Laporkan Masalah

Collaborative Governance dalam Pengembangan Kampung Wisata Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta

Muhammad Rais Fathurrahman, Dr. Suripto, A.Md., S.I.P., MPA.

2024 | Skripsi | ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penting yang dapat menopang perekonomian melalui kontribusi langsung terhadap PDB total Indonesia. Adanya kegiatan pariwisata memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat di sekitar kawasan wisata. Salah satu kegiatan wisata tersebut adalah desa/kampung wisata yang ada di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Kampung Wisata Cokrodiningratan adalah salah satu kampung wisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki perkembangan cukup pesat dibuktikan dengan pencapaian yang sudah diraih, salah satunya masuk 100 besar ADWI tingkat nasional 2024. Meskipun begitu, proses collaborative governance yang dilakukan antar aktor pemerintah, swasta, masyarakat, dan aktor lainnya belum terlihat sehingga perlu dikaji lebih dalam bagaimana proses tersebut berjalan beserta faktor pendorong dan penghambatnya. Untuk mengungkap permasalahan tersebut, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang menggunakan cara observasi, wawancara, dan studi dokumen untuk pengumpulan data. Data utama penelitian ini adalah hasil wawancara dengan 4 narasumber kemudian didukung dengan hasil observasi lapangan berserta dokumen yang relevan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa collaborative governance sudah berjalan dengan baik memenuhi unsur-unsur di dalam model kolaboratif milik Ansell & Gash (2008). Keberhasilan ini didorong oleh beberapa faktor diantaranya partisipasi aktif, nilai kebersamaan, ketekunan, konsekuen, dan sosok pemimpin yang berhasil menjadi fasilitator yang baik. Sementara itu, faktor penghambat yang dialami adalah latar belakang sosial ekonomi masyarakat dan kekurangan akses informasi. Secara umum, collaborative governance di Kampung Wisata Cokrodiningratan telah berjalan yang dibuktikan dengan adanya keterlibatan dari stakeholder/multistakeholder seperti Dinas Pariwisata Kota, Kelurahan, Kemenparekraf, masyarakat lokal, pengurus kampung wisata, pemilik penginapan, lembaga pendidikan, dan partai politik.

The tourism sector is one of the important sectors that can support the economy through direct contribution to the total GDP of Indonesia. The existence of tourism activities has a positive impact on the economy of the community around the tourist area. One of these tourism activities is a tourist village that exists in almost all provinces in Indonesia. Cokrodiningratan Tourism Village is one of the tourism villages in the special region of Yogyakarta Province that has developed quite rapidly as evidenced by the achievements that have been achieved, one of which is entering the top 100 ADWI national level 2024. Nevertheless, the collaborative governance process between government actors, the private sector, the community, and other actors has not been seen, so it is necessary to study more deeply how the process runs along with its driving and inhibiting factors. In order to reveal these problems, the research method used is a descriptive qualitative method that uses observation, interviews, and document studies for data collection. The main data of this research are the results of interviews with 4 resource persons and then supported by the results of field observations and relevant documents. The results of this study show that the collaborative governance is working well and fulfills the elements of Ansell & Gash's (2008) collaborative model. This success is driven by several factors, including active participation, the value of togetherness, persistence, and collaboration.

Kata Kunci : Collaborative Governance, Kampung Wisata, Multistakeholder

  1. S1-2024-446135-abstract.pdf  
  2. S1-2024-446135-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-446135-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-446135-title.pdf