Laporkan Masalah

Analisis Faktor Yang Memengaruhi Deklarasi ODF di Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah

MEGA MAULIDA, Dr. Dra. Reyna Siwi Padmawati, MA

2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) merupakan pendekatan dalam pembangunan sanitasi di Indonesia dengan pemberdayaan masyarakat yang mengacu pada perubahan perilaku dengan pemicuan. STBM sangat berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang tertuang dalam salah satu indikator tatanan PHBS pada rumah tangga, salah satunya penggunaan jamban sehat yang merupakan infrastruktur sanitasi penting dalam upaya penanggulangan penyakit menular. Berdasarkan laporan tahunan WHO, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki persentase nilai populasi yang belum mencapai target 100% melakukan open defecation free yakni 94% secara keseluruhan, 97% di daerah perkotaan, dan 88,5% di perdesaan. Riskesdas tahun 2018 menunjukkan nilai persentase penggunaan jamban pada rumah tangga juga belum mencapai 100%, yakni 88,2% secara nasional, 80% pada Provinsi Lampung, dan pada Kabupaten Lampung Tengah sebesar 90%. Tujuan: Menggali faktor-faktor yang memengaruhi tercapainya STBM pilar 1 yaitu stop buang air besar sembarangan di desa yang telah dinyatakan ODF dan desa yang belum ODF di Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah. Metode: Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan desain multiple case study. Responden merupakan warga Desa Wayakrui dan Desa Kalirejo, tokoh masyarakat, dan petugas Puskesmas Kalirejo. Metode pengambilan sampel partisipan dengan teknik purposive sampling. Hasil: Desa Kalirejo memiliki program pemicuan STBM pilar 1 yang dilakukan oleh petugas kesehatan melalui petugas puskesmas bersama dengan aparat desa. Tindak lanjut dari pemicuan tersebut adalah masyarakat difasilitasi dengan peminjaman latrine kit untuk membangun jamban sehat secara mandiri oleh warga dan kelompok masyarakat. Desa Kalirejo telah melakukan deklarasi ODF karena pengaruh faktor pendidikan dan ekonomi, peran pemerintah melalui puskemas. Ketidakmampuan Desa Wayakrui melakukan Deklarasi ODF dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya: ekonomi, pendanaan, kepemilikan tanki septik, dan tradisi yang ada. Kesimpulan: Kesenjangan yang dimiliki oleh Desa Wayakrui dan Kalirejo adalah pada tradisi, kepemilikan jamban sehat, tanki septik, dan peran petugas kesehatan dalam melakukan pendampingan pada program STBM pilar 1. Kata kunci: BABS, PHBS, ODF, STBM pilar 1, faktor perilaku

Background: Community-based total sanitation (STBM) is an approach to sanitation development in Indonesia with community empowerment that refers to behavior change with triggers. STBM is closely related to clean and healthy living behavior (PHBS) which is stated in one of the PHBS order indicators in households, which one of it is the use of healthy latrines which is an important sanitation infrastructure in efforts to control infectious diseases. Based on WHO's annual report, Indonesia is one of the countries that has a population percentage that has not reached the target of 100% open defecation free, namely 94% overall, 97% in urban areas, and 88.5% in rural areas. The 2018 Riskesdas shows that the percentage value of latrine use in households has not yet reached 100%, namely 88.2% nationally, 80% in Lampung Province, and in Central Lampung Regency, namely 90%. Objective: To explore the factors that influence the achievement of pillar 1 STBM to stop open defecation in villages that have been declared ODF and villages that have not been ODF in Kalirejo Subdistrict, Central Lampung. Method: The method used wass qualitative with a multiple case study design. Respondents were residents of Wayakrui Village and Kalirejo Village, community leaders, and Kalirejo health center officers. The participant sampling method was purposive sampling technique. Results: Kalirejo Village had a pillar 1 STBM triggering program which was carried out by health officers through community health center officers together with village officials. The follow-up to this trigger was then facilitated by borrowing latrine kits to build healthy latrines independently by residents and community groups. Kalirejo Village had declared ODF due to the influence of educational and economic factors, the role of the government through community health centers. Wayakrui Village's inability to carried out an ODF declaration was influenced by various factors including economics, funding, septic tank ownership, and existing traditions. Conclusion: The gaps between Wayakrui and Kalirejo villages were in tradition, ownership of healthy latrines, septic tanks, and the role of health workers in providing assistance to the pillar 1 STBM program. 

Kata Kunci : defecation, PHBS, ODF, pillar 1 STBM, behavioral factors

  1. S2-2024-466148-abstract.pdf  
  2. S2-2024-466148-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-466148-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-466148-title.pdf