Perhitungan Pergeseran Permukaan Pasca Gempa Bumi Yogyakarta 27 Mei 2006 Di Sepanjang Sesar Opak Menggunakan Data SAR ALOS-1
Wildan Choirul Huda, Hidayat Panuntun, S.T., M.Eng,, D.Sc.
2025 | Tugas Akhir | D4 TEKNOLOGI SURVEI DAN PEMETAAN DASAR
Gempa Bumi Yogyakarta 2006 dengan lokasi episenter berada di lintasan Sesar Opak menjadi salah satu fenomena gempa bumi yang menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa bagi masyarakat Yogyakarta. Aktivitas kegempaan di sekitar lintasan sesar diperkirakan dapat mengalami satu siklus gempa lengkap hingga terjadi pelepasan ulang berikutnya. Kemampuan untuk mempersiapkan diri menghadapi gempa bumi pada fase pelepasan ulang sangatlah penting. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan pemantauan aktivitas sesar melalui pemantauan pergeseran permukaan tanah. Akumulasi nilai pergeseran tanah yang dimulai tepat sejak terjadinya gempa (posesimik) secara kontinu dapat digunakan untuk menjadi petunjuk dalam memprediksi kemungkinan/probabilitas gempa terulang lagi pada siklus berikutnya. Tren yang dihasilkan dari perhitungan nilai pergeseran permukaan dapat digunakan untuk menentukan karakterisasi pergerakan sesar. Nilai pergeseran permukaan tanah dapat dikalkulasikan dengan metode DInSAR, kemudian dianalisis dengan teknik Small Baseline Subset (SBAS). Oleh karena itu, dalam proyek akhir ini dilakukan perhitungan pergeseran LoS permukaan tanah di sepanjang Sesar Opak pasca Gempa Bumi Yogyakarta 2006 menggunakan metode SAR.
Dalam proyek akhir ini digunakan data citra SAR ALOS-1 polarisasi tunggal horizontal – horizontal (HH) dengan orbit descending yang direkam tahun 2006 – 2008 dan orbit ascending tahun 2006 – 2010 di sepanjang lintasan Sesar Opak. Pengolahan citra SAR memanfaatkan time-series citra SAR dengan metode DInSAR, kemudian dianalisis menggunakan teknik Small Baseline Subset (SBAS). Hasil akhir pengolahan berupa nilai cumulative LoS displacement time-series, trend LoS displacement timeseries, dan mean LoS velocity displacement yang diwakili oleh 14 titik sampel yang tersebar di sisi kanan dan kiri lintasan Sesar Opak. Akumulasi nilai pergeseran permukaan tanah dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai cumulative LoS displacement.
Hasil proyek akhir menunjukkan adanya pola kenaikan permukaan tanah atau uplift di sekitar Sesar Opak yang ditandai dengan grafik tren nilai pergeseran LoS kumulatif dari 14 titik sampel yang cenderung naik secara linier. Ditemukan pola pergeseran yang terdeteksi secara signifikan di wilayah Prambanan, berdasarkan arah orbit kedua citra, mengindikasikan tanah bergerak ke timur. Sementara itu, kecepatan rata-rata displacement per tahun pada citra descending sebesar 9 mm hingga 22 mm dan pada pengamatan citra ascending berkisar 5 mm hingga 54 m. Adanya variasi kecepatan pergeseran muka tanah menunjukkan bahwa sistem sesar Opak merupakan sistem sesar aktif.
Kata kunci: pergeseran, Small Baseline Subset (SBAS), SAR, Sesar Opak.
The 2006 Yogyakarta Earthquake with the
epicenter located on the Opak Fault path became one of the earthquake phenomena
that caused severe damage and casualties to the people of Yogyakarta. The
seismic activity around the fault line is expected to experience one complete
earthquake cycle until the next re-release occurs. The ability to prepare for
earthquakes in the re-release phase is very important. One of the efforts that
can be made is by monitoring fault activity through monitoring ground displacements.
The accumulation of ground displacement values that starts right after the
earthquake (posesimic) continuously can be used as a clue in predicting the
likelihood/probability of the earthquake recurring in the next cycle. Trends
resulting from the calculation of ground displacement values can be used to
characterize fault movement. The ground displacement value can be calculated
using the DInSAR method, then analyzed using the Small Baseline Subset (SBAS)
technique. Therefore, in this Final Project, the LoS displacement of the ground
surface along the Opak Fault after the 2006 Yogyakarta Earthquake was
calculated using the SAR method.
In this study, ALOS-1 single polarization
horizontal - horizontal (HH) SAR image data with descending orbit recorded in
2006 - 2008 and ascending orbit in 2006 - 2010 along the Opak Fault were used.
SAR image processing utilizes time-series SAR images with the DInSAR method,
then analyzed using the Small Baseline Subset (SBAS) technique. The final
results are cumulative LoS displacement time-series, trend LoS displacement
time-series, and mean LoS velocity displacement values represented by 14 sample
points scattered on the right and left sides of the Opak Fault. The
accumulation of ground surface displacement values can be done by summing up
the cumulative LoS displacement values.
The results of the final project show a
pattern of uplift around the Opak Fault characterized by a trend graph of
cumulative LoS dsiplacement values from 14 sample points that tend to increase
linearly. A significant displacement pattern was detected in the Prambanan
area, based on the orbital direction of both images, indicating that the land
is moving eastward. Meanwhile, the average speed of displacement per year in
the descending image is 9 mm to 22 mm and in the ascending image observations
range from 5 mm to 54 m. The variation in ground displacement velocity
indicates that the Opak fault system is an active fault system.
Keywords: displacement, Small Baseline
Subset (SBAS), SAR, Opak Fault.
Kata Kunci : pergeseran, Small Baseline Subset (SBAS), SAR, Sesar Opak.