Efektivitas Ekstrak Daun Mimba Azadirachta indica A. Juss, 1830 dalam Mengurangi Efek Hemoragik dan Patologis Bisa Ular Trimeresurus insularis Kramer, 1977
Adelia Adriani, Dr. Fajar Sofyantoro, S.Si., M.Sc.
2025 | Skripsi | BIOLOGI
Keracunan bisa ular merupakan penyakit yang sering
diabaikan di wilayah tropis yang umum terjadi di Indonesia. Gigitan ular dapat
menyebabkan kematian dan solusi dari permasalahn ini adalah antibisa. Akan
tetapi, antibisa yang umum dipakai saat ini memiliki efek samping tinggi
dikarenakan ketidakmurniannya. Maka dari itu, solusi yang ditawarkan adalah
pengobatan herbal. Mimba atau Azadirachta indica A. Juss memiliki level
komponen antioksidan yang tinggi dimana memiliki potensial yang tinggi sebagai
antibisa. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan potensial ekstrak daun mimba
sebagai antibisa terhadap bisa Trimeresurus insularis Kramer, 1977. Penelitian ini
dilaksanakan di Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Eksplorasi potensial
dilakukan dengan penetuan dosis minimum hemoragi dan eksaminasi hemoragi serta
efek patologis. Berdasarkan hasil yang diperoleh, ditemukan bahwa kombinasi leaf
extract dan venom (LEV) dengan konsentrasi tertinggi menimbulkan
efek proteksi terhadap bisa T. insularis dengan menurunkan hemoragi
makroskopis dan. Akan tetapi, LEV konsentrasi tinggi mendukung infiltrasi
inflamasi dan degradasi kolagen oleh bisa ular. Oleh karena itu, konsentrasi
efektif ekstrak daun mimba dalam mengurangi hemoragi bisa T. insularis
adalah diatas dari 100 MHD.
Snake envenomation is one of the neglected tropical diseases that can be find easily in Indonesia. Snakebite injury causes lethal consequences and the solution to this problem is antivenom. However, the main antivenom mostly has substantial risk of side effects due to impurities that possessed. Therefore, the solution that can be offer is herbal remedies, such as neem plant extract. Neem or Azadirachta indica A. Juss, 1830 extract has prominent levels of antioxidant which has the potential to be an alternative antidote for venom toxin. This research aims for a discovery of the potential of neem extract as antivenom towards hemotoxin Trimeresurus insularis Kramer, 1977. This research taken a place at Faculty of Biology, Universitas Gadjah Mada. Potential exploration is done by MHD determination, hemorrhagic examination, and pathological examination. Based on the results that are obtained, it is found that leaf extract and venom combination (LEV) with the highest concentration generate a protective activity against T. insularis venom by reducing macroscopic and microscopic hemorrhagic activity. However, LEV with high concentration promotes inflammatory infiltration and collagen degradation which is caused by snake venom. Therefore, the effective concentration of neem leave extract in reducing hemorrhage caused by T. insularis venom is higher than 100 MHD.
Kata Kunci : Azadirachta indica A. Juss, hemotoksin, ekstrak daun mimba, keracunan bisa ular, luka gigitan ular, Trimeresurus insularis