Kajian sumber kemasinan airtanah di kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan pendekatan hidrokimia dan isotop lingkungan
Tejo Wahyu Jatmiko, Drs. Suratman
1990 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANDaerah penelitian terletak di dataran aluvial pan¬tai utara Jawa, yang secara administratif termasuk Kabupa¬ten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Permasalahan utama pada airtanah di daerah ini adalah agihan kemasinannya, yang meliputi sebagian besar daerah penelitian pada berbagai kedalaman. Penelitian ini bertujuan mencari sumber dan proses kemasinan dalam airtanah khususnya dan agihan kemasinan pada umumnya, dengan tindak lanjut mencari pilihan untuk pemakaian airtanah di daerah penelitian. Pendekatan pene¬litian dilakukan dengan analisa kimia dan isotop Deterium dan Oksigen-18. Data primer yang dikumpulkan meliputi kedalaman su¬mur, daya hantar listrik airtanah, kandungan kimia dan isotop dalam airtanah, serta litologi sumur bor yang ada. Sebagai data pembantu adalah data klimatologi, data kondi¬si geologi dan hidrogeologi, data penduduk, data tata guna lahan dan tataguna air. Dalam survei untuk mendapatkan data fisik airtanah, didapatkan data sumur sejumlah 1.126 yang kemudian setelah dipetakan dan dianalisa awal, diambil secara acak 73 per¬contoh untuk dianalisa kandungan kimianya. Diantara percontoh tersebut diambil 23 untuk dianalisa kandungan Deuterium dan Oksigen-18 nya. Kandungan kimia yang diana¬lis adal?kh kation dan wlion utama, yang meliputi Na+ ,K+, Ca+2, mg+2, Hc03-, SO4-2 dan C1-. Mintakat akifer di daerah penelitian di dekati de¬ngan analisa statistik pada kedalaman sumur hasil survei. Analisa statistik yang dipakai berdasarkan Agihan Normal, yang dijabarkan dengan analisa histogram kedalaman sumur dan pengeplotan pada kurva probabilitas kumulatif. Mintakat yang dihasilkan kemudian diuji ulang dengan data sumur bor. Sebagai hasilnya diperoleh 4 penampang minta¬kat akifer. Kandungan kimia airtanah yang didapat kemudian di¬klasifikasikan berdasarkan Stuyfzand. Data kandungan iso¬top diolah dengan metode grafis. Hasil analisa isotop dan kimia kemudian diolah bersama-sama dalam penampang geohi¬drologi. Berdasarkan data dan analisa diambil kesimpulan utama bahwa sumber kemasinan airtanah di daerah penelitian berasal dari pelarutan garam-garam air laut yang tersekap dalam mineral batuan penyusun akifer. Kedua agihan kema¬sinan terkait dengan keberadaan material akifer yang ber¬asal dari laut. Ketiga dengan memperhatikan keterbatasan masih memungkinkan tersedianya airtanah di daerah peneli¬tian untuk keperluan air minum dan industri.
-
Kata Kunci : Kemasinan Airtanah,Hidrokimia, Isotop lingkungan,Bekasi,Jawa Barat