus spp. di perkebunan kelapa sawit di wilayah Kerincikanan, Siak, Riau. Penelitian dilakukan di Perkebunan Rakyat yang meliputi perkebunan sawit di wilayah Kampung Simpang Perak (SP7), Kampung Gabung Makmur (SP8), Kampung Jati Mulya (SP9), Kampung Buatan Baru (SP10) dan Seminai, dengan luas area ± 12.862,28 hektar. Penelitian ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama terdiri dari mempelajari gejala-gejala pada tanaman sawit dan survei jumlah tanaman sawit yang bergejala dan terinfestasi kumbang moncong Rhynchophorus spp. Tahap kedua terdiri dari pengujian identifikasi (morfologi dan molekular), studi polimorfisme warna, analisis distribusi dan kemelimpahan secara spasial Rhynchophorus spp beserta interaksinya dengan kumbang badak Oryctes rhinoceros menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG), dan skrining entomopatogen yang berpotensi sebagai agensia hayati dilakukan di laboratorium Entomologi dan Falitma Fakultas Biologi UGM. Laporan mitigasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman sawit yang terinfestasi Rhynchophorus spp. dapat diamati secara visual berupa gejala dengan kondisi kondisi tajuk daun seperti roboh, batang tidak ada luka dan infeksi jamur, pucuk daun muda masih berdiri, dan sebagian daun masih berwarna hijau dan sebagian cokelat kering. Hasil identifikasi, baik secara morfologi dan molekular menggunakan gen COI dan CyB, kumbang moncong Rhynchophorus spp. yang tertangkap di wilayah Kerincikanan, Siak, Riau berjenis R. vulneratus. Studi polimorfisme menunjukkan bahwa R. vulneratus yang tertangkap memiliki dua tipe, yaitu red stirpe (144 individu) dan intermediate (6 individu). Jumlah betina (104 individu) yang tertangkap lebih banyak dibandingkan jumlah jantan (46 individu) dengan perbandingan seks rasio = 1: 1,5 (31%: 69%). Distribusi spasial R. vulneratus banyak ditemukan di tanaman sawit berumur lebih dari 25 tahun. Distribusi spasial O. rhinoceros menunjukkan bahwa serangan paling parah berada di wilayah tanaman replanting (usia 3-7 tahun). Berdasarkan hasil nanopore sequencing jamur yang menginfeksi R. vulneratus dari Riau, Trichoderma longipile merupakan salah jamur yang berpotensi sebagai EPF. Sedangkan hasil nanopore sequencing jamur yang menginfeksi R. vulneratus dari Yogyakrata, Penicillium citrinum salah satu jamur yang dapat berperan sebagai EPF.
Kata kunci: mitigasi, Rhynchophorus spp.,
Riau, sawit
Palm weevil Rhynchophorus spp. (Coleoptera: Dryophthoridae) is one of the most common palm pests in the Family of Arecaceae. In Indonesia, Rhynchophorus spp. is reported to be a massive pest of coconut and sago palms and a potential pest of oil palm. Rhynchophorus spp. attacks in oil palm plantations were first reported in 2018 in the Central Kalimantan and Papua regions, while the Sumatra region has not yet been reported. This research aimed to mitigate the attack of Rhynchophorus spp. includes studying the symptoms of oil palm plants attacked by Rhynchophorus spp., surveying the number of oil palm plants that are symptomatic and infested with Rhynchophorus spp., identification (morphological and molecular) and polymorphism studies of captured Rhynchophorus spp., application of geographic information systems to analyze the spatial distribution and abundance of captured Rhynchophorus spp. and their interaction with the rhinoceros beetle Oryctes rhinoceros, and screening of entomopathogens with potential as biological agents for Rhynchophorus spp. in oil palm plantations in Kerincikanan, Siak, Riau. The research was conducted in smallholder plantations covering oil palm plantations in the areas of Simpang Perak Village (SP7), Gabung Makmur Village (SP8), Jati Mulya Village (SP9), Buatan Baru Village (SP10) and Seminai (Figure 18), with an area of ± 12,862.28 hectares. This research was conducted in two stages. The first stage consisted of studying the symptoms of oil palm plants and surveying the number of symptomatic and infested oil palm plants of Rhynchophorus spp. The second stage consisted of identification testing for both morphological and molecular, color polymorphism studies, spatial distribution and abundance analysis of Rhynchophorus spp and its interaction with the rhinoceros beetle Oryctes rhinoceros using Geographic Information System (SIG), and screening of entomopathogens with potential as biological agents carried out at the Entomology and Falitma laboratory, Faculty of Biology UGM. The mitigation report in this study showed that oil palms were infested with Rhynchophorus spp. could be observed visually in symptoms with conditions such as leaf crown collapse, stems without wounds and fungal infections, young leaf shoots still standing, and some leaves still green and some are dry brown. Identification results, both morphologically and molecularly using COI and CyB genes, Rhynchophorus spp. snout beetles caught in the Kerincikanan area, Siak, Riau was R. vulneratus with red stripe and intermediate. Polymorphism studies showed that R. vulneratus caught had two types, red stripe (144 individuals) and intermediate (6 individuals). More females (104 individuals) were caught than males (46 individuals) with a sex ratio = 1:1.5 (31%: 69%). The spatial distribution of R. vulneratus was mostly found in oil palms over 25 years old. The spatial distribution of O. rhinoceros showed that the most severe infestation was in the replanting area (3-7 years old). Based on the nanopore sequencing of fungi infecting R. vulneratus from Riau and Yogyakarta, Trichoderma longipile and Penicillium citrinum were fungi with the potential as EPF, respectively.
Keywords:
mitigation, Rhynchophorus spp., Riau, oil palm
Kata Kunci : mitigasi, Rhynchophorus spp., Riau, sawit/mitigation, Rhynchophorus spp., Riau, oil palm