Laporkan Masalah

Keluarga Prasejahtera dan Kejadian Bayi Lahir Stunted di Kabupaten Sleman Berdasarkan HDSS Sleman Tahun 2018-2019: Studi Kohort

Fifit Khistiyarini, Dr. Siti Helmyati, DCN, M.Kes;Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH, Ph.D

2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang 

Kejadian stunted menjadi permasalahan yang sampai saat ini perlu segera diselesaikan, stunted pada anak berkontribusi menyebabkan kerugian negara dalam jumlah besar, karena negara harus menanggung biaya penyakit degeneratif sebagai akibat  dampak jangka panjang stunting. Status ekonomi keluarga  memiliki peran dalam status gizi bayi baru lahir. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui risiko kejadian bayi  lahir stunted pada keluarga prasejahtera.  

Metode  

Penelitian ini menggunakan data dari Health Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman tahun 2019, Metode yang digunakan adalah kohort. Data yang digunakan pada penelitian ini melalui tahapan cleaning data. Analisis yang dilakukan terdiri dari tiga hal, yaitu analisis deskriptif, bivariabel, dan multivariabel.  

Hasil  

Jumlah sampel yang digunakan adalah 168 sampel, Prevalensi stunted 28.6?n prevalensi keluarga prasejahtera, 31,5 %, berdasarkan hasil analisis menunjukkan bayi yang lahir dari keluarga prasejahtera berisiko 1.72 kali mengalami lahir stunted dibandingakan bayi yang terlahir dari keluarga sejahtera, berdasarkan hasil analisis multivariabel berat badan lahir bayi merupakan faktor  yang signifikan berpengaruh terhadap kejadian bayi lahir stunted.  

Kesimpulan  

Berdasarkan permodelan multivariabel, bayi yang lahir dari keluarga prasejahtera memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi stunted, namun hal ini tidak signifikan secara statistik. Pada model yang sama menunjukkan variabel lain yang meningkatkan risiko bayi lahir stunted adalah BBLR.


Background  

Stunting is a pressing issue that requires immediate attention. Stunted children can contribute to significant economic losses for the state, as the government must cover the healthcare costs associated with degenerative diseases arising from the long-term effects of stunting. Families' financial status plays a crucial role in determining the nutritional status of newborns. This study aims to evaluate the risk of stunting in babies born to underprivileged families.

Method  

This study utilizes data from the Health Demographic Surveillance System (HDSS) in Sleman from 2019. A cohort method was employed for the analysis, and the data underwent a thorough cleaning process before analysis. The analysis includes three components: descriptive analysis, bivariate analysis, and multivariable analysis.

Result  

A total of 168 samples were analyzed. The prevalence of stunted families was found to be 28.6%, while the prevalence of underprivileged families was 31.5%. The analysis indicated that babies born to underprivileged families are 1.72 times more likely to be stunted compared to those born to prosperous families. Additionally, the multivariable analysis identified infant birth weight as a significant factor influencing the incidence of stunted at birth.

Conclusion  

The multivariable modeling indicates that babies born to underprivileged families have a higher risk of being stunted, although this finding is not statistically significant. Furthermore, low birth weight (LBW) is another variable that increases the risk of stunting in newborns.


Kata Kunci : Bayi Lahir Stunted, Prasejahtera, Studi Kohort, HDSS Sleman

  1. S2-2024-470073-abstract.pdf  
  2. S2-2024-470073-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-470073-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-470073-title.pdf